Kalau Sakit Maag Tak Sembuh-sembuh

Belum ada komentar 7988 Views

Pak Mur. sudah lama merasa tidak enak setiap kali habis makan malam. Perutnya langsung kembung kalau diisi makanan. Ibunya di rumah bilang itu lantaran sudah lama mengidap maag sebab setiap minum obat maag, keluhannya mereda. Betulkah Pak Mur hanya mengidap maag?

Ternyata bukan. Setelah penasaran sebab keluhannya tak reda hanya dengan obat maag, ia diperiksa endoscopik. Ada selang kecil berkamera yang dimasukkan lewat mulut, untuk meneropong keadaan lambungnya. Dokternya menemukan kalau ada keganasan di sana. Setelah serpihan jaringan lambung yang dicurigai keganasan (biopsi) diperiksa, hasilnya benar memang suatu kanker lambung.

Mendengar di lambungnya ada kanker, Pak Mur. tentu saja terkejut bukan main. “Kok, keluhannya cuma tidak enak perut dan sering kembung saja, kok ternyata kanker, ya!”. Dokter mengatakan sudah stadium lanjut.

Ibu Fit. yang hampir 60 tahun lain lagi. Sudah lama suka mual, dan tidak enak di uluhati. Juga suka kembung, dan rasa bega, sebah, mengganjal saban kali minum susu atau sayur lodeh. Sama seperti Pak Mur., Bu Fit. juga berpikir kalau itu cuma maag biasa.

Nyatanya bukan juga. Setelah dibuat foto perut, ternyata banyak batu empedu, dan kandung empedunya bengkak, tanda ada infeksi yang sudah lama di sana. Penyakit batu empedu khas pada jender wanita, gemuk, dan masih usia reproduktif. Sering mual, dan merasa tak enak di uluhati setiap habis makanan berlemak (susu, santan), harus dicurigai sebagai gangguan empedu. Setelah batu empedunya diangkat, keluhan yang dianggap maag itu sudah tidak lagi terasa.

Selain itu keluhan sering mual, muntah, dan tak enak di uluhati berbeda pula yang dialami Tuan Pur, manajer sebuah perusahan swasta, yang masih aktif, dan lumayan gemuk, belum 50 umurnya. Ia abai saja pada rasa tak enak yang sering menyerang di uluhatinya itu. Tapi suatu malam, terasa mulas melilit tak tertahankan di perut bagian atasnya, demam tinggi, dan muntah-muntah tak henti. Orang rumah melihat matanya semu-kuning. Sakit kuningkah?

Bukan. Setelah diperiksa lengkap, dokter menemukan kalau Tuan Pur. menderita radang pancreas. Kelenjar ludah perutnya itu meradang, sehingga selain menyumbat empedu sehingga muncul gejala kuning seperti hepatitis, kadar gula darahnya juga ikut meninggi, seolah ia diabetes sebab fungsi insulin yang diproduksi pancreasnya ikut terganggu, meski bukan pengidap kencing manis.

Lebih dari itu, dokter harus menyingkirkan kemungkinan kanker pancreas untuk memastikan bahwa prognosis penyakit Tuan Pur. belum buruk. Kasus kanker pancreas jauh lebih menyeramkan daripada sekadar radang pancreas belaka yang biasanya bisa disembuhkan, sedang kanker pancreas prognosisnya buruk sebab umumnya mematikan.

Nyaris mirip dengan keluhan maag, demikian pula umumnya penyakit gangguan hati. Penyebab gangguan hati bukan cuma satu. Selain hepatitis (yang punya 7 type itu), ada beberapa jenis penyakit hati lain, termasuk yang bawaan sejak lahir, keracunan alkohol, obat bius, dan infeksi amoeba, selain kanker hati. Gejalanya nyaris sama, mual, tak enak di uluhati, gejala kuning (pada putih mata, kulit, dan urine), jika infeksi muncul demam, kemungkinan juga tinja putih seperti dempul.

Umumnya keluhan mual, dan muntah, perih di uluhati, penyebabnya memang gangguan lambung. Perlu dibedakan apakah cuma sekadar peradangan ringan biasa (gastritis) akibat makanan kelewat merangsang, seperti pedas, masam, atau obat (aspirin, antibiotika, obat encok), atau memang sudah terbentuk luka dalam (tukak) pada lambung.

Penyakit maag disebut maag sejati apabila terbentuk tukak pada lambung. Tukak menyerupai kawah-kawah alit pada permukaan lambung, yang tampak jika dilakukan foto lambung, atau diteropong endoscopy.

Tentu ada beda pengobatan radang lambung biasa, yang umumnya segera bisa menyembuh sekadar diberikan obat maag, dengan maag betulan (ulcus pepticum: bisa ulcus gastricum bisa juga ulcus duodenum), yang tukaknya bisa terbentuk di lambung atau di usus duabelasjari. Penyakit maag betulan memerlukan pengobatan khusus, yang umumnya perlu waktu berobat lebih lama.

Dalam hal tukak lambung perlu dipastikan apakah disebabkan oleh hadirnya kuman lambung helicobacter pylori, ataukah tidak. Lebih dari separo kasus tukak lambung disebabkan oleh adanya kuman tersebut. Hanya mengobati tukak lambungnya tanpa membasmi kumannya, penyakit tukaknya takkan bakalan sembuh tuntas. Merasa enak selama minum obat maag, namun terasa kumat lagi begitu obat dihentikan sebab kumannya masih dibiarkan berbiak dan hidup terus.

Maka untuk menuntaskan penyakit tukak lambung yang ada kumannya, perlu juga membasmi kumannya sampai habis. Caranya, selain mengatasi tukak lambungnya, perlu antibitotika juga. Pemberian antibiotika khusus paling kurang 4 minggu terus menerus, sampai dipastikan sudah tidak ada lagi kuman tersisa di lambung atau usus duabelasjari.

Tahunya ada kuman helicobacter pylori, dulu dengan cara bilas lambung, mengambil cairan asam lambung, lalu membiakkannya untuk melihat apakah tumbuh kuman dimaksud. Namun sekarang lebih praktis cukup dengan pemeriksaan darah (sekitar Rp 200 ribuan) kita tahu apakah maagnya berkuman ataukah tidak.

Tanpa memeriksa ada kuman atau tidak, pengobatan maag betulan tidak mungkin selesai tuntas. Setiap selesai beberapa minggu minum obat maag merasa enakan, tapi kemudian kumat dan kumat lagi. Itu sebab banyak kasus maag yang tak kunjung sembuh, dan menganggap dokternya tidak bisa mengobati, lalu pergi ke terapi alternatif, dan juga tidak membuahkan hasil, sehingga bukan tak mungkin jatuh putus asa, dan akhirnya memilih mencebur ke laut (ha,ha,ha).

Jadi memang perlu mewaspadai dalam menentukan apa penyebab keluhan mual-mual, dan tak enak di uluhati, yang tidak seluruhnya penyakit enteng dan bisa cukup diatasi dengan obat maag atau pantang pedas, masam, dan keras belaka. Lebih dari itu, keluhan sederhana itu bisa juga suatu kanker.

Masih untung kalau cuma lantaran stres, sebab orang stres juga sering maagnya terganggu, termasuk orang dengan kepribadian mudah tersenggol pernya, berkepribadian delit, urusan kecil menjadi besar, tak ada masalah, menjadi ada masalah. Tapi yang jelas, Pak Mur., Bu Fit., dan Tuan Pur., pasti bukan termasuk yang ini. Salam.

Dr. Handrawan Nadesul

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Kesehatan
  • MINDFUL EATING
    Alasan terutama untuk menjadi mindful adalah dengan menyadari bahwa tubuh ini adalah bait Allah yang perlu kita syukuri dan...
  • Demam Berdarah Bisa Dicegah
    Demam berdarah dengue (DBD) diberitakan berjangkit di sejumlah daerah sekarang ini. Penyakit ini buat kita dianggap jamak. Apakah memang...
  • Menunda Proses Menua
    Menua itu pasti, tetapi ilmu dan teknologi medis bisa menundanya. Berumur panjang itu pilihan, bukan menerima keadaan, melainkan memilih...
  • Nasib Kita Di Hadapan COVID
    Sekarang ini makin banyak orang gelisah, galau, khawatir, takut, dan fobia di tengah ingar bingar informasi yang “mis” maupun...