Entah, kenapa terlintas di benakku banyak hal tentang waktu. Karena banyaknya, kusebut saja seribu … padahal satu pun tak kumengerti. Seperti, dari mana datangnya waktu, ke mana perginya, apakah warnanya? Ada orang yang berkata bahwa ia kekurangan waktu atau sebaliknya kebanyakan waktu. Ada juga istilah seperti, waktu dicobai atau waktu kehilangan, waktu menang, waktu tanpa derita, waktu sakit dan waktu sehat. Apa benar waktu dapat sakit atau sehat?
Siapa orang bijaksana yang dapat luput dari ditelan oleh waktu, yang mampu mengalahkannya? Manusia tidak mungkin melakukannya, karena kita terikat dan dibatasi oleh waktu. Kita tidak mungkin hidup di luar jangka waktu hidup kita di dunia ini. Sangat banyak orang yang menyesali hidup mereka dan mengeluh karena tidak mungkin memutar kembali sejarah atau waktu yang sudah lewat. Ada hal-hal yang tak dapat diubah lagi, meskipun kita mendambakannya.
Waktu adalah kata yang selalu kita ucapkan, yang senantiasa kita jumpai. Ada istilah tentang mempergunakan waktu, atau bermain-main dengan waktu. Waktu adalah sesuatu yang sangat berharga, salah satu harta terpenting yang kita miliki dalam hidup ini.
Waktu adalah sesuatu yang tidak kelihatan, tetapi begitu nyata. Saat kita berjalan, ia lewat di antara kaki kita, dan saat kita tidur, ia lewat di sekitar tempat tidur kita. Ini semua memberi keinsafan pada kita bahwa waktu sedang kita pakai, baik secara sadar maupun tidak.
Waktu merupakan harta milik yang bersifat paradoksal. Uang, rumah, mobil, emas dan segala sesuatu yang kita miliki merupakan harta milik di luar diri kita, tetapi waktu adalah harta milik di dalam hidup kita. Jadi, waktu adalah sesuatu yang penting dan serius, karena selalu dijalankan oleh manusia.
Kita perlu memikirkan kembali pandangan orang dunia tentang waktu. Mereka sering berkata ‘time is money’, waktu adalah uang. Menurut saya, hal itu tidak tepat. Waktu bukan uang, karena kita tidak bisa menukarnya. Orang bisa mencari uang dengan waktu, tetapi tidak bisa mencari waktu dengan uang.
Waktu adalah hidup. Panjangnya hidup kita adalah panjangnya waktu kita. Eksistensi kita dihentikan oleh waktu yang ada pada kita. Kalau kita mencintai diri kita, cintailah waktu yang ada pada kita. Apa yang dapat kita kerjakan sekarang, jangan ditunda sampai besok. Apa yang bisa kita pelajari pada masa muda, jangan ditunda sampai tua.
Sebenarnya waktu lebih dari kesempatan, tetapi kesempatan tak mungkin berada di luar waktu. Hal ini tidak berarti bahwa kita boleh memilih setiap kesempatan berdasarkan keinginan kita sendiri, tetapi kita harus peka terhadap pimpinan Tuhan. Kita menangkap kesempatan yang penting.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa orang bodoh selalu membuang kesempatan, orang biasa menunggu kesempatan. dan orang bijaksana mencari kesempatan. Kalau hari ini kesempatan datang, biarlah kita siap menangkapnya. Kita harus memilih yang terpenting saja bagi hidup kita, karena kita hanya hidup sekali. Kita tidak akan kembali lagi dari kematian, jadi lakukanlah apa yang dapat kita lakukan saat ini. Kita tidak pernah tahu berapa lama kita hidup di dunia ini. Marilah kita masing-masing bertanya pada diri kita sendiri —sebelum waktu kita habis menuju kekekalan dan menghadap Tuhan— apa yang sudah kita persiapkan dan akan kita persembahkan kepada-Nya.
Marilah kita mempunyai kesadaran tentang “waktu”.•
| HILMAN M. Sahabat PDP
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.