Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia. (Kis. 24:16)
Allah mengasihi setiap anak-anak-Nya. Ia ingin kita hidup dalam damai sejahtera dengan-Nya. Karena itu, ia memakai banyak hal untuk menyatakan apa yang Ia inginkan agar kita semakin bertumbuh. Ia menyapa kita. Salah satunya melalui pemberitaan firman. Bagaimana pengalaman Saudara disapa oleh Allah melalui firman-Nya?
Paulus dituduh telah melakukan keributan di Bait Allah dan ia diadukan kepada wali negeri, Feliks, namanya. Paulus membuktikan bahwa semua tuduhan itu tidak berdasar (ay. 11-20). Tuduhan tidak terbukti. Tetapi, Feliks tidak mau membebaskan Paulus, ia memilih untuk menghindar dari menjalankan keadilan. Feliks takut kepada orang Yahudi. Ia takut dipecat Kaisar jika orang Yahudi memberontak. Ia juga berharap Paulus akan menyuap dia dengan uang (ay. 26). Ketika Paulus berbicara tentang iman kepada Tuhan Yesus, kebenaran, penguasaan diri, dan penghakiman, ia ketakutan tetapi tidak mau percaya (ay. 24-25). Tema itu membuat Feliks tidak nyaman dan mungkin tertegur, tetapi tetap tidak mau bertobat. Feliks berusaha melindungi kekuasaannya, serakah akan uang, dan tidak mau bertobat. Tiga hal inilah yang membuat Feliks jauh dari kebenaran.
Sapaan Allah dapat meneguhkan dan dapat juga menyentak kita, seperti yang Allah lakukan kepada Feliks. Saat ini Allah juga menyapa kita “apakah di dalam hati kita juga ada ketiga hal di atas?” Jika ada, mohonlah pengampunan dari Tuhan. Bertobatlah! (Pdt. Budiman)
REFLEKSI:
Ungkapan syukur apa yang kita bawa pada saat Allah menyapa kita?
Ayat Pendukung: Mzm. 17:1-9; Kej. 38:1-26; Kis. 24:10-23
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.