Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! la akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. (Mat. 7:11)
Ayat-ayat bacaan kita hari ini adalah penutup rangkaian Khotbah di Bukit yang membentang dari pasal 5. Apa yang dikatakan Yesus di sini pasti membuat kita senang, bahwa Ia berjanji akan memberikan yang baik kepada kita. Pemahaman ini tidak salah, tapi tidak sepenuhnya benar. Konteks perikop menunjukkan bahwa pemberian “apa” yang baik bergantung pada kualitas “penerima.”
Sebelum ayat-ayat ini, Yesus mengingatkan bahwa barang yang baik tidak layak diberikan kepada anjing atau babi (7:6). Di ayat-ayat berikutnya, Yesus berpesan bahwa kalau kita ingin orang lain melakukan yang baik kepada kita, maka kita juga harus melakukan yang baik kepadanya (ay. 12). la juga berpesan agar kita waspada terhadap nabi palsu yang menyamar seperti serigala yang buas. Cara mengetahui identitas si serigala adalah melihat pada buahnya (ay. 16), karena setiap buah yang baik pasti ke luar dari pohon yang baik (ay. 17). Yesus bahkan keras menegur orang yang hanya berteriak-teriak memanggil nama-Nya, tetapi tidak melakukan kehendak Allah (ay. 21). Hanya orang yang mendengar perkataan Yesus dan melakukannya yang bijaksana (ay. 24).
Pertanyaannya, sebelum berharap Allah memenuhi apa yang kita minta, apakah kita sudah menjadi orang yang layak mendapatkan apa yang baik dari Allah? Tidak berarti bahwa kita harus lebih dulu menjadi sempurna, baru Allah berkenan memberi apa yang baik. Namun, kita harus introspeksi untuk melihat apakah kita sudah menjadikan diri kita layak mendapat apa yang baik dari Allah. [Pdt. Paulus S. Widjaja]
DOA:
Ya Bapa, tolong kami untuk tidak hanya meminta kepada-Mu apa yang baik, melainkan juga menjadikan diri kami layak mendapatkannya. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 145:8-9, 14-21; Yes. 44:1-5; Mat. 7:7-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.