“Mengertikah kamu semuanya itu?” (Mat. 13:51)
Fides quaerens intellectum. Iman mencari pengertian. Inilah pernyataan terkenal yang disampaikan oleh bapa gereja bernama Anselmus dari Canterbury (1033-1109). Iman yang diyakini bukanlah sesuatu yang stagnan dan mati. Ia terus berproses, bergerak untuk ditemukan, dipahami dan dimaknai. Melalui beragam peristiwa dan pengalaman hidup, iman kita kepada Tuhan terus diasah dan makin bertumbuh.
Kepada para murid-Nya, Yesus memaparkan beragam perumpamaan perihal situasi di mana Allah memerintah. Perumpamaan biji sesawi mengingatkan mereka untuk terus menabur dan berkarya bagi Allah. Perumpamaan tentang ragi dibangun atas tema pemeliharaan Allah terhadap semua orang. Harta terpendam mengumpamakan iman kepada Allah sebagai hal yang paling berharga untuk dihidupi. Mutiara paling berharga adalah umpama soal kerajaan Allah yang harus terus disambut, karena pada akhirnya, yang menyambut akan dipisahkan dari mereka yang mengabaikannya. Semua umpama itu menuntun para murid untuk terus memahami apa yang mereka percayai. Terlihat jelas betapa Yesus menuntun murid-Nya untuk terus belajar. Menggali dan memaknai iman melalui perumpamaan yang memakai berbagai hal familier di sekitar mereka.
Sebagai sebuah perjalanan, hidup beriman perlu terus digali dan dimaknai. Iman, pengetahuan, dan pemaknaan, merupakan lingkaran spiral yang terus berputar. Setiap kita, dipanggil berproses di dalamnya. [Pdt. Ayub Sektiyanto]
REFLEKSI:
Hidup yang tak pernah diperiksa adalah hidup yang tak layak dijalani. Demikian juga dengan keyakinan iman. Terus digali dan diuji.
Ayat Pendukung: 1Raj. 3:5-12; Mzm. 119: 129-136; Rm. 8:26-39; Mat. 13:31-33, 44-52
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.