Seperti singa la meninggalkan semak belukar-Nya, sebab negeri mereka sudah menjadi sunyi sepi, karena pedang pemusnah, karena murka-Nya yang menyala-nyala. (Yeremia 25:38)
Bayangkan sebuah sungai besar yang tertahan oleh bendungan. Bendungan itu dapat menahan air dalam jumlah besar, tetapi jika terus-menerus mendapat tekanan tanpa penanganan yang tepat, pada akhirnya air akan meluap dan menghancurkan apa pun di bawahnya. Demikian pula, Tuhan yang sabar terus memperingatkan umat-Nya untuk bertobat. Namun, jika peringatan itu diabaikan dan dosa terus berlangsung, akhirnya murka Tuhan akan datang seperti bendungan jebol, yang tak dapat lagi ditahan.
Yeremia 25:30-38 merupakan bagian akhir dari nubuat yang menyatakan penghakiman TUHAN atas Bangsa Israel dan bangsa- bangsa lain. Dalam ayat 38, Yeremia menggambarkan TUHAN seperti singa yang meninggalkan semak belukar atau sarangnya. TUHAN yang penuh kasih dan kesabaran kini harus bertindak sebagai hakim yang tegas. Dia tidak lagi menahan murka-Nya karena manusia terus-menerus mengabaikan peringatan-Nya. Dampak penghukuman ini adalah kehancuran di mana-mana.
Firman Tuhan hari ini mengingatkan kita untuk tidak menyalahgunakan kesabaran Tuhan. Sesungguhnya, Tuhan memberi banyak kesempatan untuk bertobat. Kita dipanggil untuk menghargai setiap kesempatan pertobatan yang diberikan Tuhan. Penghakiman adalah tindakan akhir Tuhan setelah peringatan dan panggilan pertobatan terus-menerus dikumandangkan. Oleh karena itu, janganlah mengeraskan hati! Mari hidup dalam ketaatan dan selalu membuka hati terhadap teguran-Nya!
DOA:
Ya Tuhan, mampukanlah kami untuk menjauh dari dosa. Bimbinglah kami agar berjalan dalam kehendak-Mu. Amin.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.