Seseorang gadis berusia 18 tahun dan berpenampilan menarik berjalan masuk ke dalam ruang konseling. Dia sering menjuarai berbagai kompetisi piano. Dia mengendarai mobil mewah baru, hadiah ulang tahun dari orangtuanya. Setelah berbicara selama 30 menit, sang konselor bertanya kepadanya, “Apakah kamu pernah menangis hingga ketiduran di malam hari karena merasa kosong?” Gadis tersebut langsung menangis dan bertanya, “Mengapa Anda bisa tahu?” Konselor tersebut menjawab, “Banyak yang memiliki penampilan luar biasa di luar, tetapi sangat sengsara di dalam.”- Many are wonderful outside, yet very miserable inside.
Dunia membuat kita percaya bahwa jika kita berpenampilan menarik dan mendapatkan pengakuan orang banyak, maka hidup kita disebut berhasil dan bahagia. Namun ketika ada yang memuji kesuksesan kita, kita mungkin berkata di dalam hati, “Dia tidak tahu betapa menderitanya hatiku. Betapa beratnya beban yang harus kupikul.” Ya, jika kita jujur terhadap diri sendiri, kita bahkan tidak sanggup menyingkirkan perasaan negatif yang kerap kali muncul di dalam hati kita.
Saudara, pernahkah Anda berusaha menyemangati diri sendiri tetapi ternyata tidak bertahan lama? Anda mungkin berkata, “Aku harus bersemangat! Aku harus kuat! Aku pasti bisa! Aku pasti berhasil!” Namun ternyata tidak lama kemudian Anda kembali merasa down, sedih dan putus asa. Hati Anda mungkin merasa hancur, remuk, sehingga kehilangan semangat. Anda mungkin merasa tidak ada kekuatan untuk menghidupkan semangat.
Isa 57:15 -16 Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama ORANG YANG REMUK dan RENDAH HATI, untuk MENGHIDUPKAN SEMANGAT orang-orang yang RENDAH HATI dan untuk MENGHIDUPKAN hati orang orang yang REMUK. Sebab bukan untuk selama-lamanya Aku hendak berbantah, dan bukan untuk seterusnya Aku hendak murka, supaya semangat mereka jangan lemah lesu di hadapan-Ku, padahal Akulah yang membuat nafas KEHIDUPAN.
Ketika Tuhan memurnikan kita, Dia bagaikan menempa pedang. Dia memanaskan kita, lalu mencelupkannya ke dalam air untuk mendinginkan suhunya. Dia tahu bahwa jika Dia memanaskan kita terlalu lama, kita akan terlalu panas dan patah. Karena itu, Dia mendinginkannya. Setelah itu, Dia baru kembali memanaskan kita dan menempa kita. Seperti firman-Nya, “Supaya mereka jangan lemah lesu.” Buluh yang terkulai tidak akan dipatahkannya.
Pernahkah Anda bertanya, “Apa yang menjadikan manusia sebagai manusia yang utuh? Manusia + penampilan yang menarik + karier yang sukses + uang yang banyak + dikagumi orang banyak? Menurut firman Tuhan, apa yang menjadikan manusia sebagai manusia? Debu + napas kehidupan dari Allah. Namun dosa telah memisahkan manusia dari Tuhan. Manusia, yang sebelumnya dekat dengan Tuhan, menjadi jauh.
Mungkin Anda merasa sudah terlalu jauh dari Tuhan. Anda tidak bisa diam dan tinggal di dalam Dia. Hati Anda terlalu gelisah dan remuk. Hati Anda mungkin merasa sudah terlalu remuk untuk dihidupkan kembali. Anda mungkin merasa bahwa Tuhan sudah tidak berkenan mendengarkan doa Anda. Anda merasa tidak punya harapan lagi. Anda merasa sangat kehilangan. Anda mungkin merasa hidup Anda sudah hancur, sudah menjadi barang rusak.
Saudara, Tuhan mengundang Anda yang rendah hati dan remuk hati untuk datang kepada-Nya. Kristus berkata, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Dia akan menghidupkan semangat dan hati Anda. Tuhan mau melakukan hal baru untuk Anda!
Di antara jemaat selalu ada dua jenis orang. Ada yang terus merasa dirinya bersalah terhadap Tuhan, dan ada yang terus merasa Tuhan bersalah terhadap dirinya. Yang manakah Anda? Bagi Anda yang merasa Tuhan bersalah kepada Anda, maukah Anda mencurahkan semua perasaan dan amarah Anda kepada Nya?
Sebaliknya, bagi Anda yang merasa tidak layak dan tidak pantas mencari wajah-Nya, serta merasa tidak berani untuk mendekatkan diri Anda kepada Nya, datanglah dalam rangkulan-Nya. Bagi Anda yang selalu merasa diri sebagai “barang rusak”, tidak berharga, penuh cacat cela, penuh dosa serta selalu berdoa, memohon, “Tuhan, buanglah diriku jauh dari hadapan Mu! Aku tidak layak untuk Mu! Sebab aku ini adalah pohon kering yang tidak berguna.”. Catatlah firman Tuhan berikut ini:
Yesaya 56:3 mengingatkan, “Janganlah orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN berkata: “Sudah tentu TUHAN hendak memisahkan aku dari pada umat-Nya”; dan janganlah orang kebiri berkata: “Sesungguhnya, aku ini pohon yang kering.”
Yesaya 56:4-5 – Sebab beginilah firman TUHAN: “Kepada orang orang kebiri yang memelihara hari-hari Sabat-Ku dan yang memilih apa yang Kukehendaki dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, kepada mereka akan Kuberikan dalam rumah Ku dan di lingkungan tembok tembok kediaman-Ku suatu tanda peringatan dan nama—itu lebih baik daripada anak-anak lelaki dan perempuan—suatu nama abadi yang tidak akan lenyap akan Kuberikan kepada mereka
Saudara yang rendah hati dan remuk hati, ”Jangan lagi berkata dalam hati Anda, “Tuhan hendak membuang aku! Tuhan buanglah aku dari hadapan-Mu!” Jangan berkata, “Aku ini pohon kering yang tidak berguna.” Berhentilah menghajar diri dengan kata-kata yang kasar! Berhentilah menindas diri dengan kata-kata yang keras! Hati Anda sudah remuk! Berhentilah meremukkan diri Anda! Pemikiran Anda tentang diri Anda membuat mata Tuhan berkaca-kaca. Dia mau mengatakan, “Engkau anak-Ku yang berharga! Aku sangat mengasihimu! Berhentilah menindas diri Anda! Berhentilah memohon Tuhan untuk membuang diri Anda! Permohonan-Mu membuat Tuhan sedih.
Saudara, orang kebiri termasuk orang-orang yang dilarang masuk ke rumah Tuhan (Ul. 23:1), sebab dianggap najis. Namun Tuhan melakukan pembaruan. Dia menerima kita yang najis dan berdosa ini.
Tuhan mengajar kita untuk memilih apa yang Dia kehendaki, berpegang pada perjanjian-Nya. Dengan demikian kita dapat menikmati Rumah-Nya. Kita akan menerima nama yang abadi dari-Nya. Untuk itu, jangan lagi mengatakan bahwa kita adalah “sampah” atau “barang rusak”. Tuhan tidak akan membuang kita. Dia memberikan tempat di dalam Rumah Nya untuk kita.
Yesaya 56:6 mengatakan, “Dan orang-orang asing yang MENGGABUNGKAN DIRI kepada TUHAN untuk MELAYANI Dia, untuk MENGASIHI nama TUHAN dan untuk menjadi hamba hamba-Nya, semuanya yang MEMELIHARA hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang BERPEGANG kepada perjanjian-Ku.”
Perhatikan kata kerjanya – Menggabungkan Diri, Melayani, Mengasihi, Memelihara, Berpegang. Maukah Anda menggabungkan diri kepada Tuhan dan melayani-Nya? Apakah Anda melayani Tuhan karena tugas atau kasih? Apakah Anda melayani Tuhan atau melayani pelayanan? Maukah Anda memelihara firman-Nya?
Di Yesaya 56:7, Tuhan menegaskan, “Mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban korban bakaran dan korban korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah Ku, sebab rumah-Ku akan disebut rumah doa bagi segala bangsa.”
Tuhan akan membawa kita ke gunung Nya yang kudus dan memberikan kesukaan di rumah doa-Nya. Dia akan berkenan pada pemberian kita. Dia akan menyebut rumah-Nya sebagai rumah doa. Yesaya 56:7 mengingatkan kita tentang apa? Yesus Kristus mengusir para pedagang dari Bait Allah. Bayangkan apa yang Tuhan Yesus rasakan ketika Dia memasuki Bait Allah. Ternyata orang-orang bukan berdoa, melainkan berbisnis. Orang-orang tidak mencari pengajaran, melainkan mencari penghasilan. Jika Tuhan melihat hati kita pada saat ini, apa yang ditemukan-Nya? Hati yang beribadah, yang sungguh-sungguh mencintai-Nya atau hati yang ingin mendapatkan kentungan dari-Nya?
Seseorang berkata kepada saya, “Jika pada masa ini, ada yang mengusulkan dalam Persidangan Majelis Jemaat bahwa kita perlu menyediakan domba, kambing, burung serta tempat penukaran uang di lobi gereja demi memfasilitasi, mempermudah dan melayani jemaat lebih baik, saya percaya Majelis Jemaat pasti akan menyetujuinya. Mengapa? Jemaat pasti sangat dipermudah. Jemaat pasti akan sangat bergembira. Mereka bisa dengan mudah membeli kambing dan domba yang tidak bercacat.” Ironis, bukan?
Tuhan mengontraskan orang kebiri yang ditolak dari gunung kudus Nya dengan para gembala yang ada di gunung kudus-Nya. Orang kebiri melayani Tuhan dan mengasihi nama-Nya. Sebaliknya, para gembala kawanan domba-Nya atau para pemimpin jemaat-Nya adalah “anjing-anjing bisu yang tidak tahu menyalak.” Mereka hanya “suka berbaring melamun dan suka tidur saja” (Yes. 56:10). Tuhan menyebut para gembala kawanan domba Nya “anjing-anjing pelahap yang tidak tahu kenyang” (Yes. 56:11), yang sibuk mengambil jalan mereka sendiri. Mereka adalah orang-orang yang mengenal nama-Nya tetapi tidak mengasihi-Nya; mengetahui pengajaran-Nya, tetapi tidak sungguh-sungguh mengajarkannya, mengerti kehendak-Nya, tetapi tidak melakukannya.
Tuhan juga mengontraskan orang orang yang memilih jalan hidup mereka sendiri dengan orang-orang yang berlindung di dalam Dia. Orang yang memilih jalan hidup mereka sendiri bagaikan orang yang menelanjangi diri dan menempatkan petiduran mereka di gunung tinggi. Dengan tegas, Tuhan berkata,
“Engkau menaruh petiduranmu di atas gunung yang tinggi dan menjulang dan ke atas gunung itu juga engkau naik untuk mempersembahkan korban sembelihan. Engkau telah menaruh lambang berhalamu di ambang pintu masuk rumahmu, ya, engkau telah meninggalkan Aku dan menelanjangi dirimu, engkau telah menaiki petiduranmu dan telah melebarkannya” (Yes. 57:7-8a).
Umat-Nya tidak mau mencari Tuhan di gunung-Nya yang kudus, tetapi memilih meninggalkan-Nya dan menelanjangi diri di gunung yang tinggi (Yes. 57:8). Mereka telah meninggalkan Tuhan dan menyembah apa yang menyenangkan hati mereka. Apa yang dimaksud dengan menyembah berhala? Segala penyembahan yang berpusat pada manusia adalah penyembahan berhala. Sungguh, yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama.
Tuhan mendeskripsikan kehidupan orang-orang yang meninggalkan Dia, dan memilih jalan hidup sendiri bagaikan ombak yang bergelora dan tidak dapat tenang. Kehidupan yang hanya menghasilkan “sampah” dan “lumpur” (Yes. 57:20). Maksudnya, hidup mereka bergejolak di dalam kesia-siaan. Kehidupan yang menghasilkan kefanaan. Tuhan menegaskan, “Tiada damai bagi orang-orang fasik itu” (Yes. 57:21). Sebaliknya, orang-orang yang berlindung di dalam Tuhan akan menikmati damai oleh karena penyertaan-Nya. Tuhan menegaskan, “Tetapi orang yang berlindung kepada-Ku akan mewarisi negeri dan akan memiliki gunung-Ku yang kudus” (Yes. 57:13).
Apakah ada orang kudus di dalam ruang ini? Seharusnya semua orang mengangkat tangan. Jika tidak berarti kita tidak memahami firman Tuhan dan tidak menjiwai pengakuan iman rasuli dengan kalimat “persekutuan orang kudus.” Kita menjadi kudus bukan karena perbuatan kita, tetapi karena Kristus. Kita dikuduskan oleh darah Anak Domba Allah.
Kita yang dulunya bagaikan orang kebiri yang tidak layak mencari Tuhan, yang bagaikan Rahab yang dikuasai oleh hawa nafsu, telah ditebus dan dikuduskan Kristus. Yesus Kristus menjadikan kita anak-anak Allah (Yoh. 1:12). Kini kita “ditanam di Bait TUHAN“ (Mazmur 92:14). Kita “dituangi dengan minyak baru” (Mazmur 92:11). Tuhan menghidupkan semangat dan hati kita karena kita dilahirkan baru. Kita bagaikan anak bayi yang baru lahir (1 Pet. 2). Jiwa kita akan memperoleh ketenangan (Mat. 11:29).
Pernahkah Anda bertanya apakah Anda melewati hari-hari atau menghidupi hari-hari? Apakah Anda melihat diri Anda sebagai air anggur yang baik dalam kemasan biasa atau air biasa di dalam kemasan botol anggur yang keren? Apakah Anda remuk hati? Maukah Anda datang memohon kepada Tuhan untuk membawa diri Anda ke gunung-Nya yang kudus? (Yes. 56:7; 13). Maukah Anda berlindung di dalam Dia? Maukah Anda menikmati kedamaian dan ketenangan di dalam Dia? •
|PDT. LAN YONG XING
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.