“Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: “Diam, keluarlah dari padanya!” (Mrk. 1:24-25)
Salah satu ironi dalam Injil Markus adalah bahwa orang-orang yang dekat dengan Yesus, justru sulit memahami identitas Yesus. Sanak keluarga Yesus (Mrk. 3:31-35) maupun murid-murid Yesus (Mrk. 4:41; 6:37, 49-50; 7:17-18; 8:4, 21) sama-sama tidak bisa memahami-Nya. Yesus bahkan sampai mengkonfrontasi murid- murid-Nya, “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” (Mrk. 8:29).
Ironisnya, dalam kisah hari ini, roh jahat yang merasuki seorang peserta ibadah justru memahami siapa Yesus, “Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Dalam bahasa aslinya, roh ini disebut sebagai roh yang “tidak bersih/suci.” Roh ini tahu persis bahwa jati dirinya berbeda seratus delapan puluh derajat dari Yesus. Ia adalah sosok yang tidak bersih/suci, sedangkan Yesus adalah sosok yang kudus. Yang menarik, pertanyaan roh jahat ini kepada Yesus dalam bahasa aslinya mengimplikasikan gugatan terhadap Yesus, “Mengapa Engkau memilih pertempuran ini?” atau “Tidak dapatkah Engkau membiarkan segala sesuatunya sebagaimana adanya?” Yesus dianggap telah melanggar garis yurisdiksi yang ada di antara mereka.
Tetapi, justru itulah pesan dari kisah ini. Yesus bersedia melanggar batas yang ada, demi untuk menyelamatkan orang yang dikuasai oleh roh jahat. Bagi Yesus, selama ada orang yang tidak bisa dengan bebas masuk ke dalam Kerajaan Allah, maka Ia terpanggil untuk membebaskan orang tersebut, apa pun risikonya. Itulah persis mengapa Ia disebut Yang Kudus dari Allah! [Pdt. Paulus Sugeng Widjaja]
REFLEKSI:
Yesus disebut kudus, bukan karena Ia menjaga jarak dari kita. Tetapi, karena Ia mau melintasi batas-batas yang ada.
Ayat Pendukung: Ul. 18:15-20; Mzm. 111; 1Kor. 8:1-13; Mrk. 1:21-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.