A. PEREMPUAN, NAGA, ANAK LAKI-LAKI, MIKHAEL (Wahyu 12:1-18)
Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya (ayat 1). Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota (ayat 3). Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya (ayat 5).
Kitab Wahyu 12, 13 dan 14 berbicara mengenai Peperangan dan Keselamatan. Nubuat dilihat dari sudut orang-orang (people) yang hidup pada masa bencana besar atau masa tribulasi; terlihat hadirnya “tujuh” tokoh, yakni (i) seorang perempuan berselubungkan matahari; (ii) seekor naga merah padam; (iii) seorang Anak laki-laki; (iv) Mikhael, penghulu malaikat. (Michael the archangel); (v) keturunan lain dari perempuan itu (the offspring of the woman); (vi) binatang yang keluar dari dalam laut (the beast from the sea); (vii) binatang yang keluar dari dalam bumi.
1. Perempuan = Umat Allah (Wahyu 12:1-2 dan 13-16)
Tokoh pertama ialah “seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari duabelas bintang di atas kepalanya (Wahyu 12:1). Perempuan itu melambangkan negara dan umat Allah. “Seorang perempuan berselubungkan matahari dengan bulan…” Di sini benda-benda penerang bumi dalam Kitab Kejadian yang dijadikan Allah Bapa Yang Maha Kuasa digunakan dalam berbagai kejadian di berbagai bagian Alkitab. Perjanjian Lama menjelaskan, Yusuf melaporkan suatu mimpi bahwa ayahnya (Yakub), Ibunya (Rahel) dan ke sebelas saudaranya (yang masing-masing membentuk bangsa-bangsa di kemudian hari), diumpamakan sebagai matahari, bulan dan bintang-bintang. (Kejadian 37:9-11). Yusuf berkata: “Aku bermimpi pula: Tampak matahari, bulan dan sebelas bintang sujud menyembah kepadaku.” Apabila dihubungkan dengan Wahyu 12:1, jelas bahwa perempuan yang dikatakan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan dua belas bintang, mewakili para bapak leluhur umat Allah dan 12 suku itu digambarkan sebagai melahirkan Mesias (“Anak laki-laki”).
2. Naga = Satan (Wahyu 12:3-4, 9 dan 13)
Tokoh kedua ialah “Naga.” “Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota (Wahyu 12:3). Naga menggambarkan sumber dari segala yang jahat; yaitu Iblis sendiri. Wahyu 12:9 menyebutnya sebagai “si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan.” Ia disebut “pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita” (Wahyu 12:10).
Perkataan yang sama, “seekor naga merah padam” juga digambarkan pada waktu meterai kedua dibuka dan pada saat itu damai diambil dari bumi. “Dan ketika Anak Domba membuka meterai yang kedua,… dan majulah seekor kuda lain, seekor kuda merah padam dan orang yang menungganginya dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi…” (Wahyu 6:3-4). Naga merah padam itu berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan hal ini dijelaskan dalam Wahyu 17:10-12, bahwa “…Ketujuhnya adalah juga tujuh raja… dan kesepuluh tanduk… adalah sepuluh raja…” Naga ini akan merupakan alat dari Satan untuk menyesatkan umat di bumi pada masa malapetaka/tribulasi seperti yang pernah dilakukan ular ketika dipakai sebagai alat untuk mencobai Hawa (Kejadian 3:15). Di sini, baik naga dan Kerajaan Antikristus digunakan sebagai alat oleh Satan untuk mempertahankan kedudukan terakhirnya. Disebutkan bahwa ekor naga ini menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi, maksudnya 1/3 dari bintang-bintang adalah 1/3 dari malaikat-malaikat di surga yang ikut memberontak dan durhaka bersama Satan melawan Allah Yang Mahakuasa (Yehezkiel 28).
Pendapat para penafsir Alkitab ternama tentang “naga merah padam yang besar” ialah sebagai berikut:
a. Tim LAHaye dan Jerry B. Jenkins menulis bahwa Iblis, si naga, adalah pendosa yang pertama, dan dalam Alkitab, Firman Allah memberitahu kita bahwa dia adalah roh yang sangat kuat dan sangat jahat, yang hidup untuk membunuh dan menipu umat manusia. Dia akan melakukan apa saja yang dapat dilakukannya untuk merebut penyembahan dan kemuliaan yang menjadi hak Allah saja. Sebagian besar kengerian di masa sengsara merupakan akibat langsung keinginan Iblis untuk menggantikan Allah dan untuk disembah sebagai allah. Yesus menyebutnya sebagai “pendusta dan bapak segala dusta” di mana tidak ada kebenaran di dalamnya dan “pembunuh manusia sejak semula” (Yohanes 8:44). Rasul Paulus menulis: “Persembahan mereka adalah kepada roh-roh jahat, bukan kepada Allah” (1Korintus 10:20; 1 Petrus 5:8; Wahyu 20:10).
b. Simon J. Kistemaker menulis bahwa Yohanes berfokus pada penganiayaan Kristus dan Jemaat-Nya oleh Iblis (Wahyu 12:3-6, 13-17). Setelah terusir dari surga bersama para malaikatnya, iblis memberi wewenang pada Antikristus dan nabi-nabi palsu. Wahyu 12 menekankan kekalahan iblis, terlihat dari kalimat “dilemparkan ke bawah.” Dalam pasal ini Iblis lima kali dilukiskan sebagai pecundang, sementara Kristus dan Jemaat-Nya adalah pemenang. (i) Iblis berusaha menelan bayi laki-laki itu, tetapi gagal karena Allah merampas bayi itu dan membawanya ke atas takhta-Nya (ayat 5); (ii) Iblis dan para malaikatnya kalah pada waktu berperang melawan Mikhael (ayat 9); (iii) Naga memburu perempuan itu, tetapi Alah telah menyediakan “tempat” baginya di padang gurun (ayat 6, 14); (iv) Ular hendak menenggelamkan perempuan itu dalam air bah, tetapi bumi menelan sungai itu–sekali lagi Iblis kalah (ayat 15-16); (v) Iblis kembali kalah saat berperang melawan keturunan perempuan yang tetap taat dan memegang teguh perintah Allah.
c. DR. J.J. de Heer menulis: Apakah pertalian antara Wahyu 12 dan Wahyu 13? Pasal 12 berfungsi sebagai pendahuluan dari Pasal 13. Pasal 12 memperlihatkan bahwa di balik munculnya Antikristus itu, terdapat sang naga (yaitu Iblis) dan memperlihatkan bahwa sang naga tidak sanggup mengalahkan Kristus sendiri (Matius 4:9-10; 8:28-32, Lukas 8:31) dan kini daripada melawan kepada Kristus, ia menunjukkan serangannya kepada gereja Kristus, dan serangan itu dilakukannnya melalui si Antikristus.
d. Witness Lee menulis: Dalam Kejadian 3, ular kecil itu masuk melalui perempuan. Sepanjang abad, para penafsir Alkitab mengatakan bahwa ular masuk melalui perempuan, karena perempuan lebih lemah daripada laki-laki. Ular, si licik itu, tahu siapa yang harus diracuninya. Setelah ular merusak perempuan itu, Allah turun tangan menghakimi ular itu (Kejadian 3:15). Wahyu 12 harus ditafsirkan melalui Kejadian 3:15, karena ada perempuan, ular dan keturunan perempuan. Dalam Wahyu 12, ada tiga hal yang sama: Perempuan itu, sekarang jauh lebih besar, sedang ular itu telah menjadi seekor naga besar dan keturunan perempuan juga berkembang menjadi anak laki-laki. Bagaimana ular dalam Kejadian 3 bisa menjadi naga dalam Wahyu 12? Karena ia telah banyak makan. Melalui makan, ular itu terus bertambah besar. Banyak orang telah dimakannya, dan sekarang ia berusaha menelan kita. Ketika Tuhan mengutuk ular itu, Ia mengganjarnya dengan makan debu tanah seumur hidupnya (Kejadian 3:14). Selama kita bersifat debu, duniawi, kita adalah santapan si ular. Tetapi jika kita bersifat surgawi, si ular tidak akan mampu menelan kita. Bahwa di alam semesta ini, peperangan yang sedang berkecamuk (lihat Efesus 6:12, 10-18), sesungguhnya adalah antara perempuan dengan naga. Siapa saja yang menganiaya gereja berarti bersekutu dengan naga itu. Naga itu sekarang sedang menganiaya gereja dan berencana merusaknya d imana saja di bumi ini. Naga selalu berusaha menelan apa saja yang akan dilahirkan gereja. Kitab Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, membeberkan nasib Iblis.
e. William Barclay menulis: Wahyu 12:7-9 menggambarkan tentang perang di surga antara Naga (Ular Tua, Ibis, Satan–ini semua adalah nama untuk makhluk jahat itu) dengan Mikhael dan semua malaikatnya. Idenya adalah bahwa kebencian naga itu begitu kuat hingga ia mengejar Mesias bahkan sampai ke surga. Kemudian, ia dihadang oleh Mikhael dengan bala tentara surgawinya dan akhirnya ia (Satan) terlempar keluar.
Gambaran Alkitab mengenai Satan menarik untuk dipelajari:
i. Satan mulanya adalah malaikat yang mempunyai “pikiran yang tak masuk akal” untuk menempatkan takhtanya lebih tinggi daripada takhta Allah dan kemudian dilemparkan keluar dari surga. Dosa yang membuatnya terlempar dari surga adalah kesombongan (Yesaya 14:12; 1 Timotius 3:6).
– Pemimpin/pemilik Jemaat dinasehati untuk tidak sombong, sebab kalau tidak ia akan jatuh ke dalam hukuman yang sama seperti iblis;
– Ketika Satan dilemparkan ke luar dari surga maka tempat tinggalnya adalah udara dan ia harus mengembara di sana. Karena itu ia kadangkala disebut sebagai penguasa udara/angkasa (Efesus 2:2);
ii. Dalam Perjanjian Lama, Satan masih digambarkan sebagai malaikat di bawah kekuasaan Allah. Satan terhitung di antara anak-anak Allah dan memiliki jalan masuk ke hadapan-Nya (Ayub 1:6-9, 2:1-6). Dalam Kitab Zakaria dikatakan tentang Satan yang ada di hadapan Allah (LAI: “Iblis”-Zakaria 3:1,2). Satan aslinya berarti “musuh, lawan” (adversary). Malaikat Tuhan yang berdiri di jalan untuk menghalangi Bileam agar tidak melaksanakan niat jahatnya disebut sebagai Satan yang melawannya. Demikian pula orang-orang Filistin takut kepada Daud yang dianggap sebagai Satan mereka (LAI: “lawan”–1 Samuel 29:4; he became our adversary versi NKYV). Waktu Salomo memerintah, tidak ada satan yang melawannya (LAI: “lawan”-1 Raja 5:4). Raja-raja asing, Hadad dan Reson, menjadi satan-satannya (LAI “lawan”-1 Raja 11:14, 23). Dalam Perjanjian Lama, Satan adalah malaikat penuntut yang mengajukan tuntutan melawan manusia di hadapan Allah (LAI: “Iblis”–Ayub 1:11,12, 2:1-6). Satan adalah malaikat pendakwa, ketika seseorang sedang diadili oleh Allah. Mikhael adalah seorang pembela, penghulu malaikat yang bertugas untuk mematahkan tuduhan para Satan.
iii. Di dalam Perjanjian Baru, Satan menjadi Iblis, artinya pemfitnah (slanderer). Dalam Perjanjian Baru, Satan menjadi penggoda manusia. Dalam cerita Pencobaan Yesus, ada tiga nama yang dipakai tanpa pembedaan. Kuasa jahat itu adalah Satan (LAI: “Iblis”-Matius 4:10; Markus 1:13), Iblis (Matius 4:1, 5, 8, 11; Lukas 4:2, 3, 6, 13) dan Pencoba (Matius 4:3). Perjanjian Baru memberi gambaran tentang Satan sebagai pembuat rencana jahat atau keji. Yudas mengkhianati Yesus (Yohanes 13:2; 13:27; Lukas 22:3). Petrus jatuh (Markus 8:33), dan Satan membujuk Ananias dan Safira untuk menahan hasil penjualan mereka (Kisah Rasul 5:3; Efesus 6:11; 2 Korintus 2:11). Ia penyebab kesakitan dan penderitaan (Lukas 13:6; Kisah Rasul 10:38; 2 Korintus 12:7), menghalangi karya Injil (Matius 13:39); merenggut benih Firman dari hati manusia (Markus 4:15; Lukas 8:12). Dengan demikian Satan adalah musuh Allah serta manusia, dan Satan oknum yang sangat jahat, sehingga mungkin seharusnya kita menerjemahkan “Doa Bapa Kami” seperti berikut “…Lepaskanlah kami dari si Jahat (Matius 6:13) (catatan penulis: dalam Doa Bapa Kami umat Katolik disebutkan: “janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat”). Satan disebut sebagai Penguasa Dunia (Yohanes 12:31; 14:30; 16:11) karena setelah terlempar dari surga, ia menjalankan pengaruh jahatnya di antara manusia. Ia identik dengan ular (Kejadian 3).
iv. Hal yang aneh yaitu bahwa sejarah Satan merupakan tragedi, apapun versi cerita yang kita pakai. Dalam versi yang satu ini, Satan adalah malaikat terang dan pernah menjadi yang terbesar di antara para malaikat. Karena kesombongannya, ia berupaya untuk menjadi lebih tinggi dari Allah dan karena itu dilempar keluar dari surga. Dalam versi lain, Satan sesungguhnya adalah pelayan Allah namun kemudian pelayanannya menyimpang dan dipergunakan sebagai kesempatan untuk melakukan dosa. Satan adalah contoh terbaik dari tragedi itu di mana yang terbaik menjadi yang terburuk.
3. Anak Laki-laki = Kristus (Wahyu 12:2, 5)
Tokoh ketiga ialah “Anak laki-laki” yang ditakdirkan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Naga merah padam yang besar, 2000 tahun yang lalu berusaha untuk menghalangi kedatangan Yesus yang pertama kali di bumi, yaitu pada peristiwa setelah kelahiran sang Juru Selamat di Betlehem. “Setelah orang-orang Majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: “Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia” (Matius 2:13).
Bila dihubungkan dengan Wahyu 12, hal itu merupakan suatu peristiwa yang membingungkan, karena pada waktu itu Satan tidak dapat membunuh Tuhan Jesus yang masih seorang bayi kecil yang baru lahir di Betlehem. Sedangkan dalam Wahyu 12:4, Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya. Kembali dengan kedatangan Yesus untuk kedua kaIinya (His Second Coming) Iblis ingin menggagalkannya dan ingin menelan Anak laki-laki dengan lahapnya segera sesudah bayi itu lahir dan dengan demikian membinasakan-Nya.
4. Mikhael = Penghulu Malaikat (Wahyu 12:7-12)
Tokoh keempat ialah “Mikhael.” Di dalam nubuat ini kita diberi tahu bahwa Mikhael dan para malaikatnya melempar Satan keluar dari surga. Lucifer (Satan) sudah “jatuh” dari kedudukannya yang tinggi, tetapi masih punya jalan untuk masuk ke tahkta Allah (Ayub 1:6-12; 2:1-7). “Mikhael, si penghulu malaikat dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga yang dibantu oleh malaikat-malaikatnya yang pemberontak dan durhaka, dan dikatakan bahwa mereka tidak dapat bertahan dan tidak mendapat tempat lagi di surga. Mikhael adalah sosok peran utama dalam kitab Daniel (Daniel 10:5-21; 12:1). Dalam Perjanjian Lama, Mikhael disebut sebagai pemimpin dan malaikat pelindung (guardian angel) umat Allah. Jadi dalam masa bencana (masa tribulasi), selalu ada peran penting Mikhael sebagai malaikat pelindung.
Siapakah Mikhael? Nama Mikhael berarti “Siapa yang seperti Allah?” Hal ini dapat dilihat melalui apa yang telah dilakukan Mikhael dalam perikop ini: ia memimpin pertempuran, menyerang dan memerangi si naga merah besar, Iblis dan anak buahnya. Sebagai penghulu malaikat, ia harus memerangi Iblis yang ingin menjadi Allah. Akhirnya si naga merah, Iblis yang menyesatkan seluruh dunia itu, dilemparkan ke bawah, ke bumi, bersama dengan malaikat-malaikat pengikutnya yang durhaka.
5. Keturunan Yang Lain = Menyelamatkan Umat Allah (Wahyu 12:17)
Tokoh kelima ialah “Keturunan yang lain.” Di dalam nubuat ini, Satan kalah perang melawan Mikhael dan untuk seterusnya Satan/Iblis dilempar dari surga dan tidak diberi jalan masuk lagi ke sana. Satan dalam “murka besar” mengalihkan perhatiannya ke perempuan itu. Apabila Satan dihalangi upayanya untuk menghancurkan umat Allah, ia akan beralih menentang “keturunan yang lain,” yang memegang “kesaksian Yesus.” Inilah umat Yahudi yang telah mengalihkan kepercayaan mereka dan setia serta taat kepada Yesus sebagai Mesias.
Mereka akan dianiaya secara ganas oleh dua binatang yang akan muncul dalam Wahyu 13: 1-10 (binatang yang keluar dari dalam laut) dan Wahyu 13:11 (binatang yang keluar dari dalam bumi). “Keturunan lain dari perempuan itu” ini ialah umat Allah, yang diberi kekuatan khusus dan adikodrati oleh Tuhan untuk lari dari pengejaran Iblis, dan hal ini terjadi pada permulaan masa kesulitan besar (masa tribulasi). Kurun waktu pengejaran Iblis terhadap umat Allah adalah selama “satu masa dan dua masa dan setengah masa,” yakni selama tiga setengah tahun.
Lalu dari mulutnya ular itu menyemburkan air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu dengan tujuan agar perempuan itu hanyut. Di sini digambarkan kemungkinan adanya banjir dari prajurit-prajurit yang dikirimkan oleh golongan Antikristus, karena Iblis berusaha untuk menghancurkan dan menghabiskan mereka yang masih percaya kepada Allah. Namun Tuhan ikut campur dengan adikodrati melepaskan umat Allah dari ancaman Antikristus, sebagaimana terlihat bahwa bumi datang menolong perempuan itu dengan membuka mulutnya dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya. Penganiayaan umat Yahudi (anti-semitisme) selalu merupakan hasrat Satan. Ia selalu membenci garis keturunan Mesias. Ia berulang kali mencoba menghancurkan garis keturunan itu dengan menyerang umat Yahudi.
H. L. Willington menulis: Kristus sang Juru Selamat, sesudah menjejakkan kaki di atas Bukit Zaitun–pada kedatangan-Nya yang kedua kali–akan menuju ke Petra dan Bozra, dua kota penting di Edom, untuk mengumpulkan sisa-sisa bangsa Israel yang sedang bersembunyi.
B. KESELAMATAN, KEKUASAAN DAN KUASA DARI KRISTUS TELAH DATANG (Wahyu 12:10-12)
Kemudian Yohanes mendengar suara yang nyaring di surga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena pendakwa saudara-saudara kita telah dilemparkan ke bawah yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita. Pengumuman bahwa Kerajaan Allah akan datang, menyebabkan manusia penuh sukacita sambil memuji dan memuliakan Allah. Mereka menyanyi tentang keselamatan yang dikaruniakan dengan kedatangan Kristus (The Second Coming). Mereka memuji tentang “kekuatan” Tuhan, kekuatan yang melekat pada-Nya yang menghancurkan kuasa Iblis.
Kemenangan atas kuasa Iblis terjadi karena darah Anak Domba yang telah dicurahkan pada kayu salib memiliki kuasa tidak terpatahkan dan merupakan pengorbanan Yesus bagi pengampunan dosa umat manusia. Pada saat orang-orang mengaku, bertobat, berbalik pada Allah dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan pertobatan, maka mereka menjadi hamba Kristus (become Christians) dan memiliki suatu kesaksian. Kasih mereka pada Kristus sedemikian besarnya sehingga mereka bersedia untuk mengorbankan nyawa mereka sendiri demi Kristus. Kesaksian para orang kudus itu menyatakan kebenaran Injil.
C. UPAYA MENGATASI TUJUAN JAHAT DARI IBLIS (Wahyu 12:11)
Ray C. Stedman menulis: Bagaimana menumpas dan mengatasi upaya dan tujuan jahat dari Iblis. Orang saleh dari zaman manapun juga dapat mengatasi tujuan jahat Iblis yang mencoba untuk menipu kita dengan memusnahkan efektivitas hidup bersama Allah dan melumpuhkan kita dengan perasaan bersalah yang meracuni hidup kita. Dalam ayat ini ditemukan tiga langkah mengalahkan serangan dan tuduhan iblis. “Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawanya sampai ke dalam maut (Wahyu 12:11).
Langkah Pertama: Percayalah dalam Darah Kristus
Pernahkah Anda mendengar suara di dalam batin, ketika Iblis menuduh/mendakwa hati nurani dan emosi Anda mengenai dosa, kegagalan hidup, pekerjaan Anda, dan sebagainya. Bagaimana Allah dapat mengasihi seorang pendosa seperti Anda? Apabila terjadi demikian, bagaimanakah Anda menangani tuduhan-tuduhan/dakwaan yang muncul seperti itu? Yohanes mencatat “Dan mereka mengalahkan dia (Iblis) oleh darah Anak Domba.” Dan seharusnya kita pun demikian.
Tuduhan Iblis benar. Kita pendosa, kita pendusta, pikiran kita tidak murni. Jadi kita harus mengakuinya kepada diri sendiri dan kepada Allah. Kemudian kita mengingatkan Iblis bahwa kita dibungkus oleh darah Anak Domba. Dosa-dosa kita sudah dipaku di kayu salib Kristus. Yesus sudah mengambil alih dosa-dosa kita, jadi kita tidak lagi harus dihakimi/dituduh di hadapan Allah. (Roma 8:1, 2). Inilah arti darah Anak Domba.
Langkah Kedua: Berbagi Kesaksian
Yohanes mencatat “oleh perkataan kesaksian mereka.” Di sekeliling kita: di kantor, pemukiman, sekolah, keluarga, terdapat banyak orang bergumul di bawah beban dosa dan rasa bersalah yang berat karena tuduhan iblis. Kehidupan mereka sepi, kosong, penuh keresahan, rasa malu, tersembunyi dalam relung-relung rahasia hati mereka. Kita dapat membantu dengan kata-kata dan kesaksian kita, berbagi dengan orang lain tentang kebebasan yang sudah kita terima melalui Yesus Kristus.
Langkah Ketiga: Letakkan Seluruh Diri dan Milik Kita di mezbah Yesus Kristus
Iblis sudah diatasi, seperti dicatat oleh Yohanes, “mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Dengan kata lain, mereka mengasihi Yesus lebih dari segala sesuatu, bahkan lebih dari nyawa mereka sendiri. Mereka akan mengorbankan apa saja demi Yesus–reputasi, status, harta kekayaan, bahkan nyawa mereka. Tiga langkah khusus untuk mengatasi musuh kita Iblis adalah tiga langkah yang mewakili ketiga nilai besar kehidupan Kristen: IMAN, PENGHARAPAN dan KASIH sebagai berikut:
(i) Kebergantungan kepada Yesus dan darah-Nya yang sudah ditumpahkan di kayu salib, berarti bahwa kita menerapkan iman;
(ii) Berbagi perkataan kesaksian kita, berarti kita menerapkan kasih terhadap orang lain yang di ikat dusta-dusta Iblis;
(iii) mengorbankan segenap diri kita dan semua yang kita miliki demi Kristus, berarti bahwa kita telah memegang pengharapan iman Kristen.
Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian. Amin. (Wahyu 22:21). Haleluya!
ELK
4 Comments
Pdt.Anang sugeng
April 21, 2012 - 7:34 amSaya senang sekali bisa membaca FA Tuhan ini untuk menambah wawasan lebih terbuka kepada FA,sehingga kalau saya mengajarkan kepada Jemaat yang Tuhan percayakan kepada saya semakin termotivasi.GBU
Erna Letty Kusoy
April 30, 2012 - 7:46 pmKepada Yth., Pdt. Anang Sugeng, saya sangat berterima kasih atas komentar powitif yang Bpk sampaikan, Semoga tulislan-tulisan Kitab Wahyu berseri ini dapat memberikan keberanian bagi kita semua untuk berani membaca kitab Wahyu.. Gambar-gambar yang dicantumkan telah memperoleh izin dari Pat Marvenko Smith – seorang artist Kisten yang beberapa bulan yang lalu mengeluarkan buku dengan judul “Revelation Illustrated – An Artist’s View of the Bible’s Last Book. Bila ingin melihat gambar2 Pat Marvenko Smith anda dapat mengunjungi website di
http://www.revelationillustrated.com Bila anda ingin turut dalam FB beliau – tulislah nama beliau untuk dapat ikut serta dalam “Revelation Illustrated Group”.
Salam dalam Kristus Jesus,
Erna Kusoy, Jakarta
Erna Letty Kusoy
Mei 9, 2012 - 8:43 pmSalam sejahtera Bp. Pdt. Anang Sugeng,
Terimakasih sebesarnya atas semangat yang diberikan dalam membaca tulisan Wahyu ini. Semoga FA tetap memberikan kekuatandan harapan akan Kasih Allah Yang Mahabesar pada mereka yang dengan seantero hatinya hanya berharap pada Kristus Yesus Tuhan dan Juruselamat kami. Amin
Nennsi Yunus
November 15, 2021 - 7:53 amPuji Tuhan, Tuhan Yesus memberkati.
Saya sangat terpukul dengan materi tersebut dan menjadi pegangan kuat bagi saya setelah membaca. Hati saya tergerak dan bersiap untuk melawan si jahat. Betapa hebat Tuhan kita melawan si jahat.. Sekarang sudah waktunya kita berperang roh dengan si jahat, pengwahyuan memberikan kita jalan sebagai persiapan senjata kita. Trima kasih untuk materinya