Renungan Harian
-
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ‘Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekaii bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” (Mat. 19:23)
Forbes sebuah majalah bisnis Amerika, memiliki daftar orang- orang terkaya di dunia. Data tersebut mutakhir, bahkan karena sekarang sistem daring, maka data itu dimutakhirkan setiap harinya. Menjadi orang terkaya di dunia, mungkin menjadi dambaan juga bagi banyak orang. Dengan pemikiran bahwa memiliki banyak uang dapat melakukan apa saja yang diinginkan. Tentu saja, dalam kenyataan tidak demikian. Makin memiliki banyak, makin besar juga konsekuensi dan tanggung jawab yang harus dijalani.
Matius 19:23-30 merupakan kelanjutan percakapan dalam pasal 19:16-2, tentang pemuda kaya yang bertanya tentang hidup kekal kepada Tuhan Yesus. Di akhir percakapan, Tuhan Yesus memberikan cara untuk menjadi sempurna. Yaitu menjual semua miliknya dan hasilnya diberikan kepada orang miskin, supaya menjadi kaya di surga. Akan tetapi, “Lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Sementara, mereka yang bersedia akan “menerima kembali beratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal”.
Menjadi kaya bukanlah hal yang salah. Yang salah adalah ketika kita melekat pada kekayaan atau harta milik sehingga kita lupa pada hal yang penting dalam kehidupan ini, yaitu keselamatan diri kita. Dengan belajar melepaskan, maka kita akan menemukan hal yang lebih berharga dalam hidup kita. Hal-hal yang tidak diberikan oleh kekayaan sebesar apa pun. [Pdt. Novita]
REFLEKSI:
Jangan melekat kepada harta milik kita.Ayat Pendukung: Mzm. 145:1-8; Zef. 2:13-15; Mat. 19:23-30
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
“Mengampuni” adalah sebuah rangkaian huruf yg sering diucapkan dan sering kita dengar (khususnynya dalam komunitas gereja). Kata ini mengandung makna indah dan dalam, tetapi dalam kenyataannya acapkali tidak seindah yg kita ucapkan karena sulit sekali kita wujudkan ditengah kehidupan kita yg terbatas ini, apalagi ketika kita diminta untuk mengampuni ‘tanpa batas’ (ayat 22), orang selalu berucap, yg namanya sabar itu ada batasnya.
Lalu kalau demikian, apa makna perintah Yesus ini ?
Apakah ini perintah yg ‘impossible’ untuk dilakukan ?
Jawabnya, tentu saja ‘tidak sepenuhnya’Ketika andalan kita adalah kemampuan kita belaka, maka kita akan mengatakan ‘tidak mungkin’ tetapi ketika kita bergantung kepada Tuhan yg maha sabar dan setia itu, menjadi ‘mungkin’ karena yg kita berikan sebagai pengampunan itu bukan kekuatan kita semata, tetapi sesuatu yg sudah kita peroleh dari Tuhan lebih dulu sehingga kalau kita mengampuni, itu sebenarnya ‘berbagi’ dari apa yg sudah kita terima dari DIA terlebih dulu (ayat 23-27).
Masalahnya sekarang ialah, apakah kita sudah menerima pengampunan yg sudah Tuhan berikan itu ? siapapun kita dan betapa besar kesalahan kita sekalipun Kalau hal itu benar-benar sudah menjadi pengalaman spiritual kita, maka kitapun bisa berbagi kepada orang lain sebagaimana Tuhan menerima kita. (AS)
Antar Kita
-
Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...
-
KELAS KATEKISASI BERIBADAH Dl GEREJA BEDA AZAS
Senin, 20 Maret 2023“Beribadah di Gereja beda azas? Untuk apa?” Mungkin ada yang bertanya seperti itu. Tapi rnemang kegiatan tersebut merupakan salah satu kegiatan yang ada dalam Kurikulum Katekisasi di GKI Pondok Indah. Dengan adanya lebih dari 45.000 denominasi gereja di seluruh... -
BELAJAR MELAYANI SEDARI KECIL
Kamis, 9 Februari 2023Ibadah Anak/Sekolah Minggu sudah selesai, tapi masih banyak Adik adik Sekolah Minggu yang belum beranjak meninggalkan sekolah Tirta Marta – BPK Penabur Pondok Indah. Setelah selesai mengikuti Ibadah Anak, ASM banyak juga yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan...