Ibadah Online
Renungan Harian
-
Meskipun demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga. (Lukas 10:20)
Tugas adalah bagian dalam pekerjaan. Atasan memberi kepercayaan kepada individu atau tim untuk melaksanakan tugas tertentu. Tidak jarang, tugas tersebut gagal diselesaikan secara optimal. Namun, sering pula tugas itu dapat diselesaikan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Evaluasi menjadi hal yang wajar dan perlu dilakukan. Dampak dari keberhasilan melaksanakan tugas adalah promosi jabatan bagi mereka yang terlibat.
Dalam karya-Nya, Yesus tidak bekerja seorang diri. Selain memiliki dua belas murid, Ia juga membentuk kelompok tujuh puluh murid. Suatu ketika, Yesus mengutus ketujuh puluh murid itu berdua-dua untuk memberitakan Injil. Yesus memahami bahwa mereka mungkin menghadapi kesulitan. Oleh sebab itu, Ia menasihati mereka. Setelah bertugas, para murid melaporkan keberhasilan mereka menaklukkan setan dengan penuh sukacita. Namun, Yesus tidak memuji keberhasilan itu karena tampak ada nada kesombongan. Ia menyadarkan mereka bahwa sukacita sejati bukan berasal dari keberhasilan, tetapi dari perbuatan baik yang telah dilakukan.
Merasa bangga atas keberhasilan adalah hal yang wajar dan manusiawi. Namun, sering kali kesombongan muncul, membuat kita merasa hebat karena kekuatan, pengalaman, atau kepandaian sendiri. Hal ini bisa membuat kita lupa diri. Saat berhasil, ingatlah nasihat Yesus: sukacita sejati datang dari perbuatan baik, bukan dari keberhasilan itu sendiri. [Pdt. Natanael Setiadi]
REFLEKSI:
Apa yang perlu dilakukan agar keberhasilan tidak menyilaukan kita?Ayat Pendukung: Yes. 66:10-14 ; Mzm. 66:1-9; Gal. 6:(1-6), 7-16; Luk. 10:1-11, 16-20
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
Ada masa dalam kehidupan kita ketika segalanya runtuh. Usaha tidak berhasil. Rencana gagal. Relasi dalam rumah tangga berantakan. Doa seakan tidak membuahkan hasil apa-apa. Dan hati bertanya:”Tuhan, di mana Engkau?”
Yesaya memberi gambaran tentang keadaan manusia yang menderita dan siapakah Allah dalam penderitaan manusia? Yesaya 66:11 (TB2): “supaya kamu menyusu dan menjadi puas dari susu yang menyegarkan kamu. Supaya kamu mengisap dan menikmati susu dari buah dadanya yang bernas”.
Manusia di dalam penderitaan bagaikan seorang bayi yang membutuhkan susu. Hal ini mengambarkan hubungan yang intim, penuh ketergantungan dan kasih sayang. Seorang bayi membutuhkan ibu untuk merawat dan memberi kehidupan melalui asi. Manusia yang berada dalam penderitaan membutuhkan Allah.
Sedekat apa relasi manusia yang bergumul dalam penderitaan dengan Allah? Manusia adalah bayi dan Allah sebagai seorang ibu yang menyusui anaknya. Hal ini bukan hanya metafora biologis tetapi sebuah penggambaran mendalam tentang kasih Allah yang penuh keintiman, kehangatan dan kasih sayang kepada manusia menderita yang membutuhkan pelukan Allah dan penghiburan dari Allah (ayat 13). Bahkan sekalipun seorang ibu melupakan bayinya, Tuhan tidak akan melupakan kita (Yesaya 49:15). Kasih manusia tidak sebanding dengan kasih Tuhan.
Di tengah pergumulan hidup firman ini mengajak kita untuk kembali ke pangkuan Tuhan. Datanglah sebagai bayi yang menyadari bahwa sumber kekuatan, damai dan kasih sayang sejati hanya ada dalam pelukan Allah. (LS)
Antar Kita
-
WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
-
GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
Selasa, 12 Maret 2024Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di... -
Mata Air Kasih-Nya
Rabu, 21 Juni 2023Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...