Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri …. (Yun. 4:11)
Ada banyak orang di sekitar kita, masing-masing dengan gaya hidupnya. Bagaimana respons kita ketika melihat mereka melakukan kesalahan? Yunus menjadi marah ketika Allah menyelamatkan Niniwe. Mengapa? Yunus (orang Yahudi) tidak senang membagikan Injil kepada orang non Yahudi (lih. 1Tes. 2:14-16). Mereka lupa tujuan mereka menjadi bangsa pilihan, yakni untuk menjadi berkat bagi seluruh bangsa (Kej. 22:18). Menurut Yunus, Allah tidak seharusnya memberikan keselamatan kepada Niniwe. Tetapi, inilah yang Allah lakukan: Ia menyelamatkan siapa pun yang bertobat dan percaya kepada-Nya.
Kadang kala kita berpikir penghakiman sangat layak bagi orang berdosa. Tetapi, Allah adalah pribadi yang penuh belas kasih lebih dari yang dapat kita bayangkan. Allah mengasihani orang berdosa, yang sangat kita benci, dan Dia merencanakan agar mereka kembali kepada-Nya. Bagaimana sikap Anda terhadap orang yang Anda anggap berdosa? Apakah Anda mau mereka dihancurkan? Atau Anda berharap mereka bisa mengalami kasih karunia dan pengampunan Tuhan?
Firman ini mengajak kita merenungkan apakah kita orang yang sungguh-sungguh beriman? Orang yang beriman sepatutnya tidak membenci sesamanya yang tidak seberiman dirinya. Dia akan bergumul bersama Tuhan agar berita Injil bisa menggelisahkan dan mentransformasi karakter umat manusia yang berdosa. Kerohanian yang sejati seharusnya membuat kita mengasihi sesama. [Pdt. Indra Kurniadi Tjandra]
DOA:
Berikan kami hati yang mengasihi orang yang Kau kasihi.
Ayat Pendukung: Mzm. 51; Yun. 3:1-10; Rm. 1:1-7
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.