“… apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.” (Kel. 33:22)

Masih ingatkah kita ketika pandemi Covid-19 baru merebak? Karena virus ini menyebar melalui droplet air liur, cairan hidung dan kontak fisik, maka kita semua diminta untuk tidak saling menyapa dengan sentuhan fisik. Untuk melindungi orang yang kita kasihi, kita tidak boleh menyentuh mereka, melainkan harus menjaga jarak. Kita menjaga jarak agar mereka tetap aman, dan tetap hidup. Ada banyak orang yang sulit menerima hal ini. Namun dalam kondisi demikian, inilah cara terbaik untuk mencintai dan menunjukkan kasih.

Situasi serupa kita lihat dalam perikop hari ini. Tentu Musa dan Allah bukan menjaga jarak karena virus, melainkan karena manusia tidak dapat melihat wajah Allah. Manusia akan mati begitu melihat-Nya. Namun, dalam perikop ini, Musa ingin Allah memperlihatkan kemuliaan-Nya. Allah pun memilih cara menudungi umat Israel dengan tangan- Nya, sementara Ia berjalan lewat dan memperlihatkan kemuliaan-Nya. Entah kasih sebesar apa yang membuat Allah bersedia melakukan itu. Namun, itulah yang terjadi. Allah memilih suatu cara agar Ia dapat memenuhi permohonan orang-orang yang dikasihi-Nya sambil melindungi mereka.

Sampai hari ini, ada banyak cara yang Allah gunakan untuk mengasihi kita. Sebagian dapat kita mengerti, tetapi sebagian lagi tidak. Hari ini kita diingatkan bahwa dengan berbagai cara Ia mengasihi kita. [Pdt. Agetta Putri Awijaya]

REFLEKSI:
Allah mengasihi kita dengan cinta yang besar dan dengan berbagai cara.

Ayat Pendukung: Mzm. 97; Kel. 33:18-23; Yoh. 1:14-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.