Selama hampir 100 tahun, peneliti medis telah berusaha untuk memecahkan suatu misteri yang diungkapkan pertama kali oleh dokter Jerman ALOIS ALZHEIMER pada tahun 1907, dan yang sampai sekarang ini masih menghantui para warga usia SENIOR, pria maupun wanita, karena dapat merusak pikiran mereka secara menakutkan, sampai-sampai penyakit yang satu ini disebut sebagai: MIND-ROBBING-disease!
Asal-mulanya, seorang wanita berusia 51 tahun bernama Augusta D. dibawa ke rumah sakit jiwa di Frankfurt, Jerman, oleh keluarganya yang panik dan bingung atas kehilangan ingatan (forgetful) dan disorientasi (lupa dirinya berada di mana) yang dialami Augusta D. tersebut. Ia dirawat oleh DR. ALZHEIMER, yang tidak bisa berbuat banyak kecuali mengawasi dan mengobservasi keadaannya yang semakin memburuk. Pasien ini tinggal selama lima tahun di dalam rumah sakit itu, tanpa mampu mengingat nama suaminya atau merawat dirinya sendiri.
Sesudah kematiannya, DR. ALZHEIMER melaksanakan autopsi otaknya, dan menemukan “substansi aneh” di dalam cerebral-cortex-nya, yaitu kelompok-kelompok yang tebal dari serat-serat (fibers) di antara “kekosongan” sel-sel otaknya. Gambaran di atas menjadi bentuk anatomis yang menentukan bagi penyakit ALZHEIMER dan tampak di dalam jaringan otak beribu-ribu pasien ALZHEIMER. Kelompok-kelompok serat-serat itu dinamakan Plak.
Timbullah jalan pikiran bahwa yang menjadi masalah adalah kematian sel-sel otak, sedangkan plak yang kurang dikehendaki tadi merupakan penyebab dasarnya. Jalan pikiran di atas berlaku terus sampai beberapa tahun terakhir. Pada saat itu riset oleh DR. MASLIAH dan DR. ROBERT TERRY menunjukkan bahwa tingkat dementia para pasien tidak menunjukkan korelasi dengan jumlah plak di dalam otak pasien pada saat autopsi. Tidak adanya korelasi langsung antara plak dan dementia mengakibatkan pergeseran dalam pengertian yang berlaku tentang penyebab penyakit ALZHEIMER.
Paradigma baru tentang penyebab yang sebenarnya dari penyakit tersebut kini dijelaskan oleh DAVID TEPLOW, Ph.D., profesor bagian Neurologi di Harvard, sebagai berikut: fragmen-fragmen yang lengket (sticky) dari suatu protein yang dinamakan amyloid-beta (A-beta) yang diproduksi dan disekresi oleh sel-sel otak, dan amat mengganggu pekerjaan dan fungsi sinopsis yang meneruskan sinyal-sinyal dari otak melalui neuro-transmitters.
Setelah berjuang hampir 100 tahun lamanya, dunia kedokteran akhirnya berhasil menemukan, bahwa apa yang dinamakan “PLAQUES” di dalam substansi-otak para penderita Alzheimer-disease, bukanlah penyebab sebenarnya dari penyakit ini, melainkan hanya produk-sampingan yang cukup mencolok. Penyebab langsung adalah sticky-fragments dari protein Amyloid-beta (A-beta) yang diproduksi dan di-sekresi oleh sel-sel otak, dan yang amat mengganggu peranan serta fungsi Sinopsis yang mentransmisi sinyal-sinyal dari otak melalui neurotransmitters!
Paradigma baru ini membuka jalan bagi usaha-usaha penanganan/pengobatan baru oleh berbagai pusat ilmu kedokteran yang tenar di dunia untuk berusaha meringankan dampak dari momok para Senior yang dijuluki Mind-Robbing-disease ini dengan berbagai macam approach.
- Pendekatan lewat Vaksinasi; Elan Pharmaceuticals mentest 3 (tiga) formulasi vaksin: Satu pada tahun 2002 dan dua lagi tahun 2003 dan 2004 difile-kan pada FDA untuk testing pada manusia. Sebagaimana halnya dengan semua pendekatan yang menggunakan cara vaksinasi, dibutuhkan banyak waktu yang lama sebelum dapat diambil kesimpulan yang pasti tentang hasilnya.
- Pendekatan Pharmaceutical (lewat obatan-obatan);
- Pfizer, Znc., menyumbangan biaya besar pada pasaran sebesar USD 1,5 Trilliun, yang didominasi oleh ARICEPT, salah satu dari empat obat, yang di-design untuk mempertahankan tingkatan Acethylcholine, di dalam jaringan otak. Acethylcholine merupakan salah satu neurotransmitter yang penting untuk proses belajar dan memori. Di samping itu, Pfizer juga bekerja keras dalam identifikasi suatu Compound yang dapat mempengaruhi enzyme-enzyme yang memprodusir protein beta-amyloid.
- Glaxo Smith Kline meneliti compound-compound yang dapat menghambat enzyme-enzyme yang ada sangkut paut dengan produksi beta-amyloid.Glaxo Smith Kline juga bekerja di laboratorium-researchnya atas sebuah protein yang dinamakan No-Go, yang ada kemungkinan terlibat dengan menghambat regenerasi sel-syaraf. Mereka mengharap, bahwa mem-block kerja No-Go akan memungkinkan sel-sel neuron yang rusak, untuk tumbuh-kembali (re-growth of nerve cells).
- Pendekatan Surgical (Cara-cara pembedahan); Pendekatan Surgical ini yang paling menjanjikan hasil saat ini (most promising) karena beberapa hal:
- Prinsip pembedahannya sama dengan pembedahan yang dilakukan sebagai pengobatan bagi bayi dengan Hydrocephalus.
- Prinsipnya: cairan cerebro-spinalis yang mengaliri ruang-ruang di antara jaringan otak (yang berlebihan pada hydrocephelis) dialirkan keluar dari rongga-kepala melalui cathater yang dinamakan “SHUNT” lewat ruang abdominal. Pada Alzheimer cairan ini akan “menggelontor”jaringan otak, sambil membawa keluar (meng-oplos) protein Bety-Amyloid yang mengganggu, sehingga kurang menumpuk dan merusak kerja sel-sel neuron.
- Pelaksanaan “Shunting” excess-cerebrozpinal-jenid ini dapat dilakukan oleh setiap dokter ahli bedah syaraf yang kompeten,dengan Shunt (Chateter) plus-valve-special yang di-design dan diproduksi oleh tim dari neuro-surgeon Gerald Silverberg, M.D, dari Stanford-Universtiy, USA.
Dr. J. Widyaharsana, D.E., Facb.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.