Apakah Music for Healing itu?
Sejak awal peradaban manusia, manusia sudah memercayai bahwa bunyi dapat menjadi media penyembuh. Suara diyakini dapat menyembuhkan, sehingga manusia awal menggunakan alat-alat perkusif dan suara mereka untuk menghasilkan bunyi. Alat kedua terlama yang tercatat adalah sebuah alat musik menyerupai harpa, yang ditemukan di sebuah gua di daerah yang sekarang kita kenal sebagai Negara Prancis (15.000 SM).
Apa yang membuat bunyi dapat menjadi media penyembuh dan bagaimana cara kerjanya belum dapat dijelaskan hingga abad ke-19. Tetapi sekarang, berbagai riset dengan menggunakan peralatan canggih mencatat pergerakan sel-sel tubuh manusia dan bahkan reaksi penyakit (misalnya: kanker) terhadap bunyi, sehingga apa yang dahulu dianggap sebagai fenomena mistis, sekarang dapat dijelaskan secara metode ilmiah.
Kekuatan Bunyi, Frekuensi dan Nada
Seluruh alam semesta terdiri atas bunyi, frekuensi dan nada. Bahkan setiap organ dalam tubuh kita punya frekuensi dan bunyi. Setiap planet memiliki frekuensi dan mengeluarkan bunyi, yang diterjemahkan menjadi 7 nada dalam tangga nada musik.
Musik, bunyi dan frekuensi sangat lekat dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik disadari ataupun tidak, karena tidak semua bunyi dapat didengar kasat telinga, namun bukan berarti bunyi itu tidak ada. Setiap benda punya frekuensi, yang berarti bahwa setiap benda hidup maupun tidak akan bereaksi terhadap bunyi. Dan musik adalah bunyi yang harmonis.
Banyak tulisan dan riset dewasa ini yang mengupas tentang efek musik, dan itu semua membuktikan bahwa musik sangat berpengaruh terhadap diri manusia. Ada beberapa ayat di Alkitab yang menurut saya dapat menjadi contoh bahwa musik dan bunyi dan frekuensi berpengaruh besar.
Markus 5:30
Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?”
Frekuensi, yang bisa diartikan sebagai intensi dan energi, juga berpengaruh sangat krusial untuk sebuah proses, baik proses terhadap diri kita sendiri maupun untuk orang lain, dan akan memengaruhi sekitar kita, terutama terhadap tujuan intensi kita.
Kisah Para Rasul 16:25-26
Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Akan tetapi terjadilah gempa bumi yang hebat, sehingga sendi-sendi penjara itu goyah; dan seketika itu juga terbukalah semua pintu dan terlepaslah belenggu mereka semua.Yosua 6:20
Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu…I am Music, most ancient of the arts. I am more than ancient; I am eternal. Even before life began upon this earth, I was here-in the winds and the waves. When the first trees and flowers and grasses appeared, I was among them. And when Man came, I at once became the most delicate, most subtle and most powerful medium for the expression of Mankind’s emotions. – ANONYMOUS
The marvels of God are not brought forth from one’s self
Rather, it is more like a chord, a sound that is played.
The tone does not come out of the chord itself, but rather,
Through the touch of the Musician.
I am, of course, the lyre and harp of God’s kindness.
HILDEGARD von BINGEN
Pengaruh Bunyi
Penyakit merupakan distorsi (ketidakharmonisan) yang dihasilkan dari berbagai macam polusi, yaitu polusi suara, polusi udara, bahkan polusi pikiran.
Masaru Emoto dari Jepang melakukan riset khusus bagaimana molekul-molekul air bereaksi terhadap suara, dan ternyata bahwa paduan bunyi harmonis yang dihasilkan dari berbagai instrumen akustik berpengaruh langsung terhadap molekul air. Molekul air yang tidak beraturan karena polusi berubah menjadi teratur dan simetris heksagonal.
Tubuh manusia 60-70% terdiri atas air, sehingga ketika tubuh terekspos terhadap bunyi yang harmonis, maka molekul-molekul air dalam tubuh akan berubah; distorsi penyakit dalam tubuh akan berubah menjadi harmonis dan teratur kembali.
Bunyi yang teratur dan intensi yang tepat akan membuat molekul-molekul air dalam tubuh manusia bereaksi, berubah menjadi ‘baik’ kembali sehingga fungsi dan kesehatan setiap organ tubuh pun menjadi fungsional seperti sedia kala.
Beberapa Pengaruh Musik Terhadap Tubuh Fisik Manusia
Stres menjadi pemicu terbesar dari banyak sekali penyakit dalam tubuh kita. Stres adalah distorsi yang mempengaruhi gelombang otak manusia.
1. Gelombang otak: bunyi perkusif dengan berbagai tempo memengaruhi gelombang otak manusia.
Sebuah riset dari Stanford University, Amerika Serikat, mencatat bahwa bunyian perkusif menjadi stimuli gelombang otak manusia, sehingga bahkan setelah musik itu berhenti, otak manusia meningkat fungsinya dan aliran darah lebih lancar; sebaliknya ritme yang pelan membawa tubuh kita ke kondisi meditatif, memacu dihasilkannya gelombang yang dapat memicu self-healing.
2. Pernapasan dan detak jantung: ketika gelombang otak berubah, maka bagian tubuh lainpun mengalami perubahan; bagian-bagian tubuh yang dipengaruhi sistem sarafpun terubah mengikuti perubahan yang dihasilkan dari mendengarkan musik. Ini bisa diartikan sebagai penurunan ritme napas dan detak jantung, sehingga respons relaks pada tubuh manusia terjadi.Dapat juga berefek mengurangi stres kronis, menimbulkan kesehatan fisik.
3. Pikiran yang sehat dan positif; tingkat optimisme meningkat dari hasil relaksasi.
4. Penurunan tingkat tekanan darah, menaikkan sistem imun tubuh, meredakan otot yang tegang, dll.
Begitu besar pengaruh musik untuk tubuh manusia, bahkan Dr. Edward Podolsky di dalam bukunya The Doctor Prescribes Music berbicara tentang nilai musik waktu kita makan. Menurut Dr. Podolsky, ketika kita mendengarkan musik yang indah pada waktu makan, maka sistem pencernaan akan terstimulasi dan akan bekerja dengan lebih baik. Saraf tympanum (telinga bagian tengah) yang berujung di tengah lidah dan menghubungkan dengan otak, akan merespons sensasi rasa dan bunyi. Musik yang indah untuk didengar akan meningkatkan rasa dari makanan tersebut dan meningkatkan daya cerna.
Demikian masih banyak lagi pembahasan tentang bagaimana pentingnya kehadiran musik di tengah kehidupan kita. Waspadailah bahwa ketika musik yang harmonis di satu sisi dapat meningkatkan kualitas hidup, namun juga di sisi lain musik yang tidak harmonis dapat menurunkan tingkat fungsional organ-organ tubuh kita.
| Maya Hasan
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.