“ …… tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” (Yohanes 20:31)
Seorang mahasiswa yang diperhitungkan sebagai seorang elite intelektual, mengumumkan kepada kelompok sahabatnya bahwa dia tidak akan percaya kepada sesuatu yang tidak dapat dipahaminya. Salah seorang sahabatnya tidak dapat menyetujui pernyataannya itu, lalu mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
“Pertama, Ketika saya mengendarai motor ke kampus pagi tadi, saya melewati sebuah padang dan di sana ada beberapa ekor domba sedang merumput. Apakah kamu percaya akan hal itu?”
Pertanyaan itu tentu saja dijawab, ”Ya saya percaya.”
“Pertanyaan berikutnya: Dengan memakan rumput itu maka domba-domba akan menjadi sehat sehingga tubuh mereka akan ditumbuhi bulu wol yang tebal, apakah Anda memercayainya?”
“Ya, tentu saja!” jawab sang mahasiswa yang terkenal sangat pandai itu.
“Pertanyaan saya, Mengapa domba bisa “mengubah” rumput menjadi wol, sedangkan kelompok lembu yang juga merumput di sana tidak mampu melakukan hal yang sama?”
Mahasiswa yang pandai itu hanya bisa tersenyum pahit, sebab ia harus memercayai kenyataan yang tak kunjung dapat dipahaminya.
IMAN KITA JUGA MELINTASI AKAL
Itu sebabnya Tomas sempat menolak kebangkitan Tuhan Yesus, karena ia merasa sungguh tidak masuk akal bahwa orang yang sudah mati dapat hidup kembali, sekalipun itu Guru dan Tuhannya sendiri. Nah, di sinilah letak kesalahannya yang terbesar. Bukankah selama ini ia sudah berstatus sebagai murid Yesus? Bukankah Tomas sudah menjadi pengikut yang menyaksikan peristiwa demi peristiwa, karya demi karya, mukjizat demi mukjizat yang dilakukan oleh Tuhan dan Gurunya itu? Dan… sesuai dengan rencana-Nya, Tuhan Yesus berharap agar para murid—termasuk rasul Tomas—nanti tetap menjadi saksi-Nya, terutama saksi kebangkitan-Nya.
Kepercayaan tentang kebangkitan Kristus itu maha penting. Fakta kebangkitan Kristus mengejutkan, membanggakan dan membungkam ketidakpercayaan semua manusia yang menolak kemesiasan-Nya. Mengapa? Sebab sesungguhnya kebangkitan-Nya merupakan persoalan paling besar di dunia dan bahkan di Kerajaan Allah, serta dalam rangka keselamatan umat manusia.
PERCAYA BAHWA YESUS ADALAH MESIAS
Bagi orang Yahudi, hal ini sangat sulit, sebab mereka berpegang pada Hukum Taurat sebagai jalan keselamatan mereka. Mereka juga berharap bahwa Mesias akan membebaskan mereka dari penjajahan Romawi.
Kita percaya Yesus selaku Mesias atau Juru Selamat, yang memberikan hidup dalam nama-Nya. Bagi kita, Yesus adalah satu-satunya yang dapat memberikan keselamatan seutuhnya, dan di dalam nama serta darah-Nya kita memperoleh hidup yang sejati.
Iman merupakan sarana utama bagi kita untuk menerima anugerah keselamatan-Nya itu. Iman bagaikan tangan untuk menyambut keselamatan Yesus. “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Efesus 2:8).
Dengan mempergunakan iman, kita juga dapat menolak segala serangan iblis si jahat itu. “Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat” (Efesus 6:16).
Iman yang benar akan mengeluarkan buah, sebagaimana tertulis dalam Yakobus 2:17: “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakikatnya adalah mati.”
FAITH IS THE ROOT OF WORKS. A ROOT THAT PRODUCES NOTHING IS DEAD. (Thomas Wilson)
Kita akan mengeluarkan buah kesaksian, seperti yang terlihat pada Petrus dan Yohanes ketika mereka dilarang memberitakan tentang Yesus Kristus. “Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah dengar” (Kisah Para Rasul 4:20).
Buah iman yang lain adalah pelayanan. Jika Yesus Kristus, Guru dan Tuhan kita, datang ke dunia bukan untuk dilayani tetapi melayani, demikian pula kita, para murid-Nya. Kita menyaksikan Gereja dan orang-orang beriman melakukan pelayanan yang seluas-luasnya. Selanjutnya, iman yang benar menggerakkan hati kita untuk mengadakan persekutuan di antara kita, dan terutama antara kita dan Tuhan yang kita sembah. Jadi, memiliki iman yang benar adalah seperti memiliki sepasang tangan yang lincah dan multiguna: yaitu dapat menerima anugerah keselamatan dari Kristus, dapat menolak serangan iblis, dan dapat pula memberikan buah-buah yang penting: kesaksian, pelayanan dan persekutuan. Begitulah jika kita hidup dalam nama-Nya, nama di atas segala nama. Nama Yesus yang patut kita muliakan sampai selamanya!
>> Pdt.Em.Daud Adiprasetya
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.