I. Misi Yang Berkelanjutan
Sudah sejak lama berbagai denominasi gereja hadir dan melakukan misi di Pulau Rupat. Selain melayani masyarakat perantau yang sudah Kristen, juga berusaha menjangkau masyarakat setempat, khususnya suku Akit dan peranakan Tionghoa (blasteran Akit dan Tionghoa). Biro Zending HKBP juga turut dalam misi tersebut. Sejak tahun 1971, sudah 6 gereja misi didirikan dan dimandirikan dengan nama Gereja HKBP resort Kacak Pulau Rupat.
Namun sesudah itu bukan berarti misi penginjilan di pulau Rupat dihentikan. Biro Zending memutuskan untuk tetap melanjutkan misi dengan nama ‘Zending Pulau Rupat babak II’ dengan mengutus dua pelayan: Ev. Yuniaman Gea dan Ev. Paulus, STh dengan tugas mencari, menemukan dan membuka pos pelayanan Zending yang baru. Saat ini, atas pertolongan Tuhan, sudah ada dua pos pelayanan Zending di Pulau Rupat, yaitu:
1. Pos Pelayanan Zending Sungai Perpat
Berada di wilayah Kec. Rupat, dirintis sejak Februari 2020 dan dimulai dengan kegiatan belajar mengajar di rumah dan halaman rumah warga. Barulah pada 16 Agustus 2020, dengan perkenan Tuhan dan melalui pergumulan doa, dan pendekatan kepada masyarakat, kegiatan ibadah berupa PA untuk pertama kali diadakan, dan terus berlanjut sampai hari ini. Adapun yang hadir dalam setiap peribadahan sekitar 20-an orang, terdiri atas 4 orang jemaat yang sudah Kristen, 6 orang calon baptisan (2 dewasa, 1 remaja, 3 anak anak).
Saat ini di Sungai Perpat sudah berdiri pondok belajar berukuran 6m x 10m (2 lokal), berbentuk panggung, yang mulai dibangun pada Maret 2021. Walau baru selesai 80%, tempat ini sudah mulai digunakan sejak Agustus 2021. Tercatat 30 peserta didik dari prasekolah hingga SLTP. Kegiatan rutinnya adalah Senin ceria (belajar mengenal isi Alkitab bagi anak-anak), membahas pelajaran di sekolah, berlatih tarian, musik gitar dan bernyanyi.
2. Pos Pelayanan Zending Sungai Pong
Berada di wilayah Kec. Rupat Utara, mulai dijajaki awal Oktober dan mulai kegiatan pada akhir Oktober berupa belajar mengajar bagi anak anak. Saat ini tercatat 18 anak yang ikut dalam kegiatan belajar mengajar di sungai Pong. Namun kegiatan persekutuan katekisasi belum dilakukan. Semoga ke depan, Tuhan berkenan membuka hati orang-orang di sungai Pong untuk menerima kabar sukacita Injil.
II. Pergumulan dan Tantangan
Pergumulan kami dalam misi adalah makin menguatnya pengaruh agama Budha dan Kong Hu Chu di Pulau Rupat. Dulu, dari cerita orang-orang tua, sulit menemukan Vihara dan Kelenteng. Namun sekarang hampir di setiap desa ada Vihara untuk berkegiatan, sehingga untuk mengembangkan model kegiatan pelayanan sering tersendat atau bahkan tidak bisa dilakukan.
III. Harapan dan Impian
Walaupun pergumulan dan tantangan yang dihadapi cukup besar, tapi kami sadar dan yakin bahwa sampai sejauh ini misi Zending bisa bertahan dan tetap berjalan karena campur tangan Tuhan. Tuhan jugalah yang telah memperlengkapi keterbatasan kami dengan mengutus sahabat dan saudara yang peduli pada misi pelayanan Pengabaran Injil, termasuk Bapak dan Ibu majelis dan jemaat GKI Pondok Indah. Kita semua percaya bahwa Dia jugalah yang akan membuat benih yang ditaburkan itu bertumbuh dan berbuah pada waktunya. Salam satu misi dari kami di Pulau Rupat. Tuhan memberkati.•
|Ev. Yuniaman Gea, Utusan Zending HKBP Pulau Rupat – Prov. Riau
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.