Sesudah menarik perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segaia sesuatu, iaiu mengikut Yesus. (Lukas 5:11)
“Jangan saya deh, mending dia aja. Saya mah nggak punya pengalaman, nggak ngerti” Mungkin inilah kalimat yang sering kita ucapkan saat menolak suatu ajakan untuk melakukan pelayanan, tugas dalam kepanitiaan, atau kepemimpinan gereja. Kita sering merasa tidak percaya diri karena ada banyak hal yang kurang dalam diri kita.
Sebagian besar dari orang-orang yang dipilih Yesus untuk menjadi murid-Nya adalah nelayan. Mengapa demikian? Mengapa Yesus tidak memilih ahli Taurat, pegawai istana, atau kelompok lainnya? Dalam keempat Injil, Yesus tidak pernah menyebutkan alasannya. Hal yang kita ketahui hanyalah respons orang-orang yang dipanggil menjadi murid Yesus. Awalnya Simon Petrus sempat menolak dengan alasan bahwa dirinya adalah orang berdosa. Akan tetapi, Yesus menegaskan untuk tidak takut, hingga akhirnya mereka mau mengikuti-Nya.
Para murid meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Yesus. Padahal, mereka belum mengetahui bagaimana masa depan mereka setelah menjadi penjala manusia. Bagaimana dengan kita? Beranikah kita mengambil langkah besar itu, meskipun kita belum mengetahui masa depan kita? Masihkah kita merasa minder jika Tuhan memilih kita? Jangan takut dan ragu, jikalau Tuhan sudah memilih kita, pasti Ia juga akan menggantikan segala hal yang kita tinggalkan itu. [Pdt. Yosafat Simatupang]
DOA:
Ya Tuhan, kiranya kami berani mengambil risiko untuk meninggalkan banyak hal demi mengikut Engkau. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 6:1-8, (9-13); Mzm. 138; 1 Kor. 15:1-11; Luk. 5:1-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.