“… maka sekarang Aku akan menyelamatkan kamu, sehingga kamu menjadi berkat. Janganlah takut, kuatkanlah hatimu!” (Za. 8:13)
Seorang murid tertunduk diam di ruang kepala sekolah. Ini bukan pertama kali ia berdiri di ruang itu. Sudah sering. Kali ini, ia baru saja mendorong temannya hingga jatuh dan terluka. Ia siap mendengar teguran dan kemarahan Kepala Sekolah yang berdiri di depannya. Alih-alih marah, Kepala Sekolah mengusap kepalanya dan berkata: “Bu Guru sayang kamu, teman-teman juga. Berbuat baiklah pada orang-orang yang sayang kamu. Mengerti?” Dengan tertegun, murid itu mengangguk pelan.
Zakharia menyampaikan firman Tuhan kepada Israel yang berisi kabar pemulihan. Tuhan ‘akan kembali ke Sion dan akan diam di tengah-tengah Yerusalem.’ Kehidupan akan berlangsung kembali di Yerusalem, ketika hukuman amarah Tuhan telah berakhir. Penyelamatan yang Tuhan lakukan tersebut memiliki tujuan agar umat berada dalam ‘kesetiaan dan kebenaran’ (ay. 8), hidup dalam damai sejahtera (ay. 12), serta menjadi berkat (ay. 13). Untuk menjadi berkat, maka umat dinasihati agar berkata-kata dengan benar, taat pada peraturan yang ada, jangan merencanakan kejahatan dan jangan mengucapkan sumpah palsu (ay. 16-17). Hidup dengan benar sehingga menjadi berkat bagi sesama.
Tuhan menyelamatkan kita. Keselamatan yang Tuhan berikan harus diisi dengan hidup yang setia dan benar, yaitu menjadikan diri kita sebagai berkat bagi orang lain dengan berlaku benar setiap hari. (Pdt. Novita Sutanto)
DOA:
Tuhan, jadikan kami berkat dan bukan laknat bagi sesama. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 42; Za. 8:1-17; Mat. 8:14-17, 28-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.