… Jagalah agar dirimu tetap tenang….(Yesaya 7:4)
Kata tenang memiliki arti tidak bergerak-gerak, diam, tidak berubah, dan tidak gelisah. Ketika seseorang tidur nyenyak, biasanya ia tidak bergerak-gerak dan tetap diam. Tidurnya tenang. Sebaliknya, jika seseorang memiliki banyak persoalan atau beban pikiran, biasanya tidurnya tidak nyenyak dan gelisah. Orang yang berpendirian teguh berarti tidak berubah pendiriannya. Jadi, orang yang tenang adalah orang yang tidak gelisah meskipun menghadapi banyak masalah serta memiliki pendirian yang teguh.
“Jagalah agar dirimu tetap tenang.” Itulah firman Tuhan kepada Raja Ahas melalui Nabi Yesaya. “Tenang” di sini berarti tidak berubah dan tidak gelisah. Ketidakgelisahan dijelaskan melalui kalimat selanjutnya, yaitu: “Janganlah takut dan janganlah kecut hatimu.” Jika hati tenang, tentu seseorang tidak akan takut ataupun kecut dalam menghadapi masalah atau ancaman. Pada saat itu, Raja Ahas sedang dikepung oleh Raja Aram dan merasa gentar menghadapi ancaman tersebut. Namun, Allah menasihati Raja Ahas agar menjaga dirinya supaya tetap tenang. Raja Ahas tidak boleh berubah keyakinan bahwa Allah tetap berpihak kepadanya. Keyakinan kepada TUHAN inilah yang memungkinkan hatinya tetap tenang.
Banyak hal yang kita jumpai dalam hidup, termasuk masalah dan ancaman yang dapat menggentarkan hati. Ingatlah bahwa Tuhan meminta kita untuk menjaga diri agar tetap tenang karena la akan bertindak bagi kita. [Pdt. Em. Dianawati S. Juwanda]
DOA:
Tuhan, ajar kami untuk menjaga diri agar tetap tenang dalam menghadapi tantangan dalam hidup ini. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 7:1-9; Mzm. 37:1-9; Mat. 20:29-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.