Ibadah Online
Renungan Harian
-
“… Janganlah kamu takut dan kecut hati karena pasukan yang besar ini, sebab bukan kamu yang berperang melainkan Allah.” (2 Tawarikh 20:15)
Di zaman sekarang ada sebuah fenomena di Negara Jepang yang disebut “Karoshi”, yaitu kematian akibat terlalu banyak bekerja. Saking mahalnya biaya hidup, biaya pendidikan anak, maupun tabungan untuk pensiun, banyak orang bekerja lembur hingga seratus jam per bulan. Jika mereka bekerja kurang dari itu, mereka tidak bisa menghidupi diri. Beban- beban inilah yang membuat manusia merasa restless dan hidup dalam kesesakan.
Sebagai raja, Yosafat rentan mengalami tekanan. Suatu hari ada laskar yang besar hendak menyerangnya. Yosafat sangat takut, tetapi ia memutuskan mencari TUHAN. Kemudian, ia merancang strategi yang unik yakni bukan mengirim prajurit terbaik untuk berperang, melainkan mengangkat orang- orang untuk menyanyikan nyanyian syukur bagi TUHAN. Di ambang hidup dan mati, di dalam kesesakan, rakyat Yehuda diminta Yosafat untuk memuji nama TUHAN. Mereka percaya medan pertempuran adalah milik TUHAN dan Ia yang akan memenangkan perang bagi mereka.
Saudara, adakah di antara kita yang sedang mengalami kesesakan hidup? Jika ada, ingatlah bahwa Tuhan semesta alam yang memiliki pertempuran kita dan yang akan memberi kita kemenangan. Tetaplah berdiri tegak, pujilah nama Tuhan di atas kesesakan. Memuji Tuhan di atas kesesakan menunjukkan iman kita bahwa, “Hai, Masalah! Aku punya Tuhan yang besar. Tak terbatas kuasa-Nya! la memberi kemenangan padaku!” Amin. [Pdt. Em. Meitha Sartika]
REFLEKSI:
Memuji Tuhan di atas kesesakan menunjukkan bahwa kita tidak berfokus pada masalah, tetapi pada besarnya kuasa Tuhan.Ayat Pendukung: 2 Taw. 20:1-22; Mzm. 105:1-42; Luk. 13:22-31
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
Bacaan kita hari ini mengisahkan janji Allah kepada Abraham terkait keturunan dan tanah perjanjian, sebuah janji yang diwujudkan melalui ritual perjanjian yang khidmat. Dalam perjanjian itu, dua pihak berkomitmen dengan kejujuran dan kesetiaan yang mendalam. Hal ini mengajarkan bahwa setiap perjanjian—baik antar sesama maupun antara manusia dengan Allah—harus didasari oleh kepercayaan, integritas, dan komitmen yang tulus. Allah, yang tak pernah ingkar janji, memberikan contoh sempurna bahwa janji-Nya adalah janji yang abadi dan tidak pernah berubah.
Hidup dalam perjanjian dengan Allah tidak hanya tersaji melalui simbol-simbol keagamaan, seperti baptisan, tetapi juga sebagai undangan untuk memasuki ikatan transformatif. Baptisan bukan sekadar ritual seremonial, melainkan panggilan untuk hidup dalam hubungan yang penuh makna, di mana kita dipanggil untuk meneladani ketaatan, kesetiaan, dan kasih Allah. Dengan memasuki perjanjian ini, kita diundang untuk menghidupi cara hidup baru yang radikal, mengutamakan kejujuran dan kepercayaan dalam setiap aspek kehidupan.
Perjalanan hidup dalam perjanjian tentu menghadirkan tantangan. Saat keraguan, ketakutan, dan godaan menghampiri, iman yang teguh menjadi tumpuan. Penantian penggenapan janji Allah kerap dipenuhi ketidakpastian, namun keyakinan bahwa Allah selalu setia memberikan kekuatan untuk bertahan. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajarkan untuk terus memelihara hubungan yang harmonis dengan sesama dan menyebarkan kasih dalam setiap perbuatan. Marilah kita terus menghidupi perjanjian dengan sepenuh hati, menjaga setiap janji sebagai cerminan iman, dan membuktikan bahwa Allah tidak pernah mengingkari janji-Nya. Amin.
Setiap langkah kecil dalam ketaatan menciptakan dampak besar, menyemai benih harapan yang membawa terang dalam kegelapan dunia. (tt)
Antar Kita
-
WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
-
GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
Selasa, 12 Maret 2024Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di... -
Mata Air Kasih-Nya
Rabu, 21 Juni 2023Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...