Ibadah Online
Renungan Harian
-
Sementara mereka melemparinya Stefanus berdoa, katanya, “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku (Kisah Para Rasul 7:59)
Dalam Alkitab, Stefanus tercatat sebagai salah satu martir karena mempertahankan imannya kepada Yesus Kristus. Dia adalah salah satu dari tujuh diakon yang dipilih oleh komunitas gereja pertama untuk melayani dan membantu sesama. Namun, pemberitaaan Injil yang dilakukannya dengan penuh kuasa dan kebenaran menimbulkan kemarahan di antara para pemimpin agama Yahudi.
Stefanus adalah contoh teladan iman yang kuat dan tabah dalam menghadapi penganiayaan. Saat diadili oleh para pemimpin Yahudi, dia tidak mundur atau meninggalkan imannya. Sebaliknya, dia bersaksi dengan tegas tentang kebenaran Injil dan sejarah keselamatan. Saat ia dihukum mati dengan cara dilempari batu, Stefanus berdoa kepada Allah agar mengampuni para penganiayanya. Ini menunjukkan dalamnya kasih dan pengampunan yang dimiliki Stefanus, bahkan pada saat-saat terakhir hidupnya. Kesaksian dan kematiannya sebagai martir mengilhami banyak orang percaya lainnya untuk tetap teguh dalam iman mereka dan siap menghadapi segala bentuk penganiayaan.
Kisah Stefanus mengajarkan kita tentang pentingnya mempertahankan iman bahkan dalam situasi yang sulit dan berbahaya. Dia bahkan mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk tetap bersaksi tentang kasih Kristus yang mengampuni. Keteguhan dan kesetiaan Stefanus telah menjadi keteladanan iman bagi orang-orang percaya dalam menghadapi berbagai pergumulan agar tetap beriman teguh kepada Yesus Kristus. [Pdt. Daniel Kristanto Gunawan]
REFLEKSI:
Kesempatan baik apa yang dapat kita ambil saat mengalami kesempitan?Ayat Pendukung: 2 Raj. 22:1-10; Mzm. 132:1-12; Kis. 7:54-1:1a
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
Memberi bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan oleh setiap orang, apalagi memberi dalam keterbatasan atau kekurangan. Terkadang dalam kekurangan seorang merasa bahwa tidak ada hal yang dapat dibagikan.
Janda miskin di Sarfat adalah teladan iman dalam hal memberi dari keterbatasan atau kekurangan. Situasi kekeringan yang berdampak pada krisis pangan (makanan dan minuman) tidak menempa janda di Sarfat menjadi pribadi yang egois. Sebaliknya, kemurahan hati terhadap sesama dalam ketaatan mendengar suara Tuhan melalui sang Nabi, Elia. Spirit sang janda didasarkan pada kemurahan hati dan keyakinan pada Tuhan sumber kehidupan yang akan mencukupkan kebutuhan hidupnya. Begitu pula kisah janda di Bait Allah dengan ketulusan hati memberikan uang persembahan sebesar 2 peser/satu duit (peser adalah mata uang tembaga Yahudi yang terkecil). Yesus memperhatikan sang janda dan berkata kepada murid-murid-Nya bahwa janda itu memberikan semua yang ada padanya.
Kisah kedua janda miskin dalam Alkitab mengajarkan kita untuk melepaskan ketakutan tentang kekurangan dan mempercayai Allah sebagai sumber kehidupan. Memberi bukan ketika sudah memiliki banyak atau sedikit. Karena memberi bukan hanya masalah materi, namun juga waktu, tenaga dan bahkan seluruh hidup. Tuhan tidak melihat apa yang kita beri, tetapi Tuhan memperhatikan hati yang memberi. Karena sesungguhnya, setiap pemberian yang tulus, meskipun kecil, merupakan tindakan besar di mata Tuhan. (LS)
Antar Kita
-
WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
-
GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
Selasa, 12 Maret 2024Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di... -
Mata Air Kasih-Nya
Rabu, 21 Juni 2023Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...