3DO CAMPING “Back to Nature”

3DO CAMPING “Back to Nature”

Belum ada komentar 312 Views

3DO (three days out) kembali diadakan tahun ini, tepatnya pada tanggal 6-8 Juli yang lalu, dalam bentuk kamping di Kebun Raya Cibodas. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 40 peserta remaja serta sekitar 40 panitia remaja dan pendamping. Serangkaian acara telah dibuat untuk
3 hari dan 2 malam.

Hari pertama. Pagi-pagi semua peserta dan panitia sudah berkumpul di gereja dan berangkat ke Cibodas. Sesampai di sana, mereka menyantap makan siang yang sudah disiapkan. Setelah itu, peserta diajak untuk mendirikan tenda tempat mereka tidur nanti. Tentu saja sebagian besar bingung karena tidak biasa mendirikan tenda. Karena itu mereka perlu dibantu oleh pemandu yang sudah biasa melakukannya. Setelah acara ice breaking untuk mengakrabkan peserta, mereka dibagi dalam beberapa kelompok yang masing-masing mengikuti treasure hunt. Mereka diberi petunjuk berupa foto tempat dan ciri-ciri orang yang harus mereka temukan. Ternyata orang ini tidak berada jauh dari kakak-kakak pendamping! Usai mencari, mereka dikumpulkan lagi di tempat semula dan bersiap-siap untuk tracking. Cuaca yang terlihat mendung tidak menyurutkan langkah para remaja untuk berjalan menyusuri jalur yang sudah dipersiapkan. Mereka melewati sungai, tumbuh-tumbuhan, perkebunan, bahkan lumpur di dalam perjalanan yang menghabiskan waktu sekitar 50 menit itu.

Lelah setelah tracking, mereka pun beristirahat. Hari semakin sore. Para remaja lalu mempersiapkan segala keperluan memasak untuk makan malam mereka. Jauh sebelum 3DO dimulai, masing-masing kelompok ini sudah diberikan tugas untuk membawa alat-alat masak. Jadi, mereka berkumpul bersama kelompoknya dan mengeluarkan peralatan yang mereka bawa. Bahan memasak telah disediakan para ibu bagian konsumsi, untuk kemudian diolah menjadi nasi goreng. Kesulitan dan keceriaan mewarnai kegiatan masak-memasak ini. Ada yang memasukkan telur dalam minyak terlebih dahulu, ada yang lupa membawa peralatan masak, ada juga yang sangat rapi dan teratur. Yang jelas, semua masakan selesai dan remaja bisa menyantap makan malam hasil karya mereka sendiri dengan rasa yang berbeda pula. Usai makan dan merapikan semuanya, para remaja masuk ke dalam tenda pleton untuk mengikuti sesi I.

Sebelum sesi I dimulai, para remaja diajarkan lagu 3DO. Lagu ini hanya berupa nada-nada. Liriknya harus dibuat sendiri oleh kelompok dan dinyanyikan saat acara api unggun. Lalu, acara pun dimulai. Pada sesi ini, panitia mengundang kakak-kakak dari 7 Summit yang telah berhasil menaklukkan 7 puncak gunung tertinggi di dunia. Kak Broery dan teman-temannya berbagi pengalaman mereka selama mendaki ke-7 gunung itu. Pengalaman bagaimana alam dapat membentuk karakter seseorang, suka duka selama di perjalanan, juga bagaimana sebuah tim doa menjadi salah satu faktor penting keberhasilan mereka mendaki gunung. Beberapa remaja yang ingin tahu hal lainnya juga bertanya kepada kakak-kakak 7 Summit ini. Setelah puas bertanya, sesi 1 pun ditutup dan semua beranjak tidur.

Hari kedua. Usai sarapan, para remaja harus bersiap untuk hiking ke air terjun Cibeureum agar tidak kesiangan. Panitia membagikan kaos 3DO kepada remaja untuk dipakai, lalu para remaja berbaris menurut kelompok masing-masing dan melakukan pemanasan. Sebelum mengawali perjalanan, setiap peserta sudah membawa bekal di tasnya. Jalan yang menanjak sungguh sangat menguras tenaga semua peserta, baik remaja maupun pendamping. Awalnya mereka masih bisa berjalan bersama kelompok mereka, tapi selanjutnya semua terpisah. Walaupun demikian, akhirnya perjalanan yang memakan waktu sekitar 2,5 jam itupun terbayar dengan pemandangan air terjun yang indah. Ada tiga air terjun yang mengalir dengan deras di sana. Sambil melepas lelah, sebagian besar remaja dan pendamping duduk makan kudapan dan minum. Beberapa orang bermain-main di air terjun yang dingin dan segar sambil mengabadikannya dengan foto. Ya, semua mencoba menghabiskan waktu dengan bersantai dan bersenang-senang karena belum tentu mereka kelak bisa ke air terjun itu lagi. Kemudian semua remaja dan pendamping berkumpul untuk makan siang. Perjalanan pulang ke tempat perkemahan memakan waktu lebih cepat daripada saat mendaki tadi.

Menghabiskan tenaga untuk hiking selama itu pasti melelahkan. Waktu kosong yang tersisa digunakan sebaik mungkin untuk beristirahat. Ketika teringat malam nanti ada api unggun, semua kelompok mulai membuat lirik lagu dan berlatih agar menampilkan lagu terbaik mereka. Tak mau kalah dengan peserta, panitia dan Barney (Barnabas Society) juga ikut membuat lirik dan berlatih. Malam akhirnya tiba. Udara yang dingin menyengat membuat semua orang mulai mengenakan jaket untuk menghangatkan diri. Para remaja masuk ke dalam tenda pleton dan berkumpul dengan kelompoknya untuk berbagi pengalaman selama perjalanan hiking itu, dengan didampingi oleh kakak-kakak Barney.

Kemudian acara api unggun dimulai dengan bernyanyi sambil menari, lalu ada juga semacam kuis yang dipimpin oleh kakak Barney. Lalu tiba saatnya untuk menampilkan lagu 3DO yang sudah dipersiapkan. Masing-masing kelompok maju dengan lirik yang telah dibuat dan gaya yang berbeda-beda. Ada yang lupa lirik, ada yang lupa gerakan, ada yang kompak, ada yang lucu, ada yang unik, dsb. Umumnya, lirik yang mereka buat bercerita tentang perjalanan selama 3DO, mulai dari tracking, memasak bersama, hiking, dll. Penampilan mereka dinilai oleh para Oom dan Tante yang ikut menjadi pendamping 3DO. Nilainya dijumlahkan untuk menentukan kelompok mana yang terbaik penampilannya. Barney juga tak ketinggalan ikut tampil, dan diakhiri dengan penampilan panitia. Rangkaian acara api unggun itu ditutup dengan doa. Setelah itu beberapa remaja bergegas untuk tidur, namun ada juga yang beberapa lagi tetap di api unggun bernyanyi-nyanyi dan menghangatkan diri.

Hari ketiga. Hari terakhir yang diawali dengan ibadah fajar. Ibadah fajar yang dipimpin oleh kak Thomas, merangkum semua perjalanan 3DO ini. Remaja di-ajak kembali merenungi semuanya. Segala kegiatan yang telah dilewati tak lain agar remaja belajar untuk bersyukur terhadap alam yang telah Tuhan ciptakan. Kebaktian juga dibuat berbeda dari biasanya, karena adanya tim pemusik yang terdiri dari gitar, kastanyet, triangle, cajon, dan cara bermain yang berbeda yang membuat ibadah semakin menarik. Selesai ibadah, baik peserta, panitia, dan pendamping mulai berkemas untuk pulang. Di dalam bis ada pembagian hadiah bagi kelompok dengan penampilan terbaik saat api unggun, penghargaan bagi peserta dan kelompok dengan berbagai kategori, juga untuk tenda yang paling rapi.

Perjalanan pulang sempat terhenti selama berjam-jam karena arah dari Puncak sedang ditutup. Lantas sambil menunggu jalan dibuka, para remaja turun untuk ke toilet, bernyanyi-nyanyi, makan, dan sebagainya. Di dalam bis sepanjang perjalanan mulai dari jalan ditutup sampai tiba di GKI-PI, remaja masih saja bernyanyi dan memutar lagu untuk mengisi waktu.

Senang, lelah, semua ada dalam camping ini. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang ada selama 3 hari 2 malam, biarlah acara ini dapat membuat remaja semakin dekat dengan alam dan bersyukur atas ciptaan Tuhan. Terlebih lagi mereka bisa akrab satu sama lain. Semoga acara ini bisa menjadi berkat bagi kita semua.

(VB)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Antar Kita
  • GKI ORCHESTRA: Kidung Pengharapan
    Sekilas tentang GKI Orchestra GKI Orchestra merupakan ruang bagi remaja-pemuda dari seluruh GKI untuk memberikan talenta dan kerinduannya dalam...
  • Mata Air Kasih-Nya
    Yesus adalah Raja, ya benar, tetapi Ia berbeda dari raja yang lain. Sebuah Kerajaan, memiliki bendera, apapun modelnya, bahkan...
  • BELAJAR MELAYANI SEDARI KECIL
    Ibadah Anak/Sekolah Minggu sudah selesai, tapi masih banyak Adik adik Sekolah Minggu yang belum beranjak meninggalkan sekolah Tirta Marta...
  • PERSEKUTUAN DOA PAGI
    Persekutuan Doa Pagi atau PDP adalah kegiatan rutin di gereja, yang sepertinya dimiliki oleh hampir semua GKI, termasuk GKI...