Ibadah Online
Renungan Harian
-
Sekalipun Babel naik ke langit dan membuat ketinggian kubunya tak terhampiri, atas perintah-Ku para perusak akan datang kepadanya, demikianlah firman TUHAN. (Yeremia 51:53)
Seorang ayah menasihati anaknya agar tidak menjadi seperti kacang lupa kulitnya. Sang ayah berharap anaknya menyadari siapa dirinya, dari mana ia berasal, dan siapa saja yang berperan dalam tumbuh kembangnya. Namun, gemerlapnya kehidupan dapat menggoyahkan hati. Ketika ayahnya mengajarkan rasa cukup, lingkungan tempat anak itu bertumbuh justru menunjukkan sikap rakus. Akibatnya, kerendahan hati berubah menjadi kesombongan. Sang anak melupakan didikan baik orangtuanya dan menjadi lupa diri, merasa hebat karena kekuatannya sendiri.
Bacaan hari ini berbicara tentang janji Allah untuk membebaskan Israel dari Babel. Yeremia mengkritik Babel, yang pada masanya merupakan kekuatan politik dan militer besar yang disegani bangsa-bangsa sekitar. Kesombongan orang Babel tampak jelas, seperti digambarkan Yeremia: mereka membangun benteng tinggi yang tak terhampiri, seolah kekuatannya tidak terbatas. Namun, Yeremia mengingatkan bahwa Allah sanggup menghancurkan Babel yang sombong dan perkasa.
Jabatan dan kekayaan sering membuat orang lupa diri. Sikap ini mencerminkan mentalitas Babel: merasa diri lebih hebat dari orang lain dan mengabaikan peran orang lain. Tuhan tidak menyukai kesombongan. Dia sanggup merendahkan orang yang tinggi hati. Oleh karena itu, kita harus mawas diri, mengingat bahwa keberhasilan adalah hasil dukungan banyak orang, dan bahwa di atas segalanya ada Allah Yang Mahakuasa. [Pdt. Natanael Setiadi]
REFLEKSI:
Apa yang kerap membuat seseorang menjadi lupa diri dan merasa diri hebat seperti Babel?Ayat Pendukung: Yer. 51:47-58; Mzm. 66:1-9; 2 Kor. 8:1-7
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
Salah satu ekspresi dari hidup di dalam kemerdekaan adalah kebebasan untuk menjadi diri sendiri, sekalipun itu berarti berbeda dari banyak orang lain. Kita menyebutnya hidup yang autentik. Galatia 5 berbicara mengenai kemerdekaan Kristiani yang dianugerahkan Allah melalui Kristus dan yang mewujud ke dalam kehidupan yang dipenuhi oleh Roh Kudus. Kristus adalah sumber kemerdekaan kita. Hidup yang dimerdekakan oleh Kristus ternyata harus terpantul di dalam relasi dengan sesama yang ditandai oleh kasih # belas kasihan, kesabaran, dan dimensi-dimensi buah Roh lainnya.
Yesus Kristus sendiri memberi teladan apa artinya kemerdekaan yang menghargai perbedaan. Kisah Injil yang diambil dari Lukas 9:51-56 menceritakan penolakan yang dialami-Nya dari orang-orang Samaria. Mereka menolak Yesus begitu tahu bahwa Guru ini akan pergi ke Yerusalem. Kita tahu bahwa orang-orang Israel dan orang-orang Samaria bermusuhan karena perbedaan keyakinan iman. Penolakan ini membuat geram dua murid Yesus, yaitu Yohanes dan Yakobus. Mereka meminta izin kepada Yesus agar mereka boleh berdoa, memohon agar orang-orang Samaria dilumat oleh api dari langit. Tentu saja Yesus menolak. Bagi-Nya, perbedaan keyakinan harus dihargai. Beberapa orang mungkin akan menolak dan merendahkan kita karena perbedaan tersebut. Namun kita tak boleh membalasnya, sebab jika demikian kita tak ada ubahnya dengan mereka. Jika itu terjadi, kita tak lagi merdeka. Kita dikuasai oleh ketakutan, kebencian, dan bahkan oleh keyakinan ideologis kita sendiri.
Yesus memberi contoh untuk secara merdeka menerima perbedaan. Kini, saatnya bagi kita untuk belajar menghidupi kemerdekaan kita dengan menerima perbedaan dan berani hidup di dalam keyakinan kita, sekalipun itu berbeda dari kebanyakan orang lain. Tugas kita bukan untuk menolak perbedaan, melainkan untuk menampilkan iman yang autentik, yang mewujud di dalam kasih, penghargaan, dan keramahtahaman. Amin. (JA)
Antar Kita
-
WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
-
GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
Selasa, 12 Maret 2024Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di... -
Mata Air Kasih-Nya
Rabu, 21 Juni 2023Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...