I. Orang-orang yang dimeteraikan dari bangsa Israel-114.000 ORANG UNTUK TUGAS ALLAH
A. Rencana Kekal Allah
Dalam buku “God’s Final Word” karya Ray C. Stedman, dijelaskan bahwa setiap orang Kristen non-Yahudi (Gentiles) patut berutang budi atas hidup kekalnya kepada umat Yahudi. Seperti dikatakan Yesus kepada wanita Samaria di sumur: “…sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi” (Yohanes 4:22). Yesus, sang Juru Selamat dunia, adalah seorang Yahudi keturunan Abraham, Ishak dan Yakub. Dalam Perjanjian Baru, Israel menjadi pusat perhatian karena janji diberikan kepada mereka dan menjadi milik bangsa Israel.
- Keutamaan umat Israel terlihat dalam Injil, ketika Yesus mengirim kedua belas murid-Nya untuk berkhotbah dan menyembuhkan dalam nama-Nya. Yesus berpesan, “Jangan kamu menyimpang ke jalan bangsa lain… melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel” (Matius 10:5, 6).
- Paulus mengkhususkan rencana kekal Allah mengenai Israel dalam Kitab Roma pasal 9, 10 dan 11 serta meramalkan bahwa suatu waktu kelak, Allah akan memulihkan keutamaan Israel di antara bangsa-bangsa di dunia.
- Sepanjang rentang sejarah dan melalui seluruh halaman Firman-Nya, Allah dengan tegas dan gamblang menyatakan rencana abadi-Nya bagi bangsa Israel. Dalam Wahyu 7, puncak rencana itu terlihat. Dua kelompok orang dalam jumlah yang sangat besar muncul di cakrawala nubuat:
- Yang pertama adalah umat Yahudi yang beralih agama dan bertobat (jemaat Kristen) dan berjumlah 144.000 jiwa (Wahyu 7:1-8);
- Yang lain adalah kumpulan orang yang sangat banyak sehingga tidak terhitung jumlahnya (a great multitude which no one could number) terdiri atas umat bukan Yahudi (Gentiles) dari setiap bangsa (Wahyu 7: 9-17).
B. Angin dari Allah
“Kemudian daripada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon… Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai Allah yang hidup, dan berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut, katanya: ‘Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!‘” ( Wahyu 7:1-3).
Keempat penjuru dunia secara sederhana menunjukkan tanda kompas utara, selatan, tImur dan barat dari bumi yang bulat, dan dengan demikan merujuk pada keseluruhan bumi. “Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman” (It is He who sits above the circle of the earth… and spreads them out like a tent to dwell in) (Yesaya 40:22).
Keempat malaikat yang menahan “keempat angin bumi” akan mendapat perhatian dari penduduk bumi, sama seperti sangkakala ketujuh menciptakan suatu keheningan surgawi “…maka sunyi senyaplah di surga, kira-kira setengah jam lamanya” (Wahyu 8:1). Kejadian ini merupakan suatu keajaiban/keheranan pada saat terjadinya malapetaka. Dalam Mazmur 135:7 dikatakan: “Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya.” Angin merupakan pergerakan dari udara pada permukaan bumi yang disebabkan oleh:
- Proses yang tak henti-hentinya dari pemanasan dan pendinginan planet bumi–yang menyebabkan adanya wilayah bertekanan rendah dan bertekanan tinggi.
- Perputaran planet bumi–”Siapakah yang naik ke surga lalu turun? Siapakah yang telah mengumpulkan angin dalam genggamnya? Siapakah yang telah membungkus air dengan kain? Siapakah yang telah menetapkan segala ujung bumi? Siapa namanya dan siapa nama anaknya? Engkau tentu tahu!” (Amsal 30:4).
Oleh karena itu, menghalangi angin bertiup dan menghalangi perputaran planet bumi sudah pasti melibatkan rencana Tuhan. “Sesungguhnya, Akulah TUHAN, Allah segala makhluk; adakah sesuatu apa pun yang mustahil untuk-Ku?” (Behold, I am, the LORD, the God of all flesh. Is there anything too hard for Me?- Yeremiah 32:27). “… angin badai yang melakukan firman-Nya” (Stormy wind, fulfilling His word) (Mazmur 148:8).
Penulis William Barclay dalam bukunya berjudul “The Revelation of John Volume 2″ menjelaskan:
1. Para malaikat diperintahkan untuk:
a. Menahan angin dari keempat sudut dunia (utara, selatan, timur dan barat) sampai pekerjaan memeteraikan orang-orang setia selesai (Wahyu 7:1);
b. Para malaikat penjaga air diperintahkan Allah untuk menahan air sampai Nuh selesai membangun bahteranya (Henokh 66:1-2).
c. Malaikat dengan obor menyala diperingatkan menahan api ketika Yerusalem diserbu oleh orang-orang Babel, sampai bejana-bejana suci Bait Allah disembunyikan dan selamat dari penjarahan para penyerbu (2 Barukh 6:4).
2. a. Nahum berbicara tentang
Tuhan yang berjalan di dalam puting beliung dan badai (Nahum 1:3);
b. Angin adalah kereta Allah (Yeremia 4:13–”keretanya kencang seperti angin badai” (And His chariots are like a whirlwind) dan Yesaya 66:15.
c. Angin adalah napas Allah (Ayub 37:9-10–”…Oleh napas Allah terjadilah es, dan permukaan air yang luas membeku” (By the breath of God ice is given, and the broad waters are frozen).
d. Angin mengeringkan sungai dan laut (Nahum 1:4) Begitu mengerikan akibat angin dahsyat puting beliung, dan hal ini dijelaskan dalam kejadian di akhir zaman.
Penulis Ray C. Stedman dalam bukunya “God’s Final Word” memberi gambaran tentang empat malaikat yang diperintahkan untuk menahan keempat angin yang melambangkan kuasa merusakkan. Daratan, lautan dan pohon-pohon muncul sebagai lambang yakni:
- Israel sebagai bangsa dengan kemantapan dan kekuatan, dengan struktur yang berdasarkan Allah, digambarkan sebagai “daratan.”
- Lambang lautan menggambarkan bangsa-bangsa non-Yahudi (Gentiles) dan negara-negara kafir khususnya.
- Lambang pohon sering mengungkapkan perorangan di berbagai bagian Kitab Suci. Mazmur 1:3 misalnya, menggambarkan orang yang benar sebagai “pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya dan yang tidak layu daunnya” (He shall be like a tree, planted by the rivers of water, that brings forth its fruit in its seasons).
Pohon adalah lambang laki-laki dan perempuan berpengaruh, orang yang berwenang, yang menonjol di antara khalayak ramai, seperti pohon tinggi di hutan.
C. Allah yang Hidup (Wahyu 7:2,3)
“Dan aku melihat seorang malaikat lain muncul dari tempat matahari terbit. Ia membawa meterai ALLAH YANG HIDUP, dan ia berseru dengan suara nyaring kepada keempat malaikat yang ditugaskan untuk merusakkan bumi dan laut. Katanya: “Janganlah merusakkan bumi atau laut atau pohoh-pohon, sebelum kami memeteraikan hamba-hamba Allah kami pada dahi mereka!” (ayat 2) (Catatan: Penulis mengutarakan pentingnya arti ALLAH YANG HIDUP).
Penulis William Barclay (The Revelation of John Volume 2) menjelaskan bahwa malaikat tersebut membawa meterai milik Allah yang hidup. Kata Allah yang hidup adalah ungkapan yang disukai oleh para penulis Alkitab:
- Allah yang hidup berbeda dari ilah-ilah mati yang disembah oleh orang kafir;
- Allah yang hidup dipakai sebagai dorongan. Dalam perjuangannya, Yosua mengingatkan umatnya bahwa Allah yang hidup bersama mereka (Yosua 3:9, 10);
- Hanya di dalam Allah yang hidup ada kepuasan (Mazmur 42:2);
- Hosea mengingatkan umat Israel bahwa sebelumnya mereka bukanlah umat-Nya, tetapi oleh anugerah, mereka telah menjadi anak Allah yang hidup (Hosea 1:10).
D. Hamba-Hamba Allah yang Dimeteraikan untuk Tugas Allah
Katanya, “Jangan merusakkan bumi atau laut atau pohon-pohon sebelum kami memeteraikan HAMBA-HAMBA ALLAH pada dahi mereka” (saying: “Do not harm the earth, the sea, or the trees, till we have sealed the servants of our God on their foreheads”) – Wahyu 7:3.
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu; seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
Semua suku keturunan Israel (all the tribes of the children of Israel) (Wahyu 7 ayat 4) telah ditetapkan jumlahnya mulai dari ayat 5 sampai ayat 8. Hal ini menunjukkan bahwa Israel selalu “berwujud dan ada” di depan mata Allah. Penetapan 144.000 jiwa yang dimeteraikan karena telah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus, sang Juru Selamat (Jemaat Kristen), menunjukkan dan membuktikan bahwa iman di dalam Yesus sebagai Mesias membuat mereka menjadi “hamba-hamba Allah.” Dari daftar khusus kedua belas suku keturunan Israel, suku Dan digantikan oleh salah satu putra Yusuf, yaitu Manasye. Salah satu sebab mengapa suku Dan tidak dimasukkan ke dalam daftar tersebut ialah karena suku Dan memperkenalkan murtad kepada bangsa Israel (pemujaan berhala –Hakim-hakim 18:14-31).
Penulis Tim LaHaye dan Jerry B. Jenkins dalam buku mereka berjudul “Are We Living in The End Times? dengan terjemahannya yang berjudul “Apakah Kita Hidup di Akhir Jaman?”) menjelaskan tentang ribuan penginjil (144.000 penginjil Yahudi).
- Janji Tuhan tentang akhir zaman terdapat di dalam Matius 24:14–”Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya” (And his gospel of the kingdom will be preached in all the world as the witness to all the nations, and then the end will come).
- Pekerjaan besar ini akan dicapai melalui pelayanan 144.000 saksi yang digambarkan dalam Wahyu 7: 1-8.
- Yohanes memberitahukan bahwa Allah mempunyai pelayanan khusus bagi beribu-ribu petobat Yahudi, masa depan ke Kristus, dan bahwa Tuhan akan menyiapkan jalan bagi mereka dengan menggunakan kuasa Ilahi yang supra alami (Wahyu 7:1-4);
- Sebelum bumi ditenggelamkan dalam berbagai malapetaka dan bencana yang dibawa melalui penghakiman meterai keenam, Allah akan membangkitkan 144.000 penginjil Yahudi untuk disebarluaskan ke seluruh dunia dan membawa tuaian jiwa dalam jumlah yang sangat besar (ayat 9).
- Setiap “hamba” Allah ini akan menerima “meterai” di dahi mereka. 144.000 saksi yang dipenuhi oleh Roh Kudus, akan berkhotbah di dunia tidak lama setelah Yesus mengangkat gereja-Nya.
Penulis Ray C Stedman dalam bukunya “God’s Final Word” menjelaskan: Pilihan dari satu kelompok umat Yahudi yang khusus akan diberikan misi istimewa selama hari-hari terakhir (disebutkan bahwa kelompok Yahudi yang dipilih ini adalah “Para Komando Kristus”). Kelompok ini adalah orang-orang yang telah menerima meterai di dahi mereka dan diisi oleh Roh Kudus. Roh Kudus menuntun dan menguasai pikiran, otak dan kemauan mereka sehingga mereka diatur oleh pikiran Kristus. (Rasul Paulus menulis: “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” –Filipi 2:5).
Para Komando Kristus yang berjumlah 144.000 jiwa ini akan menggenapi kata-kata Yesus bahwa Injil Kerajaan-Nya akan disampaikan ke seluruh dunia sebagai kesaksian kepada semua bangsa, dan kemudian penghakiman terakhir Allah akan turun ke muka bumi. 144.000 orang ini akan menyebarkan Injil selama kurun waktu tujuh tahun, yang disebut sebagai “akhir zaman” atau zaman “Pencobaan”. Kelompok umat Yahudi yang diisi oleh Roh Kudus tersebut kelak akan seperti 144.000 rasul Paulus. Dalam Matius 10:5-8, Yesus mengutus kedua belas rasul murid di bawah wewenang-Nya, namun kelompok Yahudi di masa mendatang bukan saja sekadar berjumlah dua belas orang, tetapi 144.000 orang, yaitu dua belas pangkat dua, kali sepuluh pangkat tiga (12 x 12 x 10 x 10 x 10).
II. KELOMPOK BESAR MANUSIA YANG TIDAK TERHITUNG BANYAKNYA MEMUJI ALLAH (Wahyu 7:9-17)
Yohanes kemudian melihat sejumlah kelompok manusia yang tidak terhitung banyaknya dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan Anak Domba, memakai jubah putih dan memegang daun-daun palem di tangan mereka. Kejadian ini merujuk pada kejadian di mana Yesus dielu-elukan memasuki Yerusalem “…mereka mengambil daun-daun palem dan pergi menyongsong Dia sambil berseru-seru: ‘Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan Raja Israel‘” (Yohanes 12:12).
Pemandangan yang lebih indah dilukiskan dalam Wahyu 7:9-17 di mana dengan suara nyaring mereka berseru: “Keselamatan bagi Allah kami yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba!” Semua malaikat, tua-tua dan keempat makhluk yang mengelilingi takhta Allah tersungkur dan menyembah Allah dengan puji-pujian. Dan kelompok manusia yang tidak terhitung banyaknya menggunakan jubah putih dan mereka adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan besar (great tribulation) dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
Mereka melayani Dia siang dan malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka. Mereka tidak akan menderita lapar dan dahaga lagi dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Hal ini karena Anak Domba yang di tengah takhta itu akan menggembalakan dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan (and lead them to living fountains of waters). Di sini Allah menghapus segala air mata dari mata mereka yang pernah menderita untuk mempertahankan dan menyaksikan kepercayaan dan iman mereka kepada Allah Bapa.
Tuhan “tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman” (2 Petrus 2:9).Meterai dari Yang Maha Kuasa itu pasti dan tetap (sure and certain)–Dia mengetahui orang-orang yang menjadi milik-Nya, antara lain mereka yang “meninggalkan kejahatan/kelaliman/ketidakadilan”–”Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah “Tuhan mengenal siapa kepunyaan-Nya” (The Lord knows those who are His) dan “Setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan” (2 Timotius 2:19).
Wahyu 7: 9-14. Mengenai hasil pelayanan ke-144.000 jiwa tersebut, Ray C. Stedman dalam bukunya “God’s Final Word” menulis bahwa “Yohanes berada di surga, dan ia melihat semua hal ini dari sudut pandang yang kekal, tidak berdasarkan runut kronologis dan batas waktu. Tidak ada masa lalu atau masa depan dalam orientasi surgawi. Ia melihat ke depan, ke akhir kurun waktu tujuh tahun:
- Ia menyaksikan suatu kelompok besar orang, terlalu besar untuk dapat dihitung, yang sudah mengatasi dan keluar dari Pencobaan Besar;
- Mereka bukan saja umat Yahudi, tetapi datang dari setiap suku, bahasa, kaum, dan bangsa, yang sudah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih dalam darah Anak Domba. Mereka memegang tangkai daun palem di tangan mereka.
Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian! Amin. (Wahyu 22:21). Haleluya.
Erna Kusoy
2 Comments
SPB Hadiwijoyo
Januari 27, 2012 - 1:13 pmLuar biasa kasih karunia Allah panjang dan sabar, tidak henti-hentinya diupayakan Allah supaya sebanyak mungkin manusia diselamatkan dari dosa dan maut. Mulai dari Adam. Allah memakai nabi-nabinya, Bahkan dengan mengorbankan Yesus Kristus untuk menghapus dosa umat manusia. tidak berhenti sampai disitu, Yesus memilih 12 murid sebagai inti penginjilan saat itu dan sekarang saat benih-benih ditabur sampai nanti didapat 144.000 Utusan yang akan berkeliling dunia untuk memberitakan Injil keselamatan. Dengan tujuan Budaya Allah menyatu menjadi budaya umat Manusia. Yaitu Hidup selamat, Berpegang dan menjalankan hukum Kasih. sebagai warga Surga, damai sejahtera dalam hidup berkelimpahan. Supaya menghasilkan buah-buah roh Kebenaran.
Sudjarno, Drs
Desember 10, 2020 - 11:08 amTerima kasih renungannya, semakin memperkuat iman dan pelayanan … GBU