… betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat …. (Ibr. 9:14)
Persembahan hewan kurban adalah ritus untuk penghapusan dosa bagi umat Israel, yang diatur dan ditetapkan dalam Perjanjian Lama. Upacara ini hanya boleh dilayankan oleh seorang imam sebagai pengantara antara manusia dan Allah, dengan mengurbankan seekor domba jantan atau lembu jantan. Setelah Yesus mati disalibkan, para murid-Nya menafsirkan kematian-Nya sebagai persembahan kurban untuk menghapus dosa umat-Nya.
Menurut surat Ibrani, Kristus sudah datang sebagai Imam Besar. Ia telah masuk satu kali untuk selamanya ke tempat kudus, bukan dengan membawa darah domba jantan atau darah anak lembu jantan, melainkan darah-Nya sendiri. Persembahan yang dibawa oleh-Nya sangat istimewa. Penulis Surat Ibrani menyebut Yesus sebagai Imam Besar yang agung. Surat Ibrani berulang kali menekankan jabatan Kristus sebagai Imam Besar sesudah kematian-Nya.
Sebagai buah dari persembahan Kristus, kita boleh secara langsung beribadah kepada Allah, tanpa pengantara lain mana pun. Kita juga menerima bagian kekal yang dijanjikan, yaitu pengampunan dosa. Selain itu, umat Perjanjian Baru sudah tidak perlu lagi membawa persembahan hewan kurban. Pengurbanan tubuh dan darah Kristus hanya satu kali dan berlaku untuk selamanya. Kita hanya dapat berkata: Syukur bagi Allah atas karya Kristus yang sudah menyelamatkan umat-Nya dan semua orang yang percaya pada-Nya. [Pdt. (Em.) Ferdinand Suleeman]
REFLEKSI:
Syukur bagi Allah harus kita nyatakan dalam seluruh hidup melalui kata dan perbuatan kita.
Ayat Pendukung: Yes. 42:1-9; Mzm. 36:6-12; Ibr. 9:11-15; Yoh. 12:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.