Mengapa kisah Yesus memanggil murid-murid-Nya dianggap perlu dan penting sehingga keempat kitab Injil membahasnya secara khusus, meskipun beberapa mengisahkannya dengan sangat singkat? Karena hal ini tidak lazim pada saat itu. Biasanya para muridlah yang mencari rabi dan berguru kepadanya. Yesus, yang adalah Rabi, justru mendatangi dan mengajak orang-orang mengikut Dia dan menjadi murid-murid-Nya. Itulah sebabnya Ia mengatakan: “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu” (Yohanes 15:16).
Misteri Angka 12
Juga menimbulkan pertanyaan yang cukup menggelitik, mengapa jumlah murid-Nya 12? Kebetulankah? Sepertinya tidak, karena setelah itu memang tidak ada lagi upaya Yesus untuk merekrut murid yang lain, bahkan ada banyak yang mau mengikut-Nya, menjadi murid-Nya, tetapi Ia melarang mereka dan menyuruh mereka untuk kembali ‘melayani’ di tempat mereka masing masing. Ingat pada orang yang dirasuk Legion di Gerasa (Markus 5:18-19, Lukas 8:38)? Atau seorang Ahli Taurat yang mau mengikut Dia (Matius 8:19, Lukas 9:57)? Yesus tidak menghendaki mereka mengikut Dia ke mana pun Dia pergi. Banyak pengikut-Nya, tetapi Ia hanya berkenan memilih 12 murid saja.
Kembali ke pertanyaan mengapa 12? Dalam tradisi Yahudi, angka 12 menunjukkan sebuah kelengkapan, kesempurnaan, otoritas yang diberikan Tuhan kepada manusia. Jika dicermati, ada banyak hal yang berhubungan dengan angka 12 yang semuanya dihubungkan dengan jumlah suku Israel, misalnya: jumlah anak Yakub, yang akan menjadi suku suku Israel (Kejadian 35:22), jumlah masing-masing hewan korban bakaran (Bilangan 7:87), banyaknya orang yang ditugaskan untuk mengintai Negeri Kanaan (Bilangan 13:2), jumlah batu yang ditegakkan Yosua setelah menyeberangi sungai Yordan yang kering (Yosua 4:20), jumlah kepala daerah administratif yang ditugaskan Salomo untuk menjamin makan raja dan seisi istananya (1Raja-raja 4:7), batu penyusun mezbah yang dibuat Elia di Gunung Karmel (1Raja-raja 18:31), ukuran perapian pada mezbah (Yehezkiel 43:16), jumlah kitab nabi nabi kecil dalam Perjanjian Lama, jumlah imam besar sampai dengan zaman Salomo (Ezra 7:1-5), usia yang dianggap akil balig sehingga boleh merayakan Paska I di Bait Allah (Lukas 2:42), jumlah murid yang dipilih Yesus (Lukas 6:13), sisa roti setelah memberi makan 5000 orang (Matius 14:20, Markus 8:19, Lukas 9:17, Yohanes 6:13), jumlah pintu gerbang Yerusalem baru (Wahyu 21:12). Dan mungkin masih banyak lagi hal-hal yang berkaitan dengan angka 12 ini. Ternyata banyaknya contoh ini pun 12 buah.
Tentang Murid dan Rasul
Istilah murid diterjemahkan dari kata ‘disciple’ dalam bahasa Inggris sebagai turunan dari kata Latin ‘discipulus’ yang menerjemahkan bahasa Yunani Kuno ‘mathetes’. Mathetes berarti seorang siswa atau anak didik (dari seorang guru) atau seorang magang (kepada seorang ahli). Discipulus sendiri berarti seorang learner (pelajar) kendati kata yang lebih umum dalam bahasa Inggris adalah student (siswa).
Murid berbeda dari rasul, yang berarti utusan atau pembawa pesan. Murid adalah orang yang belajar dari seorang guru, sedangkan rasul adalah orang yang diutus untuk menyampaikan ajaran-ajaran atau pesan yang diterimanya. Jadi bisa dipahami perkembangan status para murid Yesus yang diajak untuk belajar selama mereka masih bersama-Nya di dunia. Karena status sebagai murid dengan tugas utama belajar, maka bisa dimaklumi jika dalam proses tersebut terjadi banyak ketidakmengertian, lambat dalam pemahaman, bahkan membuat banyak kesalahan. Dari pengalaman cengok, telmi, dan salah salah itulah mereka belajar untuk lebih memahami maksud pengajaran Yesus. Ketika Yesus sudah naik ke surga dan para murid siap untuk diutus setelah mendapatkan pencurahan Roh Kudus, barulah status mereka berubah menjadi Rasul Yesus Kristus.
Kebiasaan umum pada waktu itu, anak-anak yang sudah dianggap akil balig (umur 12 tahun) akan mencari rabi (guru) dan menjadi muridnya untuk belajar tentang agama dan teologi. Namun Yesus melakukan yang berbeda dengan kebiasaan pada waktu itu. Dia yang adalah Rabi malah mendatangi dan memilih sendiri calon calon yang akan dijadikan murid-Nya. Kisah pemanggilan ini diceritakan secara berbeda dalam keempat Injil. Pada Yohanes 1 pemanggilan murid murid adalah panggilan keselamatan, di mana Yesus bertindak sebagai Mesias. Sedangkan pada Matius 4 dan Markus 1, panggilan itu adalah panggilan untuk melayani: “kamu akan Kujadikan sebagai penjala manusia.” Pada Lukas 5, respons Simon adalah merasa tidak layak dan meminta Yesus meninggalkannya. Namun Yesus menghiburnya dan memberikan tugas menjadi penjala manusia.
Usia Murid-murid Yesus
Pertanyaan yang tidak kalah menariknya adalah, berapakah usia para murid ketika Yesus memanggil mereka? Alkitab tidak memberikan keterangan secara gamblang dan spesifik. Namun jika kita memerhatikan poster poster modern atau lukisan Abad Pertengahan, perkiraan umur mereka berdasarkan penggambaran itu bisa sangat menyesatkan. Usia mereka bisa diperkirakan lebih dari 40 tahun. Namun benarkah demikian? Sebenarnya ada beberapa sumber informasi yang bisa membantu untuk memperkirakan usia murid-murid Yesus secara umum.
Pertama, sumber dari Mishnah, משנה berarti ‘pengulangan’, yakni catatan tulisan Hukum Lisan Taurat orang orang Yahudi (Taurat lisan) dari generasi ke generasi. Dalam Mishnah dijelaskan bahwa dalam budaya Yahudi, anak-anak yang sudah akil balig (lewat usia 12 tahun) dan tertarik untuk belajar agama dan teologi secara khusus dan mendalam, akan mencari rabi (guru) untuk belajar darinya. Jika mereka cerdas, rajin, dan kaya, maka mereka akan terus belajar mengikuti rabi ini guna memperdalam ilmu. Mereka bisa terus belajar hingga usia 30 tahunan, dan kemudian bisa menjadi rabi yang mendidik murid muridnya sendiri. Usia 30 tahun adalah usia di mana seseorang dianggap siap dan diharuskan melakukan pelayanannya sendiri. Dari penjelasan ini setidaknya ada batasan yang dapat diketahui bahwa murid-murid Yesus dipanggil ketika mereka berusia di atas 12 tahun dan di bawah 30 tahun.
Kedua, dalam Matius 17:24-27 dikisahkan bahwa ketika Yesus dan murid-murid-Nya tiba di Kapernaum, di sana sedang ada pemungutan bea tahunan Bait Allah. Kios-kios dibangun di seluruh kota wilayah Yudea dan Galilea untuk menarik dan menerima bea tahunan Bait Allah dari seluruh orang Yahudi yang berusia 20 tahun ke atas (Keluaran 30:11-16) sampai batas akhir pembayaran yang ditetapkan. Pada kisah itu hanya Yesus dan Petrus yang membayar pajak. Bagaimana dengan murid-murid yang lain? Mereka tidak dikenakan kewajiban untuk membayar bea tahunan Bait Allah itu karena belum berusia lebih dari 20 tahun.
Jadi sekarang jelaslah, dari kedua sumber informasi di atas, bahwa usia murid-murid ketika Yesus memanggil mereka berkisar antara 13 dan 20 tahun, kecuali Petrus yang tertua di antara mereka, dan yang usianya sudah di atas 20 tahun. Ia sudah menikah dan harus membayar bea tahunan Bait Allah.
12 MURID YESUS
Inilah profil para murid menurut catatan Alkitab. Semua murid Yesus (kecuali Yohanes) mati sebagai martir. Karena peristiwa kematian mereka tidak tertulis dalam Injil, maka informasi hanya diperoleh dari tradisi gereja, yakni hal-hal yang terjadi di masyarakat tapi tidak dituliskan atau didokumentasikan dalam sebuah kitab, tapi tetap hidup dan diceritakan di masyarakat.
Simon/Kefas/Petrus
Berasal dari Betsaida tapi tinggal di Kapernaum dan berprofesi sebagai nelayan. Namanya selalu disebut pertama dalam penyebutan murid murid Yesus. Ia yang tertua di antara para murid dan sudah menikah. Sifatnya temperamental dan sedikit berangasan, sehingga sering ditegur dan diingatkan Yesus, termasuk mengenai penyangkalannya. Namun demikian, Petrus punya tempat yang sangat istimewa di sisi Yesus, sehingga ia (bersama Yakobus dan Yohanes) berkesempatan menyaksikan apa yang Yesus lakukan, tapi tidak dilihat murid-murid yang lain, misalnya: putri Yairus dihidupkan kembali, peristiwa transfigurasi, serta berjaga bersama Yesus di Taman Getsemani. Petrus menjadi juru bicara para rasul dan menjelma sebagai orator ulung. Ia mengabarkan Injil di Roma. Atas permintaannya sendiri ia mati sebagai martir dengan disalibkan terbalik, karena merasa tidak layak disalibkan seperti Yesus.
Andreas
Berasal dari Betsaida, tapi tinggal di Kapernaum bersama Simon Petrus, saudaranya. Ia adalah murid Yohanes yang mengikut Yesus pertama kali dan sekaligus membawa Petrus kepada Yesus. Andreas berpikiran praktis. Ia seorang administrator yang baik dan penengah yang andal. Ia suka membantu dan memfasilitasi seseorang untuk menggunakan talenta yang dimilikinya dan mengarahkannya bagi kemuliaan Tuhan. Andreas adalah penginjil pertama, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Ialah yang pertama-tama mengajak orang orang datang kepada Yesus. Andreas memberitakan Injil sampai di Rusia Selatan dan Semenanjung Balkan. Ia mati sebagai martir dengan cara disalibkan di Akhaya-Patras-Yunani.
Yakobus anak Zebedeus
Berasal dari Betsaida tetapi tinggal di Kapernaum untuk membantu ayahnya menjalankan bisnis nelayan. Ia masih sepupu Yesus, dan kakak Rasul Yohanes. Yakobus diberi nama Boanerges yang artinya anak guruh, karena ia terkenal temperamental dan berani bersikap. Ia ditegur Yesus karena kegalakannya dan dianggap kurang mengerti maksud kedatangan Nya. Bersama Petrus dan Yohanes, ia punya tempat istimewa di sisi Yesus. Ibunya pernah meminta tempat di kanan dan kiri Yesus dalam Kerajaan Allah, tapi Yakobus diingatkan bahwa ia dipanggil bukan untuk memerintah, tetapi untuk melayani. Ia disebut sebagai sokoguru jemaat. Imannya sangat teguh. Meskipun ia disiksa dan diminta menyangkali Yesus, ia malah terus berkhotbah, bukan hanya kepada tawanan lainnya, melainkan juga kepada orang yang menyiksa dan menghukumnya. Ia dibunuh dengan pedang (dipenggal kepalanya) di Yerusalem atas perintah Raja Herodes Agripa I. Yakobus anak Zebedeus adalah martir yang pertama dari antara murid-murid Yesus.
Yohanes
Ia adalah anak dari Zebedeus dan adik dari Yakobus. Bersama kakaknya ia diberi nama Boanerges oleh Yesus, yang artinya anak guruh, karena sikapnya yang temperamental dan agak sombong. Bersama Yakobus dan Petrus ia punya tempat istimewa di sisi Yesus. Yohanes adalah murid Yesus yang termuda. Ia sering disebut/ menyebut dirinya sebagai ‘murid yang dikasihi-Nya.’ Bersama Petrus ia diminta untuk menyiapkan perjamuan malam terakhir. Menjelang ajal-Nya, Yesus memercayakan ibu-Nya kepada Yohanes untuk dirawat. Pendapat minor mengatakan bahwa ia mati muda sebagai martir bersama Yakobus, saudaranya, tapi tanpa bukti dan kesaksian yang cukup meyakinkan. Yohanes adalah pemimpin gereja di Yerusalem. Bersama Petrus, atas nama para rasul, ia menumpangkan tangan dan menerima orang-orang Samaria yang telah bertobat atas penginjilan Filipus. Dengan menganggap bahwa ia adalah pelihat dalam Kitab Wahyu, maka ada anggapan bahwa dari Yerusalem ia kemudian pergi melakukan penginjilan sampai ke Efesus dan menjadi uskup di sana. Dari Efesuslah kemudian Yohanes dibuang ke Pulau Patmos. Di antara peristiwa itu ada yang mengisahkan bahwa Yohanes digoreng dalam bak minyak mendidih di Roma , tetapi karena Tuhan masih ingin memakainya lebih lanjut, maka keajaiban terjadi sehingga walaupun ia telah digoreng hidup-hidup, ia tetap hidup. Namun akhirnya ia dibuang dan diasingkan ke pulau Patmos untuk bekerja paksa di tambang batubara. Pada saat ia berada di sana, ia mendapatkan wahyu/ penglihatan sehingga bisa menulis kitab Wahyu. Kemudian ia dibebaskan dan akhirnya kembali menjadi uskup di Edessa (Turki). Ia adalah satu-satunya rasul yang bisa mencapai lanjut usia dan meninggal dengan tenang.
Filipus
Juga berasal dari Betsaida. Filipus, yang tadinya adalah murid Yohanes Pembaptis, menerima panggilannya untuk mengikut Yesus, sesuai dengan keinginannya, ketika Yesus hendak ke Galilea setelah sehari sebelumnya memanggil Simon dan Adreas untuk ikut dengan-Nya. Filipus kemudian membawa Natanael kepada Yesus. Meskipun Filipus memiliki nama Yunani (artinya: penyayang kuda), tapi ia tidak memiliki kecerdasan Yunani. Filipus adalah murid yang sederhana, lambat dalam mengambil keputusan, enggan bertindak menurut inisiatifnya sendiri, dan mempunyai pemahaman yang dangkal tentang Firman Tuhan. Jangan kacaukan Filipus sang rasul ini dengan Filipus Pemberita Injil yang membaptis sida-sida dari Etiopia dan yang melakukan penginjilan di Samaria. Filipus sang rasul adalah salah satu dari 12 murid Yesus, sedang Filipus Pemberita Injil adalah satu dari 7 orang terpilih di Yerusalem untuk pelayanan meja, salah satunya adalah Stefanus, sang martir. Filipus pernah diuji Yesus soal memberi makan 5000 orang, tapi ia gagal dalam ujian itu karena hanya melakukan kalkulasi secara manusia. Filipus juga tidak menunjukkan kepemimpinan yang baik ketika ada orang-orang Yunani yang bermaksud hendak menemui Yesus. Karena takut ditolak, ia menyerahkan orang-orang itu kepada Andreas. Filipus juga pernah meminta kepada Yesus untuk menunjukkan Bapa kepada mereka. Dan Yesus menegur kelambanan Filipus dalam memahami kebersamaannya dengan Yesus selama ini. Tradisi menyebut bahwa Filipus pergi ke Frigia (yang terletak di negara Turki pada zaman modern ini) sebagai seorang misionaris dan mati sebagai martir di Hierapolis. Penemuan papirus di Nag Hammadi (Mesir) menyuguhkan sebuah kitab aprokrifa, Injil menurut Filipus.
Natanael/Bartolomeus
Tinggal di Kana yang di Galilea. Natanael, yang juga sering disebut Bartolomeus, adalah teman dekat Filipus. Meskipun pada awalnya ia meragukan Yesus dengan menyatakan tidak ada sesuatu yang baik datang dari Nazaret, tetapi Natanaellah yang pertama kali menyatakan kesaksiannya bahwa Yesus adalah Anak Allah, Raja Orang Yahudi. Ia paling terpelajar di antara para murid Yesus, karena itu ia paling disegani di antara mereka. Selain cerdas, mudah dan cepat belajar, jenius dan memiliki berbagai macam bakat, Natanael juga terkenal jujur dan tulus. Satu-satunya kelemahannya adalah kebanggaannya pada diri sendiri yang terlalu berlebihan. Walaupun ia tidak pernah merendahkan orang lain, tetapi ia sering menganggap dirinya lebih tinggi. Tidak ada catatan khusus mengenai pelayanan Natanael selama bersama Yesus. Dalam melaksanakan tugas kerasulannya, ia berkhotbah dengan Filipus di Frigia Hierapolis, Armenia, dan India. Tradisi meyakini kemartirannya adalah di India dengan cara dikuliti hidup-hidup dengan pisau. Namun ada kesaksian lain bahwa Gereja Armenia mengklaimnya sebagai pendiri dan ia menjadi martir di sana dengan cara dihukum cambuk hingga semua kulitnya menjadi hancur dan terkelupas.
Matius
Namanya berarti ‘pemberian Tuhan’. Ia sering juga disebut sebagai Lewi anak Alfeus. Ia seorang pemungut cukai, sebuah profesi yang dibenci oleh orang-orang Yahudi karena dianggap bekerja untuk penjajah, bahkan beberapa dari mereka melakukan pemerasan terhadap bangsa sendiri. Matius adalah seorang yang tekun, ulet dan sederhana. Ia berasal dari keluarga pemungut pajak. Kehidupan yang berkecukupan telah membuatnya mengerti tentang nilai suatu materi, sehingga ia tidak berpandangan materialistis. Ia dipanggil Yesus ketika sedang berada di kantornya di Kapernaum. Apakah ia adalah penulis Injil Matius? Pernyataan Papias bahwa Matius ‘mengumpulkan perkataan perkataan itu’ (synegrapsato ta logia) dalam bahasa Ibrani diterima oleh gereja kuno sebagai bukti bahwa Matius adalah penulis Injil Matius. Para ahli modern menganggap Matius (hanya) mengumpulkan ucapan Tuhan Yesus dan ayat-ayat Perjanjian Lama yang berkaitan dengan Mesias. Mungkin karena kemudian beberapa dari ucapan atau ayat itu melembaga dalam Injil, hal itu dijadikan alasan untuk menyebut dokumen itu ‘karangan Matius’ sejak pertengahan abad kedua. Matius membawa Injil ke Etiopia dan Mesir. Ia mati sebagai martir di Etiopia, dengan ditombak oleh Raja Hircanus.
Tomas
Namanya berasal dari Bahasa Aram t ‘oma yang artinya kembar. Meskipun kita tidak tahu kembarannya karena Alkitab tidak pernah mengisahkannya, tapi tradisi Siria dan Mesir menyebut nama kembarannya adalah Yudas. Tomas juga sering disebut sebagai Didimus, kata dalam bahasa Yunani yang artinya juga ‘kembar’. Tomas adalah sosok pesimis dan skeptis. Ia banyak meragukan dan curiga terhadap berbagai hal, karena ia hidup serba kekurangan dan bekerja keras. Bahkan untuk menghidupi keluarganya, ia harus menjalani beberapa pekerjaan sekaligus. Itulah sebabnya ia tidak lagi percaya terhadap segala kemudahan tanpa pengorbanan. Namun di balik semua sifatnya itu, ia adalah seorang yang jujur, berani mengemukakan pendapat dan seorang pemikir logis yang hebat. Ia juga bukan tukang kritik dan peminta perhatian. Sungguhpun hampir tidak pernah disebut secara khusus di ketiga Injil Synoptik, namun Injil Yohanes mengunggah 3 kisahnya secara khusus, yakni ketika ia siap menemani Yesus ke kuburan Lazarus, dan barangkali justru ke jurang maut, ketika ia mengaku tidak memahami ke mana Yesus hendak pergi ketika Ia menyiapkan murid-murid-Nya pada kepergian-Nya yang akan datang, serta drama yang memberinya julukan ‘Tomas yang tidak percaya’ manakala ia ingin membuktikan kebangkitan Yesus dengan mencucukkan tangannya ke bekas paku dan tombak yang ada pada Yesus. Tradisi Kristen Suria menetapkan kematian Tomas pada tanggal 3 Juli 72 M. Ia mati sebagai martir di Mylapore, India. Sebelumnya Tomas dilemparkan ke dalam perapian, tapi karena ia masih hidup, akhirnya ia dihujani tombak hingga mati. Tomas juga membawa Injil ke Persia, meskipun ia lebih dikenal dengan julukannya sebagai ‘Rasul Orang Parthia’.
Yakobus anak Alfeus
Yakobus anak Alfeus ini sering juga disebut sebagai ‘Yakobus Muda’, mungkin karena perawakannya yang kecil dibandingkan Yakobus anak Zebedeus. Beberapa ahli meyakini Yakobus adalah saudara dari Matius, karena nama bapaknya sama, tetapi Injil tidak mencatat hal ini. Yakobus adalah sosok yang sederhana, rajin, kreatif, cerdas dan realistis. Yakobus mencintai dan meneladani Yesus dalam hal kesederhanaan. Menurut tradisi, Yakobus anak Alfeus ini disebut menulis Surat Yakobus. Sedangkan tradisi lain menunjuk Yakobus anak Zebedeuslah yang menuliskan Surat Yakobus, meskipun pendapat ini dibantah dengan alasan bahwa Yakobus anak Zebedeus sudah terlalu cepat menjadi martir sehingga tidak mungkin menjadi penulis kitab ini. Pada akhirnya dipahami secara umum bahwa penulis kitab Yakobus adalah Yakobus saudara Yesus, yang disebut ‘rasul’ oleh Paulus dan terkenal kemudian dengan nama ‘Si Jujur.’ Jadi jelas bahwa penulis kitab Yakobus bukanlah kedua murid Yesus yang bernama Yakobus. Menurut tradisi, ia menjalankan tugas kerasulannya dengan berkhotbah di Palestina dan Mesir. Ia mati sebagai martir dengan cara disalibkan di Mesir.
Simon (orang Zelot)
Ada 9 nama Simon yang disebutkan dalam Perjanjian Baru. Kata Zelot yang dilekatkan padanya dipakai oleh Lukas untuk membedakannya dengan Simon Petrus. Ia juga disebut sebagai ‘Simon Kananaios’ (Simon orang Kanani). Kata ‘Zelot’ diturunkan dari bahasa Ibrani, qana, yang berarti ‘orang yang tekun’ (bahasa Inggris: The Zealous). Kata Zelot sendiri juga bisa berarti kota Kana atau daerah Kanaan. Namun Robert Eisenman menunjukkan bahwa Zelot adalah nama sebuah kelompok yang memperjuangkan kemerdekaan Israel dengan perjuangan fisik. Hampir tidak ada kisah tentang Simon orang Zelot ini. Ia hanya masuk dalam daftar murid Yesus, tanpa ada kisah eksplisit sama sekali. Berdasarkan dugaan bahwa ia adalah anggota dari kelompok Zelot itu, maka ada yang mengatakan bahwa ia seorang fanatik revolusioner, yang tak kenal takut. Ia juga seorang yang berapi-api dan sering bertindak tanpa berpikir panjang. Ia suka bertengkar atau ‘tukang berkelahi’ sebelum ajaran Yesus mengenai kasih terserap dalam hatinya. Ada banyak catatan mengenai kematiannya, tetapi sulit dipastikan mana yang akurat. Tradisi hanya mengatakan bahwa kemungkinan ia wafat di Pella, Armenia atau Suanir, Persia atau Edessa dengan disalibkan.
Yudas anak Yakobus
Yudas anak Yakobus dipanggil juga Tadeus (Hati yang Berani). Ia merupakan salah satu rasul yang kurang dikenal. Lukas sangat berhati hati dalam menuliskan nama Yudas agar tidak tertukar dengan Yudas yang lain, yakni Yudas Iskariot, murid Yesus yang lain, atau Yudas adik Yesus yang menyebut dirinya sebagai ‘saudara Yakobus’. Perdebatan di antara para teolog mengenai terjemahan yang tepat apakah ‘Yudas anak Yakobus’ atau ‘Yudas saudara Yakobus’ seharusnya selesai dengan kenyataan bahwa ayah Yakobus jelas disebut sebagai Alfeus, sedang ayah Yudas bernama Yakobus. Yakobus dan Yudas yang bersaudara adalah adik adik Yesus. Rasul Yudas anak Yakobus inilah yang diperkirakan sebagai penulis surat Yudas. Ia yang membawa Injil ke Edessa dan juga dikisahkan menyembuhkan Raja di sana. Yudas juga berkhotbah di Asyur, Armenia dan Persia. Ia mati sebagai martir.
Yudas Iskariot
Yudas adalah anak Simon. Nama Iskariot yang disematkan di belakang namanya berasal dari kata Ibrani ‘isy qe-riyot’ yang artinya adalah ‘orang Keriot‘ yang menunjukkan asal Yudas. Yudas Iskariot adalah murid Yesus yang sangat cerdas, berpikiran kritis dan memiliki berbagai bakat. Ia jenius dan dapat diandalkan dalam mengurus suatu masalah. Yudas Iskariot terlalu sempurna untuk segala urusan yang membutuhkan kepala, tetapi sangat lemah dengan segala sesuatu yang menyangkut hati. Kelemahan dan kelebihannya yang luar biasa adalah bersandar pada pengertiannya sendiri, pada hatinya sendiri, sehingga ia tampak sebagai seseorang yang tidak pernah salah, ragu ataupun mengecewakan. Yudas senang mengkritik dan tidak suka sebaliknya. Ia senang dipuji dan tak suka sebaliknya, ia akan berusaha keras untuk mendapatkan perhatian dari orang yang paling dihormatinya, gurunya Yesus. Ada kontroversi yang tak dapat dihindarkan bila membicarakan pilihan peran Yudas yang pada akhirnya menjadi pengkhianat. Jika disampaikan bahwa Tuhan telah mengetahui peran Yudas karena telah dipredestinasikan begitu, alangkah kejamnya Tuhan dan alangkah kasihannya Yudas yang terpilih atau telah ditetapkan untuk menjadi pengkhianat dan mati bunuh diri. Yang bisa disampaikan adalah bahwa dalam rancangan keselamatan yang ditetapkan Tuhan, Yesus akan disalibkan untuk menjadi korban penebusan dosa manusia. Namun demikian tidak pernah ditetapkan dari semula bahwa Yudaslah eksekutornya. Semua murid berkesempatan sama untuk menjadi pengkhianat itu. Namun dalam perjalanannya, ternyata free will Yudas memilih untuk mengikuti pertimbangan hati dan pikirannya sendiri, sehingga Iblis memanfaatkannya sebagai eksekutor penyaliban Yesus. Pertanyaannya, jika Yudas tidak mengkhianati Yesus, apakah penyaliban akan terjadi? Penggenapan rencana Allah tidak tergantung pada Yudas atau bukan Yudas. Bila Yudas tidak mengkhianati Yesus, Tuhan pasti tetap punya rencana lain yang akan menggenapi rencana keselamatan dengan menjadikan-Nya korban di kayu salib.
Meskipun Yesus memilih sendiri murid-murid-Nya, tetapi Ia tahu betul bahwa seseorang dari mereka akan mengkhianati-Nya. Dan meskipun Yesus tahu siapa Yudas dan apa yang akan dilakukannya, tapi Ia tidak menindaknya dari awal untuk menunjukkan kekesalan atau kemarahan-Nya. Ia membiarkan rencana keselamatan itu berjalan, tapi kemudian mengubahnya menjadi bagian penting dari rencana besar karya keselamatan yang telah ditetapkan Allah. •
|Sujarwo
2 Comments
catherina manuhutu
Februari 21, 2023 - 9:46 amShalom penjelasan tentang angka 12 dalam PL dan PB ternyata berkaitan erat antara anak2 Yakub.Israel dan 12 murid Yesus, memberikan pencerahan sangat alkitabiah dan membantu bagi kami untuk lebih mengetahui dan mendalaminya, terima kasih Tuhan memberkati.
Cathy-GKI Bektim
Christian Nugraha
Februari 9, 2024 - 10:41 pmTulisan yang sangat bermanfaat bagi saya secara pribadi karena membuka pengetahuan baru yang selama ini belum saya ketahui.