… mereka itu tidak mengetahui rancangan TUHAN; mereka tidak mengerti keputusan-Nya …. (Mi. 4:12)
Pada zaman nabi Mikha, sekitar abad ketujuh sebelum Masehi, kaki pincang menggambarkan keadaan remuk redam. Nabi menganalogikan kehancuran Yerusalem dan Yehuda seperti orang pincang, tak dapat bekerja segesit orang lain, penampilannya pun tak elok. Umat Allah itu, kini sungguh tak berguna dan tak elok penampilannya. Mereka juga terseok-seok di negeri asing, di negeri-negeri pembuangan.
Di balik itu, menurut Mikha, ada rancangan Tuhan yang akan memulihkan mereka. TUHAN akan membuat Yehuda kuat kembali. Hanya, sekarang mereka belum mengetahuinya. Umat Allah harus melewati tahap kehancuran lebih dahulu, setelah itu Allah akan mengumpulkan mereka dari kehancuran. Seperti perempuan yang sakit, menggeliat, dan mengeluh waktu melahirkan, demikian umat-Nya harus melewati rasa sakit lebih dahulu sebelum menikmati kekuatan baru.
Dalam hidup ini, ada proses “tak-dapat-tidak, dan harus.” Melahirkan adalah proses “tak-dapat-tidak, dan harus” itu. Umat Allah tak selalu dapat memahami seluruh rancangan-Nya. Ada kalanya umat-Nya harus melewati kekelaman atau kejatuhan terdalam, sebelum Tuhan menolong dan memulihkan. “Di sanalah engkau akan ditebus oleh TUHAN dari tangan musuhmu,” kata Mikha. Yehuda harus melalui proses mahal itu. Proses itu menguji kita untuk bertekun. Dengan bertekun, pemulihan yang diperoleh akan sangat berharga nilainya karena diperoleh dengan tak mudah. [Pdt. (Em.) Rasid Rachman]
DOA:
Pimpin kami dalam ketekunan melewati proses pengajaran-Mu, ya Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 79; Mi. 4:6-13; Why. 18:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.