Stop Blaming Your Neighbourhood!

Stop Blaming Your Neighbourhood!

Belum ada komentar 5 Views

“Ini pasti gara-gara lingkungan rumahnya sarang narkoba,
jadinya gampang ketularan jadi pecandu, deh…”

Nggak sekali dua kali kita mendengar kalimat-kalimat semacam ini. Bukan hanya mendengar orang lain berbicara demikian, tapi sering kali kita juga suka menyalahkan lingkungan sekitar kita. Menyalahkan situasi dan lingkungan yang buruk, yang membuat kita nggak bisa berbuat apa-apa. Tapi tahukah sobat muda, selalu  menyalahkan keadaan ternyata nggak menyelesaikan masalah?

LOOK AT SAMUEL!

Dibilang menyebalkan, tentu saja sangat menyebalkan. Berharap dapat tinggal di rumah Tuhan dengan segala keramahan dan kesuciannya, tapi yang ditemukan justru segala macam penipuan dan kejahatan. Itulah yang harus dialami Samuel muda. Nyatanya ia mendapati keluarga Imam Eli berkelakuan buruk dan jahat, sampai-sampai Alkitab sendiri menyebut mereka dursila (1 Samuel 2:12).

Namun Samuel mampu menunjukkan bahwa ternyata nggak selamanya lingkungan akan memengaruhi seseorang. Sekali pun lingkungan sekitarnya buruk, tapi Samuel mampu menunjukkan bahwa dirinya dapat tetap mempertahankan hidupnya bersih dan jujur di hadapan Allah. “Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia” (1 Samuel 2:26). So, siapa bilang lingkungan yang buruk akan selalu memengaruhi seseorang hingga jadi buruk juga? Samuel telah membuktikannya.

BIG CHALLENGE!

Well guys, memang terkadang kita merasa sudah patah arang dan nggak pede ketika berhadapan dengan situasi lingkungan kita yang buruk dan sama sekali nggak mendukung kita untuk menjadi baik. Kalau belum-belum kita sudah menyerah dengan situasi dan terus-menerus menyalahkan keadaan, kita memang nggak akan pernah jadi baik dan membiarkan diri terjerumus dalam situasi yang ada. Memang nggak gampang untuk menjadi baik, di saat keadaan sekeliling kita justru sangat buruk. Akan tetapi ketika kita mampu melakukannya, kita telah melakukan suatu perubahan besar. Bukan hanya perubahan dalam diri kita saja, tetapi perubahan dalam lingkungan kita juga.

Satu hal yang harus diingat. Tidak selamanya lingkungan yang buruk akan melahirkan hal-hal yang buruk. Sebaliknya, nggak selamanya juga lingkungan yang baik akan melahirkan hal-hal yang baik. Semuanya itu tergantung dari diri kita masing-masing. Kita semua diberikan dua pilihan dalam menghadapinya. Mau dipengaruhi, atau mau memengaruhi.

Saat kita mau dipengaruhi, artinya kita menyerah pada lingkungan yang memang sudah demikian. Tetapi ketika kita mau memengaruhi, ada suatu usaha dari diri kita untuk membuat perbedaan. Ada kemauan untuk belajar dari pengalaman yang ada. Kita tahu lingkungan yang buruk sering kali membuat kita terpengaruh untuk melakukan hal-hal yang buruk juga. Namun dari pengalaman itulah kita mau melakukan perubahan. Kita mau justru berusaha untuk menjadi baik, meskipun lingkungan sekitar kita tidaklah mendukung untuk menjadi baik. Anggaplah ini sebagai sebuah kesempatan besar untuk dapat membuktikan bahwa kita mampu untuk membuat sebuah perubahan.

Nah, tunggu apalagi. Jangan biarkan diri kita tetap berkubang dalam situasi buruk yang ada. Ingatlah bahwa tidak ada satu situasi pun yang buruk di hadapan Allah. Segala kondisi, bahkan yang terburuk sekalipun menurut kita, tetap dapat digunakan Allah untuk menjadi berkat. Bukan hanya untuk kita saja, tapi juga untuk orang lain. Ingatlah juga, bahwa Allah sanggup melakukan apapun juga demi mencapai tujuan-Nya yang sangat sempurna bagi kehidupan kita.(ika)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Artikel Lepas
  • Kami Juga Ingin Belajar
    Di zaman ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat, manusia justru diperhadapkan dengan berbagai macam masalah...
  • KESAHAJAAN
    Dalam sebuah kesempatan perjumpaan saya dengan Pdt. Joas Adiprasetya di sebuah seminar beberapa tahun lalu, ia menyebutkan pernyataan menarik...
  • Tidak Pernah SELESAI
    Dalam kehidupan ini, banyak pekerjaan yang tidak pernah selesai, mulai dari pekerjaan yang sederhana sampai pekerjaan rumit seperti mengurus...
  • Mengenal Orang Farisi
    Bedah Sejarah Israel Di Masa Yesus
    Arti Kata Farisi Kata Farisi—yang sering diterjemahkan sebagai ‘memisahkan/terpisah’— menunjukkan sikap segolongan orang yang memisahkan diri dari pengajaran—bahkan pergaulan—...
  • Mengenal Sosok Herodes
    Bedah Sejarah Israel Di Masa Yesus
    Herodes dalam Injil Banyak orang tidak terlalu menaruh perhatian pada sosok Herodes dalam Injil. Kebanyakan mereka hanya tahu bahwa...