Ibadah Online
Renungan Harian
-
Apakah Ia akan murka untuk selamanya atau menaruh dendam untuk seterusnya? … (Yeremia 3:5)
Seorang istri datang kepada seorang pendeta dan mengeluhkan suaminya yang berselingkuh dengan perempuan lain. Ia merasa sangat marah kepada suaminya karena sejak berpacaran ia telah banyak berkorban, bahkan ia bekerja keras untuk membantu membiayai perkuliahan suaminya sampai selesai. Setelah suaminya bekerja dan mendapat kedudukan yang baik, sang istri justru dikhianati begitu saja. Kemarahan sang istri begitu memuncak sehingga ia menaruh dendam, tidak mau memaafkan suaminya, dan memilih hidup bersama anaknya.
Yeremia menggambarkan Bangsa Yehuda seperti seorang istri yang meninggalkan suaminya, yaitu Allah, dan berzinah dengan banyak kekasih. Bangsa Yehuda memandang remeh dosanya ketika mereka berpaling dari TUHAN dan memilih menyembah dewa- dewa kafir. Bagaimana mungkin mengharapkan pengampunan dari TUHAN bila mereka mengkhianati Dia dengan sengaja? Namun kasih Allah luar biasa, Ia tidak mendendam, Ia memanggil umat untuk bertobat dan datang kepada-Nya. Pengampunan Allah terbuka bagi umat-Nya yang sungguh-sungguh mengakui dosanya, seberapa pun besar dosanya.
Berbeda dengan manusia, kasih dan pengampunan Allah sangatlah besar, bahkan di saat kita mengkhianati-Nya. Ia tetap mau menerima kita dan Ia tidak mendendam kepada kita. Namun, kita harus menghampiri hadirat-Nya dengan pertobatan penuh akan segala dosa dan kesalahan kita. Kita pun dipanggil untuk tidak mendendam dan mau memaafkan kesalahan orang lain. [Pdt. Melani Ajub Egne]
REFLEKSI:
Janganlah memandang enteng dosa, datanglah kepada Tuhan dengan pertobatan yang sungguh-sungguh.Ayat Pendukung: Yer. 3:1-5; Mzm. 36:5-10; Kis. 1:18-24
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
Sungguh sebuah pertukaran yang indah. Di dalam kisah pembaptisan Yesus ini, Yesus berpartisipasi ke dalam kemanusiaan yang bergumul dengan dosa. Caranya adalah dengan menyediakan diri menerima baptisan Yohanes Pembaptis. Ia tentu saja sebenarnya tak perlu dibaptis. Ia sama sekali tidak berdosa. Namun, Ia tetap melakukannya. Ayat 21 mengisyaratkan hal ini, “Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis.” Yesus ikut dibaptis bersama semua orang yang menerima baptisan pengampunan dosa, sekalipun Ia tidak berdosa.
Namun, yang terjadi selanjutnya sangat menarik. Segera setelah Ia dibaptis, langit terbuka dan Roh Kudus turun ke atas-Nya dan suara Sang Bapa terdengar, menyatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak yang dikasihi-Nya, “kepada-Mulah Aku berkenan.”
Di sini letak pertukaran indah itu terjadi. Yesus dibaptis sebagai partisipasi ke dalam kemanusiaan yang bergumul dengan dosa. Namun, kemudian, dengan dibaptis, kita pun sesungguhnya berpartisipasi ke dalam Kristus. Yohanes Calvin menyebutnya sebagai peristiwa dicangkokkan ke dalam Kristus, insitio in Christum. Hanya dengan dicangkokkan ke dalam Kristus, perkenanan Sang Bapa kepada Yesus dapat kita alami pula. Kita sebagai manusia berdosa dapat menerima perkenanan Allah karena kita berpartisipasi ke dalam kehidupan Kristus yang diperkenan oleh Allah. Dan itulah makna baptisan yang perlu kita pegang teguh. Selamat mengenang momen pembaptisan Anda masing-masing. Allah berkenan pada kita semua, berkat Kristus yang dibaptis bagi kita semua. Amin. (JA)
Antar Kita
-
WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
-
GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
Selasa, 12 Maret 2024Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di... -
Mata Air Kasih-Nya
Rabu, 21 Juni 2023Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...