Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu …. (Mzm. 17:8)
Ketika berhadapan dengan orang yang menganggap kita sebagai musuh, sikap seperti apa yang sebaiknya kita tunjukkan padanya? Menganggapnya sebagai musuh berarti bertindak sama dengan dia. Itu bukan respons yang baik. Bagaimana jika kita bersikap sebagai seorang teman baginya? Dalam Mazmur 17, Daud menyatakan pengalaman hidupnya yang diburu, dipersalahkan dan dimusuhi. Mungkin sekali, dalam mazmur ini, Daud sedang menceritakan bagaimana dirinya dikejar-kejar oleh Raja dan sekaligus mertuanya, yakni Saul. Orang yang memusuhinya bersikap: tidak menunjukkan belas kasihan, membual, ingin menghempaskan (5-8). Daud menyatakan ia tak bersalah dan meminta diperiksa oleh Tuhan, ”… Engkau tidak akan menemui sesuatu kejahatan … aku telah menjaga diriku… langkahku tetap mengikut jejak-Mu …” (ay. 3, 4 dan 5).
Daud percaya bahwa Allah melindunginya. Karena itu, ia memercayakan segala sesuatunya kepada Allah. Jika mazmur ini dilihat sebagai sikap dan doa Daud bagi musuhnya, maka inilah respons Daud terhadap orang yang memusuhinya, ia melihat orang yang memusuhinya sebagai teman. Sikap Daud inilah yang membuat Saul luluh hatinya.
Bagaimana dengan kita? Saat kita dimusuhi orang lain, sikap seperti apa yang kita tunjukkan? Dari Daud kita belajar untuk mendoakan musuh seperti seorang teman. Mengapa? Karena Allah melindungi dan bagian kita mengasihinya. (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Menjadi seperti siapa kita, saat kita bersikap baik kepada mereka yang memusuhi kita?
Ayat Pendukung: Mzm. 17:1-9; Ul. 25:5-10; Kis. 22:22—23:11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.