Pikiran yang Ramai

Bijak Memilih

Belum ada komentar 72 Views

Mudah ditebak mengapa judul di atas dipilih, yaitu mengantisipasi Pemilu yang akan diadakan pada bulan April mendatang, tepatnya 17 April 2019. Harapannya juga jelas, yaitu agar kita berpartisipasi dalam Pemilu nanti tidak dengan sembarangan, tetapi memilih dengan baik, bahkan bijak. Apalagi sebagai orang-orang percaya.

Memilih dalam Pemilu, bukanlah sesuatu yang sederhana. Mungkin lebih tepat bila disebut sebagai proses mempertimbangkan kemungkinan-kemungkinan pilihan, lalu mengambil keputusan menetapkan pilihan yang tertentu. Maka sebenarnya memilih adalah mengambil keputusan.

Dalam bahasa Inggris, keputusan adalah decision, yang berasal dari kata Latin: decisio. Kata itu berarti ’meraut’ berbagai alternatif, agar mendapatkan pilihan yang pasti, atau arah tindakan yang dikehendaki. Mengambil keputusan berarti menganalisis sebuah kasus, dan keputusannya adalah tindakan yang diambil. Maka pada dasarnya, mengambil keputusan berarti mencakupi baik prosesnya, mau pun hasilnya.

Tentang hal ini, Alkitab merujuk pada pentingnya mengambil keputusan dalam memberikan respons terhadap prakarsa Allah dalam perjanjian-Nya dengan Israel. Semua respons dalam hidup mesti terjadi dalam terang respons yang utama itu. Dengan kata lain, hidup ini adalah proses mengambil keputusan yang senantiasa harus diletakkan dalam ketaatan kepada-Nya. Terkadang keputusan pribadi untuk percaya dan taat ini melemah dalam Israel, maka hadirlah nabi-nabi. Mereka mengingatkan Israel untuk membarui keputusan mereka atau untuk percaya dan bertobat.

Namun yang juga kerap terjadi adalah bahwa tuntutan hidup yang terus-menerus memutuskan untuk hidup terarah kepada Allah, digantikan oleh ketaatan kepada hal-hal ritual, doktrinal dan hukum serta aturan. Akibatnya kemapanan objektivitas dalam relasi dengan Allah dan sesama, digantikan oleh dinamika subjektivitas yang sifatnya pribadi. Terhadap gejala ini, para nabi menyerukan ketulusan dalam ibadah, dan menegakkan keadilan yang bertanggung jawab dalam relasi sosial.

Tuntutan untuk hidup yang terus-menerus memutuskan untuk hidup terarah kepada Allah, juga amat ditekankan oleh Yesus. Itu sebabnya Yesus selalu bertentangan dengan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi, para legalis, institusionalis dan formalis. Bagi Yesus, yang utama bukanlah konformitas institusional, tindakan moral, atau rumusan-rumusan dogma. Bagi-Nya, yang hakiki adalah keputusan untuk percaya dan taat. Maka Yesus memanggil orang untuk menjadi murid-Nya secara pribadi, untuk tulus dalam ibadah, serta untuk melakukan tindakan nyata terhadap sesama yang membutuhkan.

Berbagai teladan di Alkitab tentang hal ini amat nyata dalam kehidupan para murid Yesus, para rasul, dan tentu saja pada Paulus. Bagi Paulus, amat jelas kesetiaan pribadinya kepada Yesus. Keputusannya dipicu oleh keputusan Kristus untuk menerima, mengampuni dan mengutusnya. Hanya dalam relasinya dengan Kristus, ia menemukan kebenaran tentang Allah, tentang dirinya sendiri dan tentang dunia. Melalui keputusan iman ini, yang dimungkinkan oleh pekerjaan Roh Kudus, Paulus menemukan diri dan keberadaannya yang baru.

Maka, apa pun keputusan penting dan menentukan yang kita ambil dalam hidup kita sebagai orang percaya, mesti terjadi dalam terang keputusan kita untuk percaya, memercayakan diri kepada Tuhan, serta setia menaati-Nya. Biasanya ada semacam pedoman atau langkah-langkah praktis dalam proses pengambilan keputusan, demi dipilihnya keputusan yang baik. Dari banyak buku etika karya para ahlinya, mau pun nasihat-nasihat praktis hasil dari upaya pencarian ‘google’, kita akan mendapatkan berbagai pedoman praktis, dari yang sederhana hingga yang amat rinci. Memetik dari sini-sana, ada beberapa yang hemat saya paling mendasar:

  • Pertama, sebelum memulai proses pengambilan keputusan atau memilih, berdoalah. Berdoa agar kita sungguh-sungguh berfokus kepada Tuhan, dan bukan kepada diri atau kepentingan kita sendiri, mau pun kepada yang lain. Pada titik ini ada yang menganjurkan untuk bertanya kepada hati nurani kita, seraya mohon pertolongan Roh Kudus. Hemat saya, semua itu pada akhirnya merupakan upaya untuk memusatkan diri kepada Tuhan dan kehendak-Nya.
  • Kedua, kumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang orang-orang atau hal–hal yang menyangkut pengambilan keputusan kita. Tentunya informasi yang sedapat mungkin objektif, apalagi mengingat banyaknya berita yang tidak benar atau tidak akurat (termasuk hoax) di sekitar kita.
  • Ketiga, tanyakan kepada diri sendiri apakah motivasi kita melakukan pengambilan keputusan? Untuk kepentingan kita sendiri, atau kepentingan yang jauh lebih luas, misalnya orang lain, kelompok lain, bahkan nasional?
  • Keempat, tanyakan kepada diri sendiri, apa saja konsekuensi-konsekuensi yang bisa terjadi akibat keputusan kita? Siapa saja yang bisa kena dampak (negatif) dari keputusan kita?
  • Kelima, endapkan itu semua, dan kembali memasrahkan itu semua kepada Tuhan dalam doa.

Akhirnya, selamat memasuki proses pengambilan keputusan dalam menghadapi Pemilu 17 April 2019, dan dalam seantero hidup Anda. Jangan kiranya dilupakan bahwa seluruh hidup kita, adalah proses panjang relasi kita dengan Tuhan, yang ditandai oleh keputusan-keputusan untuk tetap percaya, taat, dan setia kepada-Nya.

>> Pdt. Em. Purboyo W. Susilaradeya

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Bible Talks
  • Pelayanan yang Panjang
    Kisah Para Rasul 19:1-41
    Kisah Para Rasul merupakan buku kedua yang dituliskan oleh Lukas kepada Teofilus, dengan tujuan mencatat apa yang dilakukan oleh...
  • KASIH PERSAHABATAN
    Kasih adalah salah satu tema terpenling di da/am kekristenan. Di dalam 1 Korinlus 13:13, Paulus menegaskan bahwa dari seluruh...
  • WHAT WENT WRONG?
    Yosua 7-8
    Seandainya Anda mengalami kegagalan, akankah Anda berdiam diri dan bertanya, “Apa yang salah?” Setelah kemenangan di Yerikho dengan sangat...
  • Menghidupkan Semangat Dan Hati
    Yesaya 57:15
    Seseorang gadis berusia 18 tahun dan berpenampilan menarik berjalan masuk ke dalam ruang konseling. Dia sering menjuarai berbagai kompetisi...