Memengaruhi Orang

Memengaruhi Orang

Belum ada komentar 20 Views

Ada banyak cara memengaruhi seseorang. Dale Carnegie, penulis buku klasik How to Win Friends  and Influence People (1936), merumuskan 30 cara atau teknik untuk menjadi pribadi yang disukai,  rekan kerja yang menyenangkan, dan pemimpin yang efektif.

Ke-30 teknik human relations-nya Dale Carnegie bisa dibedakan dalam tiga kategori.

Kategori pertama untuk mendapatkan teman, yang memuat 9 cara agar mudah disenangi orang lain. Mulai dari anjuran menghindari kebiasaan menyalahkan, mengomeli, dan mengkritik; berikan penghargaan kepada orang lain; beri dorongan untuk maju; berikan perhatian yang tulus ikhlas; tersenyumlah; sebutkan nama lawan bicara; jadilah pendengar yang baik; bicarakan hal yang diminati orang lain; sampai buatlah orang merasa sebagai very important person (VIP).

Kategori kedua untuk mendapatkan kerjasama antusias dari rekan kerja, berisi 12 cara. Mulai dari anjuran untuk menghindari debat kusir; hormatilah pendapat orang lain; kalau salah akui dengan simpatik; mulailah dengan ramah; upayakan respons ya, ya, dan ya; biarkan orang lain berbicara lebih banyak; buat orang merasa bahwa itu idenya; cobalah melihat dari sudut pandang orang lain; tunjukkan simpati pada ide orang lain; himbau dengan motivasi agung dan mulia; dramatisir ide-ide Anda; sampai berilah tantangan untuk maju.

Dan kategori ketiga, berisi 9 cara menjalankan peran sebagai pemimpin yang menghargai manusia. Mulai dengan penghargaan yang jujur; beritahu kesalahan orang secara tidak langsung; akui kesalahan sendiri sebelum mengkritik orang; ajukan pertanyaan sebagai ganti perintah langsung; selamatkan muka orang; pujilah kemajuan sekecil apapun; beri reputasi tinggi untuk dicapai; buatlah kesalahan nampak mudah diperbaiki; sampai buatlah orang lain senang melaksanakan ide Anda.

Selama kurang lebih 8 tahun (1990-1998), saya mengajarkan teknik-teknik Dale Carnegie tersebut kepada banyak orang. Dan sebagian besar teknik itu terbukti efektif, meski ada saja pihak yang menganggap pendekatan yang demikian sifatnya manipulatif.

Cara Ke-31

Belakangan, ketika saya membaca soal-soal mengenai manfaat tertawa, khususnya gerakan tertawa tanpa alasan, saya tiba-tiba menyadari bahwa sebenarnya cara yang paling jitu dan paling efektif untuk memengaruhi orang lain adalah dengan membuatnya tertawa bersama kita. Ini cara yang luput dari pengamatan Dale Carnegie. Membuat orang tertawa bersama Anda, itulah cara paling jitu untuk masuk ke dalam hati dan memengaruhi siapapun yang ingin Anda pengaruhi.

Dalam pengamatan saya yang terbatas, seorang anak yang bisa membuat orangtuanya tertawa, akan mudah meminta dibelikan sesuatu. Seorang wiraniaga yang mudah membuat prospeknya tertawa akan lebih mudah menawarkan produknya. Seorang pengajar sekolah yang bisa membuat muridnya sering tertawa akan disukai pelajarannya. Seorang lelaki yang mudah membuat perempuan tertawa akan lebih disukai dan dirindukan. Seorang perempuan yang mudah membuat lelaki tertawa, akan dimudahkan mendapat apapun yang ia inginkan. Seorang atasan yang membuat tertawa bawahannya akan dianggap ramah dan menyenangkan. Seorang bawahan yang pandai membuat atasannya tertawa, akan sering diingat dan dipromosikan (kalau kerjanya beres, tentu). Seorang ustadz atau pendeta, yang bisa membuat umatnya tertawa, akan dapat banyak panggilan berkhotbah. Singkatnya, kemampuan untuk membuat orang lain tertawa bersama kita, dapat menjadi suatu keunggulan kompetitif dalam karier dan kehidupan.

Pengamatan tersebut membuat saya berasumsi bahwa: tertawa nampaknya membuka pintu logika (pikiran), membentangkan pintu emosi (perasaan), dan menerobos pintu imajinasi (kemauan) orang lain untuk siap menerima pengaruh kita. Artinya, setiap kali kita dapat membuat orang tertawa, maka kita telah membuka pintu untuk masuk dan memengaruhi orang tersebut. Tertawa juga membuat kita menjadi lebih manusiawi.

Dengan asumsi yang demikian, maka tidak mengherankan bagi saya jika seorang Tukul Arwana lewat fenomena acara (Bukan) Empat Mata dapat memengaruhi begitu banyak orang. Itu juga yang dilakukan Budi Anduk, Ari Untung, dan kawan-kawan lewat acara Tawa Sutra yang merebut perhatian banyak pemirsa (termasuk istri saya).

Dasar pemikiran dan asumsi semacam itulah, yang mendorong saya menulis dua buku bertajuk Seni Memengaruhi Orang dengan Tawa (Gramedia, 2009) dan Ubah Amarahmu Jadi Tawa (Gramedia, 2009). Tujuan saya adalah membantu orang untuk mengembangkan kemampuan melahirkan tawa-ria di manapun mereka berada.

Dalam Seni Memengaruhi Orang dengan Tawa, tidak kurang dari 150 fakta, data, dan hasil penelitian para ahli yang dimuat dalam buku ini. Semuanya menunjukkan betapa besarnya manfaat tawa dalam karier dan kehidupan seseorang. Dampaknya bagi kesehatan, sungguh amat luar biasa. Namun dampaknya bagi kesehatan hubungan antara manusia tak kalah dahsyat.

Bukan itu saja, buku itu juga memuat lebih dari 150 cerita lucu yang bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan kecerdasan humor pembacanya. Banyaknya pilihan akan menolong pembaca menemukan yang cocok bin sesuai dengan kepribadian pembaca yang unik. Dengan kata lain, pembaca tidak perlu memaksakan diri untuk nampak lucu sehingga malah bisa jadi aneh. Pembaca (Anda) hanya perlu memanfaatkan cerita-cerita yang pas di hati, tidak melenceng dari kecenderungan pribadi Anda sendiri.

Secara ringkas, memanfaatkan humor atau tawa untuk memengaruhi orang dapat dilakukan dengan tiga pendekatan. Jika Anda ingin memengaruhi seseorang, mulailah dengan memikirkan bagaimana membuatnya tertawa SEBELUM Anda melakukan hal lainnya. Hafalkanlah sejumlah fakta positif mengenai manfaat tawa dan siapkanlah sejumlah cerita lucu untuk MEMULAI percakapan. Lalu perhatikan apa yang terjadi. Itulah cara pertama.

Cara kedua, buatlah orang yang ingin Anda pengaruhi tertawa KETIKA sedang berinteraksi dengan Anda. Manfaatkan beberapa cerita lucu untuk memplesetkan pikirannya yang terlalu serius, sehingga tercipta suasana yang lebih santai untuk berkomunikasi secara efektif. Lalu perhatikan apa yang terjadi untuk menentukan langkah berikutnya.

Cara ketiga, pikirkanlah untuk memanfaatkan sejumlah cerita lucu di AKHIR pembicaraan Anda, yakni menjelang pengambilan keputusan tertentu. Orang yang tertawa akan lebih mudah membuat keputusan dibanding orang yang merasa tegang. Coba dan perhatikan apa yang terjadi dengan cara ini.

Disukai Anak dan Pasar

Dari 36 buku yang telah saya tulis, baru dua buku soal tawa ini yang ikut dinikmati anak-anak saya yang beranjak remaja. Jumlah tawa di rumah kami meningkat karenanya. Di meja makan, selama beberapa hari, anak-anak sempat berlomba untuk menceritakan isi buku yang menurutnya sangat lucu. Itu membuat saya bahagia.

Namun, bukan hanya di rumah kami nampaknya. Sebab, setelah beredar selama 3 minggu di toko buku, saya mendapat informasi dari penerbit bahwa kedua buku tersebut akan dicetak ulang karena penjualannya bagus. Artinya, akan lebih banyak lagi rumah (kantor, dan berbagai komunitas lainnya) yang semarak oleh tawa. Dan buku itu sendiri berpotensi masuk daftar best-seller akhir tahun ini.

Menemukan cara memengaruhi orang tertentu, apakah hal itu penting bagi Anda? Jika YA, cobalah meningkatkan kemampuan Anda membuat orang tertawa. Lalu lihat apa yang terjadi.

Salam hahaha!

Andrias Harefa

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Edukasi
  • THE ART OF LISTENING
    Menjadi pendengar yang baik? Ah, semua juga bisa! Tapi apakah sekadar mendengar bisa disamakan dengan menjadi pendengar yang baik?...
  • To infinity and beyond!
    Saya salah satu penggemar petualangan seru dan epik dari Buzz Lightyear dan Woody, sahabatnya (Film: Toy Story 1995). Buzz...
  • Antara Si Badu & Akhir Tahun
    Antara Si Badu & Akhir Tahun
    Selamat pagi, siang, sore, dan malam. Menjalani setiap hari dengan rutinitas yang sama, sampai tiba saatnya Natal dan Tahun...
  • WOMEN ON FIRE
    Perempuan Warga Kelas Dua Sepertinya dari dulu perempuan cenderung ditempatkan sebagai warga kelas dua dalam status sosial. Hal ini...
  • Doketisme
    Doketisme
    doktrin keilahian yang kebablasan
    Fanatisme Spiritualitas Fanatisme sebuah spiritualitas yang secara berlebihan menekankan hal-hal tertentu dan kurang menganggap penting hal-hal lain, sering kali...