Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan. (Mzm. 149:4)
Seorang mahasiswa menyelesaikan studi S1 dengan predikat Cum Laude atau lulus dengan pujian. Namun, ia berkarakter tinggi hati. Ia selalu merasa pintar dan bisa segala-galanya. Ketika hendak masuk studi S2, nilai ujiannya buruk. Ia marah dan merasa digagalkan seorang dosen, padahal hasil ujiannya memang jelek. Pengalaman itu menyadarkannya untuk rendah hati.
Bacaan Mazmur hari ini menceritakan pekerjaan Tuhan yang memberi kemenangan kepada bangsa Israel karena mereka berlaku rendah hati di hadapan Allah. Mereka memercayai bahwa kuasa Allah yang bekerja sehingga mereka beroleh keselamatan. Sebaliknya, suku-suku bangsa dan raja-raja yang tidak merendahkan diri di hadapan Tuhan, mendapat hukuman yang setimpal. Hal ini hendak membuktikan bahwa Allah peduli kepada orang-orang yang rendah hati. Allah berkenan menolong mereka. Ada kuasa Allah yang bekerja dalam diri umat yang percaya kepada-Nya. Kuasa itu adalah Roh Allah yang menolong mereka untuk menjadi teladan dalam sikap hidup yang rendah hati.
Kesuksesan apa pun yang kita raih, baik materi, jabatan, gelar, status sosial dan sebagainya, semuanya berasal dari Allah; milik Allah; anugerah Allah. Tidak ada alasan untuk menyombongkan diri. Ingat, kesombongan adalah pintu masuk pada kejatuhan dan kegagalan. Pergumulan dan tantangan boleh mengadang, tetapi orang yang mengandalkan Tuhan dengan rendah hati tidak akan mendapat malu. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Sehebat-hebatnya manusia, pasti ada keterbatasan. Andalkan TUHAN dengan rendah hati, maka Ia akan menolong dan menyelamatkan.
Ayat Pendukung: Mzm. 149; Kel. 11:1-10; Mat. 23:29-36
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.