Ibadah Online
Renungan Harian
  • Tidak Silau Kala Berhasil

    Lukas 10:1-11, 16-20

    Meskipun demikian, janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di surga. (Lukas 10:20)

    Tugas adalah bagian dalam pekerjaan. Atasan memberi kepercayaan kepada individu atau tim untuk melaksanakan tugas tertentu. Tidak jarang, tugas tersebut gagal diselesaikan secara optimal. Namun, sering pula tugas itu dapat diselesaikan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang memuaskan. Evaluasi menjadi hal yang wajar dan perlu dilakukan. Dampak dari keberhasilan melaksanakan tugas adalah promosi jabatan bagi mereka yang terlibat.

    Dalam karya-Nya, Yesus tidak bekerja seorang diri. Selain memiliki dua belas murid, Ia juga membentuk kelompok tujuh puluh murid. Suatu ketika, Yesus mengutus ketujuh puluh murid itu berdua-dua untuk memberitakan Injil. Yesus memahami bahwa mereka mungkin menghadapi kesulitan. Oleh sebab itu, Ia menasihati mereka. Setelah bertugas, para murid melaporkan keberhasilan mereka menaklukkan setan dengan penuh sukacita. Namun, Yesus tidak memuji keberhasilan itu karena tampak ada nada kesombongan. Ia menyadarkan mereka bahwa sukacita sejati bukan berasal dari keberhasilan, tetapi dari perbuatan baik yang telah dilakukan.

    Merasa bangga atas keberhasilan adalah hal yang wajar dan manusiawi. Namun, sering kali kesombongan muncul, membuat kita merasa hebat karena kekuatan, pengalaman, atau kepandaian sendiri. Hal ini bisa membuat kita lupa diri. Saat berhasil, ingatlah nasihat Yesus: sukacita sejati datang dari perbuatan baik, bukan dari keberhasilan itu sendiri. [Pdt. Natanael Setiadi]

    REFLEKSI:
    Apa yang perlu dilakukan agar keberhasilan tidak menyilaukan kita?

    Ayat Pendukung: Yes. 66:10-14 ; Mzm. 66:1-9; Gal. 6:(1-6), 7-16; Luk. 10:1-11, 16-20
    Bahan: Wasiat, renungan keluarga.

Khotbah Minggu
  • A Nursing mother

    Yesaya 66:10-14

    Ada masa dalam kehidupan kita ketika segalanya runtuh. Usaha tidak berhasil. Rencana gagal. Relasi dalam rumah tangga berantakan. Doa seakan tidak membuahkan hasil apa-apa. Dan hati bertanya:”Tuhan, di mana Engkau?”

    Yesaya memberi gambaran tentang keadaan manusia yang menderita dan siapakah Allah dalam penderitaan manusia? Yesaya 66:11 (TB2): “supaya kamu menyusu dan menjadi puas dari susu yang menyegarkan kamu. Supaya kamu mengisap dan menikmati susu dari buah dadanya yang bernas”.

    Manusia di dalam penderitaan bagaikan seorang bayi yang membutuhkan susu. Hal ini mengambarkan hubungan yang intim, penuh ketergantungan dan kasih sayang. Seorang bayi membutuhkan ibu untuk merawat dan memberi kehidupan melalui asi. Manusia yang berada dalam penderitaan membutuhkan Allah.

    Sedekat apa relasi manusia yang bergumul dalam penderitaan dengan Allah? Manusia adalah bayi dan Allah sebagai seorang ibu yang menyusui anaknya. Hal ini bukan hanya metafora biologis tetapi sebuah penggambaran mendalam tentang kasih Allah yang penuh keintiman, kehangatan dan kasih sayang kepada manusia menderita yang membutuhkan pelukan Allah dan penghiburan dari Allah (ayat 13). Bahkan sekalipun seorang ibu melupakan bayinya, Tuhan tidak akan melupakan kita (Yesaya 49:15). Kasih manusia tidak sebanding dengan kasih Tuhan.

    Di tengah pergumulan hidup firman ini mengajak kita untuk kembali ke pangkuan Tuhan. Datanglah sebagai bayi yang menyadari bahwa sumber kekuatan, damai dan kasih sayang sejati hanya ada dalam pelukan Allah. (LS)

Antar Kita
  • WEEKEND PASUTRI
    WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
  • GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
    Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di...
  • Mata Air Kasih-Nya
    Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...
Video GKIPI
Teologis
Allah yang Menghadirkan Diri
Kehadiran sesama dalam hidup kita merupakan faktor yang sangat berharga, karena setiap orang penting bagi yang lain, baik dalam skala kecil maupun luas. Interaksi...
Pelayanan yang Panjang
Kisah Para Rasul 19:1-41
Kisah Para Rasul merupakan buku kedua yang dituliskan oleh Lukas kepada Teofilus, dengan tujuan mencatat apa yang dilakukan oleh murid-murid Yesus di masa setelah...
Puasa: Laku Spiritual di Masa Prapaska
Dalam perjalanan hidup sebagai seorang Kristen, pernahkah kita berpuasa? Meskipun puasa sudah tidak asing dipraktikkan oleh umat Allah pada masa lalu, tetapi tak jarang...
Pastoralia
KAMI BERTANYA
KAKAK PENDETA MENJAWAB
Kak, kenapa kalau saya disuruh ikut doa sama papa mama kok ngantuk terus nggak konsentrasi, apalagi kalau doanya lama? Waaaah kakak Pendeta juga suka...
Yesus yang Sulung
Bapak Pendeta yang baik, Mohon pencerahan dari Bapak perihal kebangkitan orang mati. Dalam Kolose 1:18 dikatakan bahwa: Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang...
Kerajaan Surga vs Kerajaan Allah?
Bapak Pendeta yang baik, 1. Apakah sebenarnya yang disebut dengan Kerajaan Allah itu? Samakah ia dengan Kerajaan Surga? Saya sering mendapat penjelasan yang berbeda-beda...
Humanis
Aku mencari wajah-mu, Tuhan…
Kesaksian Dapot Parulian Pandjaitan
Berharga di mata Tuhan (kematian) semua orang yang dikasihi-Nya (Mazmur 116:15) Oops… Kematian? Suatu kata yang sering dihindari orang untuk dibicarakan karena tetap masih...
Kasih-Nya Mengalir
Namanya Helen Jayanti, biasa dipanggil Helen. Saat ini sedang menjalani Praktek Jemaat 1 di GKI Pondok Indah. Lulusan dari UKDW Yogyakarta dan asal gerejanya...
THE ART OF LISTENING
Menjadi pendengar yang baik? Ah, semua juga bisa! Tapi apakah sekadar mendengar bisa disamakan dengan menjadi pendengar yang baik? Komunikasi secara sederhana dapat diartikan...
Kontemplasi
Allah hadir bagi kita
Biarkanlah, biarkanlah itu datang, ya Tuhan. Kami berdoa pada-Mu, biarkanlah hujan berkat turun. Kami menanti, kami menanti. Oh hidupkanlah kembali hati semua orang. (Refrein:...
Belas Kasihan vs Kasihan (Compassion vs Pity)
Belas kasihan menjadi tema yang banyak digaungkan dalam ruang ruang berkomunitas. Tanpa kecuali, Gereja juga sering mendiskusikannya dalam perannya sebagai misi Allah di tengah...
MENCINTA DENGAN SEDERHANA
Aku Ingin Aku ingin mencintaimu ciengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:...
Artikel Lepas
Kami Juga Ingin Belajar
Di zaman ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, manusia justru diperhadapkan dengan berbagai macam masalah sosial seperti kesenjangan, kemiskinan, pengangguran,...
KESAHAJAAN
Dalam sebuah kesempatan perjumpaan saya dengan Pdt. Joas Adiprasetya di sebuah seminar beberapa tahun lalu, ia menyebutkan pernyataan menarik yang dikembangkannya dari kata-kata Henry...
Tidak Pernah SELESAI
Dalam kehidupan ini, banyak pekerjaan yang tidak pernah selesai, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai pekerjaan rumit seperti mengurus negara. Pekerjaan domestik rumah tangga...