usia

Masalah-masalah Kesehatan di Atas Usia 50 Tahun

Belum ada komentar 2119 Views

Sampai umur 70 tahun orang kehilangan kira-kira 10 Kg otot, 15 persen tulang, dan 5 Cm tinggi badan. Buah zakar pria sudah mulai menciut pada usia 40 tahun, produksi sperma menurun, dan tidak bisa menghamili lagi setelah usia 90 tahun. Jarak ejakulasi sudah menurun dari semula 2 feet waktu remaja menjadi tinggal 2 inci saja lagi pada usia tua. Jaringan ikat penis meningkat sehingga sifat busa spongiosa pembuluh darah di dalamnya sudah berkurang. Hormon pria testosteron menurun 1% setiap tahun.

Sedang wanita sudah tidak subur sejak rata-rata umur 50 tahun. Pada masa itu hormon kewanitaan estrogenik juga sudah menurun.

FAKTA tubuh menjadi tua tidak bisa dilawan. Tapi ilmu dan teknologi masih dapat menahan agar tubuh tak lekas menjadi rawan. Sejatinya tubuh manusia diprogram mampu bertahan sampai usia 120 tahun (Maximum Life Potential), kata Dr. Walter M. Bortz.

Ada yang keliru dalam kita memperlakukan tubuh, mengelolanya, sehingga tubuh yang sebetulnya bisa bertahan sampai umur 120 tahun, harus kandas jauh tahun sebelumnya. Tak sedikit kematian terjadi belum pada jamnya karena ulah salah kita dalam merawat tubuh.

Tanpa didera penyakit pun, tubuh akan merosot seiring bertambahnya usia. Apalagi kalau dirongrong penyakit. Ada penyakit yang memang tak mungkin bisa kita elakkan (fetal programming), namun lebih banyak penyakit yang tak perlu terjadi dan sebetulnya bisa kita cegah. Bila cita-citanya bagaimana umur bisa lebih diulur, paradigmanya tetap tak boleh berubah: menjadi tua yang berkualitas (Healthy aging).

Umur biologis seseorang ditentukan oleh nasib pembuluh darah tubuhnya. Sel tubuh menjadi tetap bugar bila pasokan makanan dan oksigen ke setiap sel tubuh selalu cukup dan lancar. Makanan untuk sel mencukupi bila menu harian memadai, dan pernapasan longgar.

Agar makanan tiba ke dalam sel tubuh, perlu pemasoknya. Menu mencukupi dan napas masih longgar belum jaminan kebutuhan sel tubuh pasti terpasok sempurna kalau pembuluh darah sudah lamban bekerja.

Aliran darah melamban, dan tekanan darah cenderung meninggi bila pipa pembuluh darah semakin kaku (arteriosclerosis). Menjadi lebih buruk lagi bila dindingnya juga berkarat lemak (atherosclerosis), dan menjadi malapetaka bila terjadi kedua-duanya.

Dengan bertambahnya umur, ibarat selang air, pembuluh darah tubuh sudah semakin kaku. Pipa pembuluh yang kaku tak banyak lagi menolong kerja jantung memompakan darah agar darah bisa lancar mencapai bagian ujung-ujung tubuh, lalu mengirimkannya kembali balik ke jantung. Kelemahan ini bagian dari proses menua juga.

Namun ”karat” lemak tak perlu terjadi kalau lemak darah (kolesterol, trigliseride) tidak dibiarkan tinggi. Pembuluh juga terawat baik bila pipanya cukup mendapat nutrisi (protein-vitamin-mineral-element), dan tekanan darahnya tidak dibiarkan tinggi untuk waktu lama.

Memburuknya nasib pembuluh darah, khususnya pembuluh koroner, otak, mata, dan ginjal, ikut menentukan umur induk semangnya. Kalau saja penyakit budaya modern: doyan menu restoran, kurang gerak badan, hobi stres, dan kegemukan tidak dibiarkan, banyak penyakit yang merongrong pada usia tua menjadi batal muncul.

Umur seseorang juga ditentukan oleh (1) faktor gen (genetic clock); (2) mutasi somatik; (3) runtuhnya sistem kekebalan; (4) kerusakan oleh radikal bebas; (5) metabolisme yang salah. Kian tahun iptek kedokteran kian mampu menyiasati agar faktor-faktor yang bikin lekas tua umur tersebut dihambat.

Penyakit usia lanjut itu tak lebih dari sepuluh (encok, darah tinggi, jantung, paru-paru, kencing manis, stroke, kanker, patah tulang, dan akibat drop attack). Ada juga yang membatasi sebagai ”Geriatric Giants” (sindroma otak, gagal otak dadakan (confutio), gangguan saraf otonom; inkontinentia; terjatuh, patah tulang, dan dekubitus).

Bagian dari proses menua lainnya terjadi pada pancaindera, gigi-geligi, dan urusan tidur. Ketajaman mata dan pendengaran akan terus berangsur menurun. Gangguan gigi berdampak pada kekurangan gizi, dan gangguan tidur berujung hidup yang kurang berkualitas. Semua itu tak perlulah disesali, eloknyalah tetap diarifi.

LAJU penurunan proses menua tak sama pada setiap orang. Hanya bila tubuh dirawat dengan selalu memberikan pasokan makanan yang lengkap dan oksigen cukup, organ-organ tubuh yang layu sebelum waktunya dalam proses degeneratif, tak perlu terjadi.

Kemungkinan penyebab sel tubuh kekurangan makan bisa tiga. Atau menu harian di bawah standar, kalau bukan pipa pembuluh pemasoknya sudah jelek, usus sebagai dapur dan mesin tubuh sudah karatan, atau campuran ketiganya.

Pada usia lanjut, porsi makan cenderung kian berkurang, namun kebutuhan tubuh akan zat gizi tetap tidak berkurang. Penyakit gizi orang modern terjadi bila variasi menu harian terbatas itu-itu saja lagi (monodiet). Itu yang menjadikan rata-rata orang modern yang hidupnya kecukupan bisa terancam ”kurang gizi” juga (Sepertiga orang Amerika nyatanya kekurangan asupan kalsium, vitamin A, dan vitamin C juga).

Sumber makanan yang tersedia sekarang, cara kita mengolahnya, dan dominasi menu junk food, menjadikan asupan zat gizi ke perut rata-rata orang modern tak selengkap yang diterima orang dulu lagi. Belum dihitung kemampuan tubuh yang sudah uzur dalam menyerap semua zat gizi tatkala ”mesin” dan ”dapur” tubuh sudah menurun fungsinya.

Kendati lengkap zat gizi yang dikonsumsi, masih bisa berisiko kekurangan gizi bila yang diserap tidak penuh. Orang usia lanjut yang cukup mengonsumsi kalsium ususnya hanya mampu menyerap separuhnya. Demikian pula halnya dengan penyerapan zat-zat gizi lainnya di ”dapur” tubuh yang selain memerlukan enzim, butuh vitamin-mineral-element, prebiotik serta probiotik juga (kuman-kuman usus yang menjadi koki di ”dapur” mesin tubuh).

Pembuluh darah rambut (microcirculation) kini menarik perhatian medis. Inilah tukang pasok makanan paling vital yang memasok makanan sampai ke bagian tubuh paling pelosok. Kita perlu memeliharanya bagi kecukupan makanan seluruh sel tubuh. Banyak penyakit dan keluhan di usia tua berhulu dari sini juga.

Selain pada mereka yang kelebihan lemak darah, pengidap kencing manis pun tak bugar lagi pembuluh darah rantingnya (impotensia pada diabetik, kasus neuritis). Menu harian yang selalu memadai keterlengkapan dan kecukupan gizinya, yang memungkinkan terpeliharanya pembuluh darah tubuh tidak lekas tua. Bergerak badan akan menambah deras darah mengalir melaluinya, sebagai jalan darah yang bukan jalan tol.

Pembuluh darah si tukang pasok makanan sel masih bugar saja pun belum cukup bila daya pompa jantung tidak terlatih, sehingga kendor memompakan darah. Maka jantung perlu dipacu, bahkan sejak usia muda, dengan rutin bergerak badan, atau sedikit minum bir. Tak perlu jogging lagi setelah umur kepala empat, cukup berjalan cepat tergopoh-gopoh (”brisk walking”), seperti nasihat Kenneth Cooper, tokoh aerobics.

Penyakit degeneratif bermunculan, bagian dari merongrongnya onderdil mesin tubuh. Jantung, paru, ginjal, kian merosot fungsinya. Otak bertahan bila pembuluh darahnya terpelihara, namun jadi dungu kalau tidak tetap diajak senam (gym-brain) dan dibiasakan terus berpikir (membaca, menulis, berdiskusi, mengisi teka-teki silang). Dibiasakan pula berpikir positif, berintegritas tinggi, memiliki komunitas, dan hidup merasa happy (bisa bersyukur kendati hanya sebagai orang biasa).

Proses menua terjadi meliputi penurunan dalam hal;

  1. Fungsi otak menyimpan memori ingatan baru;
  2. Jumlah kantung rambut, dan pertumbuhan rambut baru, rambut tambah rontok (apex baldness);
  3. Ketajaman penglihatan sejak usia 50 tahun, lensa menebal, begitu juga penglihatan malam;
  4. Respons jantung beradaptasi terhadap akselerasi bergiat sejak 20 tahun;
  5. Endurance aerobics: kapasitas mengangkut oksigen untuk kerja (kapasitas kerja 70 tahun separuh kapasitas 20 tahun);
  6. Gendang telinga menebal dan saluran telinga menyusut setelah umur 50 tahun;
  7. Tumpukan gajih 2 kali pada otot dan organ;
  8. Libido menurun sebab hormon dan vitalitas menurun (frekuensi orgasmus 20 tahun =120 kali/tahun – usia 70 tahun = 20 kali/tahun;
  9. Otot menciut dan melemah, dan tulang kehilangan kepadatannya;
  10. Ketegangan penis puncaknya pada usia 30-50 tahun, menurun setelah 50 tahun (jika ada penyakit pembuluh darah): umur 30 tahun mampu ereksi 20 derajat di atas horizontal, umur 50 tahun minus 1 derajat di bawah horizontal, dan umur 70 tahun minus 25 derajat di bawah horizontal.

Proses penurunan itu tidak mungkin ditahan, namun sekurang-kurangnya ditekan agar muncul lebih lamban. Caranya dengan pola dan gaya hidup sehat, termasuk dalam pilihan menu: kecil porsinya namun lengkap keanekaragaman variasi menu hariannya. Sumber makanan alami lebih menyehatkan ketimbang jenis makanan olahan.

Dr. Handrawan Nadesul pada Seminar Sehari Komisi Senior GKI Pondok Indah Jakarta, Cipayung, 16 September 2005

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Kesehatan
  • MINDFUL EATING
    Alasan terutama untuk menjadi mindful adalah dengan menyadari bahwa tubuh ini adalah bait Allah yang perlu kita syukuri dan...
  • Demam Berdarah Bisa Dicegah
    Demam berdarah dengue (DBD) diberitakan berjangkit di sejumlah daerah sekarang ini. Penyakit ini buat kita dianggap jamak. Apakah memang...
  • Menunda Proses Menua
    Menua itu pasti, tetapi ilmu dan teknologi medis bisa menundanya. Berumur panjang itu pilihan, bukan menerima keadaan, melainkan memilih...
  • Nasib Kita Di Hadapan COVID
    Sekarang ini makin banyak orang gelisah, galau, khawatir, takut, dan fobia di tengah ingar bingar informasi yang “mis” maupun...