“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mat. 21:31)
Mana yang lebih saleh, para imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi atau pemungut cukai dan perempuan sundal? Pertanyaan ini tampaknya tidak perlu dicari jawabannya. Sebab, sudah jelas imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi lebih saleh daripada para pemungut cukai dan perempuan- perempuan sundal yang adalah orang-orang yang berdosa. Perbedaan keduanya digambarkan Yesus dalam perumpaan tentang dua orang anak yang disuruh bapanya pergi bekerja ke kebun anggur. Anak yang sulung menjawab “ya,” tetapi tidak melakukan. Sedangkan anak bungsu menjawab “tidak,” namun ia menyesal dan pergi juga ke kebun anggur.
Anak yang sulung adalah gambaran para imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi, yang dalam kesalehannya ternyata tidak sungguh-sungguh melakukan kehendak Allah. Sedangkan anak yang bungsu adalah gambaran para pemungut cukai dan perempuan sundal yang tidak mau melakukan perintah bapanya, tetapi menyesal dan pergi juga. Orang yang kedua inilah yang masuk ke dalam Kerajaan Surga, karena mereka menyesali perbuatannya. Tetapi, orang yang saleh dan merasa benar tidak akan masuk Kerajaan Surga.
Orang yang menyadari dosa-dosanya, membuat ia merasa tidak layak di hadapan Tuhan dan bertobat, sesungguhnya akan menerima keselamatan. Tetapi, orang yang tinggi hati dan merasa benar tidak akan dapat merasakan keselamatan yang sejati. (Pdt. Henni Herlina)
DOA:
Dalam penyesalan akan dosa dan kesalahan, ampunilah kami ya Tuhan, agar kami memperoleh keselamatan sejati itu. Amin.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.