Sesudah itu Musa menceritakan kepada mertuanya segala yang dilakukan TUHAN kepada Firaun dan kepada orang Mesir karena Israel dan segala kesusahan yang mereka alami di jalan dan bagaimana TUHAN menyelamatkan mereka. (Kel. 18:8)
Seorang bapak yang murah hati, memberikan dukungan dana yang cukup besar untuk sebuah lembaga Kristen yang mengelola beasiswa. Ketika diberi ucapan terima kasih, ia berkata: “Semua untuk kemuliaan nama Tuhan.” Ia sukses dan berlimpah materi, berkat Tuhan. Ia sanggup memberi karena kasih karunia Tuhan. Itu ceritanya.
Musa pun pernah bercerita tentang kasih Tuhan yang luar biasa. Ia bercerita kepada Yitro, mertuanya, tentang kuasa Allah yang menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang Mesir. Musa menyaksikan perbuatan ajaib yang dilakukan Allah. Yang diceritakan Musa bukan tentang kehebatan dirinya, namun tentang kedahsyatan karya Allah. Setelah Yitro mendengar cerita Musa, ia bersukacita dan memuji Tuhan. Yitro tidak menyaksikan langsung peristiwa yang diceritakan Musa. Yitro hanya mendengar. Meskipun demikian, Yitro percaya dan mengucap syukur kepada Allah. Yitro percaya karena yang disaksikan Musa bukan tentang kehebatan manusia, namun tentang kuasa Allah yang ajaib dan luar biasa.
Bagaimana dengan kita? Siapa yang kita banggakan atau ceritakan ketika mengalami kesuksesan dalam hidup, keluarga, studi, pekerjaan, bisnis, karier, atau dalam pelayanan? Apakah kita menceritakan kehebatan diri kita sendiri atau karya Allah yang luar biasa? Firman hari ini mengingatkan bahwa cerita yang menyaksikan karya Allah, dapat membuat orang yang mendengarnya bersukacita dan memuji nama Tuhan. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Bersaksilah tentang kebaikan Allah bukan tentang kehebatan manusia, agar nama Tuhan selalu dipuji dan banyak orang merasa diberkati.
Ayat Pendukung: Mzm. 42; Kel. 18:1-12; Flp. 1:3-14
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
1 Comment
Erlyn
Mei 30, 2023 - 7:56 amSangat memberkati.. Yitro merasakan Sukacita besar yang Tuhan buat dalam kehidupan Musa…