Ibadah Online
Renungan Harian
-
Sebab, TUHANlah Hakim kita, TUHANlah panglima kita; TUHANlah Raja kita, Dia akan menyelamatkan kita. (Yesaya 33:22)
Dalam persidangan di Indonesia, hakim biasanya disapa dengan sebutan “Yang Mulia” karena hakim berada pada posisi paling penting dengan tugas yang sangat mulia, yaitu memutuskan perkara seadil-adilnya, berkata jujur dan benar, serta tidak memihak. Keputusan hakim dapat seketika mengubah jalan hidup seseorang dari buruk menjadi baik maupun sebaliknya, dari baik menjadi buruk.
Bagi Yesaya, Allah adalah hakim bagi umat-Nya yang akan mengadili perkara mereka terhadap lawan- lawan yang selama ini telah menguasai mereka. Yesaya yakin bahwa Allah akan bertindak dengan adil, musuh- musuh mereka akan kalah, dan mereka akan kembali ke Yerusalem. Ini adalah harapan dan keyakinan mereka akan masa depan, bukan hanya bahwa Allah akan menjadi hakim bagi mereka, tetapi juga menjadi panglima dan raja yang akan menyelamatkan mereka.
Yesus telah datang untuk menyelamatkan kita dari kuasa dosa. la Juga telah meninggalkan penolong bagi kita, yaitu Roh Kudus, yang mengajarkan kita untuk memahami kehendak Allah dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Tentu ada banyak tantangan yang harus kita hadapi, tetapi janganlah kita berputus asa. Mari kita terus berserah kepada Tuhan, Sang Hakim yang adil, sebab Dialah yang akan menolong kita. [Pdt. Christa Charisda Hulu]
DOA:
Ya Tuhan penyelamat kami, kepada-Mu kami berserah karena kami yakin Engkau adalah Hakim yang adil. Amin.Ayat Pendukung: Yes. 33:17-22; Why. 22:6-7, 18-20; Luk. 1:46b-55
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Khotbah Minggu
-
Minggu, 21 Desember 2025
ALLAH BESERTA KITA
Yesaya 7:10-16; Mazmur 80:2-8, 18-20; Roma 1:1-7; Matius 1:18-25
Pernyataan malaikat Tuhan tentang ‘Imanuel’ (Allah beserta kita) berada dalam konteks: pergumulan Yusuf untuk menceraikan Maria secara diam-diam (Mat. 1:19). Pada saat itulah Malaikat datang untuk mencegah niat Yusuf dan muncullah pernyataan tentang siapa bayi yang sedang dikandung Maria. Ia adalah sang Imanuel, wujud kehadiran Allah yang menyertai manusia. Puji Tuhan, Yusuf membatalkan niatnya untuk menceraikan Maria, meskipun itu berlawanan dengan kata hatinya.
Yusuf lebih memilih mengikuti kata malaikat. Belajar taat kepada Tuhan. Dan di situlah kata Imanuel (Allah menyertai kita) lalu menjadi menarik. Memikirkan Allah yang menyertai kita tentu menarik dan menghibur kita. Namun kesadaran bahwa Allah menyertai kita juga menuntut ketaatan kita kepada Allah, ketimbang mengikuti kata hati kita.
Dalam bacaan Yesaya 7 digambarkan, betapa manusia (yang diwakili raja Ahas), sulit untuk mengikuti nasihat Allah melalui nabi Yesaya (Yes. 7:12), karena kecenderungan manusia adalah mengikuti kata hatinya (logikanya). Di minggu adven ke 4 ini, kita diajak merenungkan kembali arti ‘Allah beserta kita’ sekaligus dipanggil untuk belajar taat kepada kehendak Allah meskipun kehendak Allah itu berlawanan dengan kata hati kita atau logika kita. Bersediakah anda? (RDJ)
Antar Kita
-
WEP adalah singkatan dari Weekend Pasangan Suami Istri, suatu program belajar bersama selama 3 hari 2 malam untuk pasangan suami istri baik yang baru menikah atau sudah beberapa waktu menjalani pernikahan. Fokus pembelajaran adalah mengenai bagaimana meningkatkan kualitas berkomunikasi...
-
GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
Selasa, 12 Maret 2024Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam melayani Tuhan melalui bidang musik. Terbentuk pada tahun 2017 silam, mereka menamai dirinya sebagai “GKI Orchestra” pada pelayanan perdananya di... -
Mata Air Kasih-Nya
Rabu, 21 Juni 2023Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan sesederhana selembar kain. Bendera ini membangkitkan kesetiaan emosional dan mendorong mereka yang tergabung di dalamnya untuk melakukan sesuatu. Bendera itu,...

