Kitab Wahyu Gulungan Kitab Dan Anak Domba

Kitab Wahyu Gulungan Kitab Dan Anak Domba

Belum ada komentar 4621 Views

A. Gulungan Kitab (Pasal 5).

Wahyu Pasal 5: Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya dan dimeterai dengan tujuh meterai (ayat 1). Dan aku melihat seorang malaikat yang gagah, yang berseru dengan suara nyaring, katanya: ”Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya?” (Who is worthy to open the scroll and to loose its seals? (ayat 2). Tetapi tidak ada seorang pun yang di surga, atau yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu atau yang dapat melihat sebelah dalamnya (ayat 3). Maka menangislah aku (Yohanes) dengan amat sedihnya, karena tidak ada seorang pun yang dianggap layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat sebelah dalamnya (ayat 4).

Yohanes sangat terkejut dan tercengang melihat seorang malaikat yang dengan suara nyaring menanyakan apakah ada yang dapat membuka gulungan kitab yang dimeteraikan dan berisi “wasiat Allah” yang ditulis oleh Allah sendiri dan tidak diketahui oleh siapa pun juga, bahkan tidak juga oleh Yesus Kristus. Dan hanya dengan membuka ketujuh meterai itu, barulah tulisan di dalam gulungan kitab tersebut dapat diketahui isinya, yakni mengenai rencana Allah.

Yohanes Menangis

Yohanes serta-merta menangis dengan amat sedihnya ketika melihat dan mendengar sendiri bahwa tidak ada yang sanggup, kuat, kudus, dan layak untuk membuka gulungan kitab itu ataupun melihat isinya (Wahyu 5:3-4). Ia merasa sangat prihatin dengan keadaan itu. Ia memahami bahwa inti dan kehendak Tuhan itu penuh kebajikan bagi umat manusia, sehingga pencuri yang sekaligus pendusta itu (dosa dan Iblis) akan disingkirkan dan umat manusia akan didamaikan dengan Allah Bapa. Apabila tak seorang pun yang layak membuka gulungan kitab itu, maka manusia tidak dapat mengetahui apa yang akan terjadi di kemudian hari, karena “wasiat Allah Bapa” ditujukan kepada manusia zaman yang akan datang. Yohanes dapat merasakan betapa hebat dan dalamnya manusia sudah masuk ke dalam jurang maut, sehingga pertobatan yang diberikan Allah melalui Tuhan Yesus, sang Juru Selamat, sama sekali tidak dihiraukan bahkan dianggap tidak ada. Hal inilah yang membuat Yohanes begitu sedih dan menangis terisak-isak karena penyesalan yang dalam akan dosa manusia.

“Layak” –Layaklah si Anak Domba– (Worthy is the Lamb)

1. Namun kemudian Yohanes ditegur oleh seorang tua-tua yang berkata kepadanya: “Jangan engkau menangis! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh meterainya” (The Lion of the tribe of Judah, the Root of David, has prevailed to open the scroll and the seven seals”) – Wahyu 5:5.

Setelah mendengar kata-kata tersebut, Yohanes melihat bahwa di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk serta di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh, yakni ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh dunia. (…stood a Lamb as though it had been slain, having seven horns and seven eyes, which are the seven Spirits of God sent out into all the earth)–Wahyu 5:6. Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta. (Wahyu 5:7).

Yesus memenangkan kematian melalui penderitaan, sengsara dan kematian-Nya, ketika Ia sebagai Anak Domba Allah disembelih, sehingga layak menerima dan membuka meterai-meterai gulungan kitab. Dengan kematian-Nya di kayu salib yang penuh pengorbanan dan terpenuhinya hukum Allah, tersedia kehidupan kekal bagi manusia yang percaya kepada-Nya.

Terlihat di sini hubungan yang sangat erat antara Allah Bapa dengan Putra Tunggal-Nya yang dikorbankan di salib bagi manusia yang berdosa, agar semua manusia yang percaya kepada-Nya memperoleh keselamatan. Dengan kematian-Nya, kuasa Iblis pun dikalahkan-Nya.

2.Dalam penglihatannya, Yohanes menyaksikan: “Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu. Masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh kemenyan; itulah doa orang-orang kudus (which are the prayers of the saints) (Wahyu 5:8). Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru, katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa” (…out of every tribe and tongue and people and nature)–Wahyu 5: 9. Hal ini menunjukkan bahwa:

a.Perlambangan Anak Domba menegaskan kemenangan paling tinggi dari pengorbanan dan wafatnya Kristus di kayu salib. Lambang “Anak Domba” muncul 28 kali dalam kitab Wahyu. Kematian-Nya adalah satu-satunya penebusan bagi dosa, yang mau diterima oleh Allah Bapa. Allah hanya puas dengan penebusan darah Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, karena Yesus mengembalikan KEMULIAAN ALLAH yang telah hilang (Roma 3:23) setelah dari generasi ke generasi umat manusia melakukan dosa dan tidak mau bertobat, meskipun berbagai orang kudus, nabi, rasul telah diutus Allah untuk memperingatkan manusia (Ibrani 1:1-3). Hanya Anak Domba Allah sendirilah yang mempunyai “hak” yang tidak dapat diganggu-gugat untuk mendekati takhta Allah demi kepentingan umat manusia, mengambil gulungan kitab dari tangan Yang Maha Kuasa dan melaksanakan teguran serta penghakiman Allah. Anak Domba Allah mengulurkan tangan-Nya yang berlubang bekas paku di kayu salib untuk menerima gulungan kitab dari Allah Bapa Yang Kekal.

b.Dalam Wahyu 5:6, Yohanes melihat Kristus berdiri di suatu tempat di pusat–di tengah–tengah takhta dan keempat makhluk dan di tengah-tengah kedua puluh empat tua-tua. Di situ Kristus tidak menampakkan diri dalam rupa manusia, seperti dalam Wahyu 1:13-18, tetapi dalam bentuk dan rupa hewan. Musuh-musuh Allah juga muncul di kitab Wahyu dalam rupa-rupa binatang yakni:

Wahyu 12: Iblis, sebagai seekor naga, yaitu seekor ular yang berbisa.

Wahyu 13: Kaisar, sebagai seekor binatang yang menakutkan bentuknya.

Anak Domba yang dilihat oleh Yohanes lain dari domba biasa. Ia memiliki gabungan kelemahan dan kekuatan, yakni: (i) memiliki tujuh tanduk yang merupakan simbol kekuatan dan kesempurnaan (bilangan tujuh) (1 Samuel 2:1; Daniel 7:8); (ii) merupakan kelemahan (disembelih–Yesaya 53:7); (iii) mempunyai tujuh mata yang sama dengan ketujuh Roh Allah, yaitu Roh Kudus dalam kepenuhan Kuasa-Nya. Dalam Wahyu 1:34 dan 4:5, Roh Kudus menyertai Allah. Dalam Wahyu 5:6, Roh Kudus menyertai Anak Domba, yaitu Kristus.

c.Juru Selamat yang digambarkan di dalam Wahyu 5:1-7 mengalami perubahan bentuk. Mesias dalam Perjanjian Baru tidak datang sebagai pahlawan yang menang perang, tetapi sebagai Anak Domba yang terluka. Ia tidak datang untuk memusnahkan musuh Israel, tetapi mengasihi musuh-musuh-Nya, agar mereka tunduk pada kerajaan-Nya.

B. Karya Salib dan

1. Anak Domba itu datang, memperoleh kemenangan-Nya melalui kayu salib. Ia mengambil-alih tempat dan menanggung kutuk umat manusia. Kristus, sang Penebus, adalah Singa maupun Anak Domba. Umat manusia memiliki dua masalah utama yakni (i) DOSA dan (ii) IBLIS. Umat Kristen sebagian besar hanya memperhatikan masalah “dosa” dan melupakan masalah “Iblis”.

Anak Domba menanggulangi “dosa,” sedangkan Singa menanggulangi “iblis.” Sebagai Anak Domba, Kristus telah menggenapkan penebusan, membasuh manusia dari segala dosanya, dan dosa telah berakhir. Sebagai Singa, Ia telah menanggulangi Iblis dengan membereskannya. Umat manusia telah ditebus dan diselamatkan dari tangan perampasan musuh melalui karya salib sang Anak Domba.

2. Dalam buku yang ditulis oleh Dr. Phil Pringle “Sia-siakah Kematian Yesus?” dikatakan:

  • Tuhan telah membawa keselamatan ke dunia melalui Yesus Kristus, dan keselamatan yang datang melalui Salib itu adalah keselamatan yang lengkap dan sempurna. Tak ada hal lain yang perlu ditambahkan atau diambil daripadanya (Ibrani 7:27, Yesaya 12: 2,3).
  • Melalui Salib kita telah: (i) dibebaskan dari dosa; (ii) dibebaskan dari sakit-penyakit; (iii) dibebaskan dari Iblis; (iv) dibebaskan dari kemiskinan; (v) dibebaskan dari kutuk Hukum Taurat; (vi) dibebaskan dari diri kita sendiri; (vii) dibebaskan dari dunia.

Rasul Paulus memberitahu manusia bahwa manusia telah dibebaskan dari Iblis melalui karya Salib. (Kolose 2:15). Yesus telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa serta menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. Ini mengacu kepada fakta bahwa Yesus telah mengalahkan Iblis di neraka dan secara terbuka memperlihatkan hal ini kepada setiap roh jahat di Kerajaan Kegelapan. Dalam Filipi 2:10-11 tertulis: “Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan, bagi kemuliaan Allah Bapa!”–(…that every tongue should confess that Jesus Christ is Lord to the glory of God the Father).

3. Dalam buku Pastor Benny Hinn (yang dikenal melalui siaran TV Trinity Broadcasting Network (TBN) dalam program “This Is Your Day” yang disiarkan di 190 negara) berjudul “Lamb of God–Yesterday, Today and Forever”, ia mengutip Kisah Para Rasul 10:43, “Tentang Dia, semua nabi bersaksi bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya” (To Him all the prophets witness that, through His name, whoever believes in Him will receive remission of sins).

Dalam Perjanjian Lama (dari Kejadian sampai Maleakhi), Roh Kudus memberitahukan kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus, melalui para nabi. 332 nubuat mengenai “Anak Domba Allah” di dalam Kitab Perjanjian Lama maupun 332 nubuat di dalam Perjanjian Baru, semua telah digenapi (Yohanes 1:29, “Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”).

C. Kidung Baru ( Lagu-Lagu Surga, Paduan Suara Para Malaikat)

1 a. Lagu baru ini adalah puji-pujian dan penyembahan (praise and worship) kepada Yesus Kristus, sang Anak Domba. Lagu itu mengakui bahwa Ia juga “layak” menerima penyembahan manusia. Lagu puji-pujian kepada sang Anak Domba mengikuti lagu puji-pujian kepada Sang Pencipta dan menekankan Ketuhanan Kristus. Lagu penebusan hanya dinyanyikan oleh mereka yang diselamatkan. Wahyu 5:9-10, “Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru…” Dalam ayat ini Yohanes mendengar keempat makhluk hidup dan kedua puluh empat tua-tua itu memadukan suara mereka dalam suatu “paduan suara surgawi”; mengidungkan lagu baru. Mengapa lagu ini disebut “baru”? Karena lagu ini merupakan “lagu baru” bagi mereka. Mereka belum pernah menyanyikan lagu seperti itu. Penebusan merupakan kasih karunia Allah kepada manusia yang berbuat dosa. Lagu lama para malaikat adalah lagu penciptaan, sedangkan lagu baru adalah lagu penebusan.

1 b. Lagu-lagu Surga–Robert Coleman (dalam buku karya Ed Hindson–Approaching Armageddon) menulis suatu studi yang sangat piawai tentang lagu-lagu dalam Kitab Wahyu, dengan judul “Song of Heaven” atau Lagu-lagu Surgawi. Ia menemukan 14 buah lagu (dua kali angka tujuh) di seluruh kitab terakhir Alkitab. Paduan suara surgawi mengumandangkan “lagu penebusan”. Disebut “lagu baru” karena yang sudah dicapai oleh Kristus sama sekali berbeda dan jauh lebih unggul daripada semua lagu di Perjanjian Lama dan belum pernah ada sebelumnya. Kata-kata “lagu penebusan”, dimulai dengan “Engkau layak”. Kata-kata ini sama dengan kata-kata puji-pujian yang disampaikan kepada Allah Bapa dalam Wahyu 4:11.

2 a. Paduan Suara Malaikat. Yohanes kemudian melihat dan mendengar suara banyak malaikat di sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa (ten thousand times ten thousand, and thousands of thousands). Kata mereka dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat dan kemuliaan, dan puji-pujian!” (Worthy is the Lamb who was slain. To receive power and riches, and wisdom, And strength and honor and glory and blessing!” (Wahyu 5:11,12). Kemudian Yohanes mendengarkan semua makhluk di surga, di bumi, di bawah bumi dan di laut dan semua yang ada di dalamnya, berkata: “Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, puji-pujian, hormat, kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya!”–(“Blessing and honor and glory and power Be to Him who sits on the throne, And to the Lamb, forever and ever!”)–(Wahyu 5:13).

2 b. Kitab Wahyu 5–berakhir dengan malaikat-malaikat yang sangat besar jumlahnya, yang bergabung dengan para tua-tua dan empat makhluk dalam puji-pujian kepada Anak Domba. Bala tentara surga ini terdiri atas malaikat yang tak terhitung banyaknya. Para malaikat menggubah dan menyanyikan suatu pujian yang dipersembahkan, bukan kepada Allah, tetapi kepada Anak Domba (Dalam kitab Wahyu pasal 4, puji-pujian dipersembahkan kepada Allah yang duduk di takhta, sedangkan dalam pasal 5, puji-pujian dipersembahkan kepada Anak Domba yang layak menerima dan membuka gulungan kitab). Pujian para malaikat tersebut lebih berisi dan bahkan lebih kaya dibandingkan dengan pujian dari keempat makhluk dan keduapuluh empat tua-tua. Pujian ini unik karena tersusun rangkap tujuh dan merupakan penyembahan kepada Anak Domba yang layak menerima tujuh kali lipat: (i). Kuasa (Power)– “ketrampilan tanpa batas” (ii). Kekayaan (Riches)–“kekayaan tanpa syarat”; (iii). Hikmat (Wisdom)–“keunggulan mental”; (iv). Kekuatan (Strength)–“kuasa melebihi manusia”; (v). Kehormatan (Honor)–“pujian pada sifat kepribadian”; (vi). Kemuliaan (Glory)–“cahaya keagungan”; (vii). Pujian-pujian (Blessings)–“pengucapan syukur”. Masing-masing sifat ini hanya terdapat dalam diri pribadi Anak Domba sendiri.

2 c. Semua makhluk di surga, di bawah bumi, di laut dan semua yang ada di dalamnya, memuja Allah (Dia yang duduk di atas takhta) dan Anak Domba serta menyampaikan “puji-pujian dan hormat dan kemuliaan dan kuasa.”

Lagu-lagu ini mengungkapkan kegembiraan yang menakjubkan dengan memuji dan memuja semua yang Allah telah lakukan melalui Anak Domba. Leon Morris (dalam bukunya Ed Hindson)–dengan sangat baik mengatakan: “Sama sekali tidak ada sedikitpun keraguan bahwa Anak Domba harus dianggap sama dengan Allah dan sebagai Allah.” Keempat makhluk” menambahkan ”Amin” sebagai penutup (Wahyu 5: 14). Lalu kedua puluh empat tua-tua itu dan semua yang ada di surga tersungkur dalam penyembahan di hadapan Bapa dan Anak Domba. Suatu pemandangan yang menakjubkan! Anak Domba Allah telah mengambil-alih hak milik alam semesta. Ia memegang gulungan Kitab Ilahi dalam tangan-Nya yang cacat karena paku di kayu Salib. Ia siap membuka meterai, mengumumkan penghakiman dan mengambil-alih kerajaan yang adalah hak-Nya di bumi.

Marilah kita sejenak menutup mata–tidak untuk membayangkan Kitab bermeterai itu, tetapi untuk membayangkan nyanyian baru seperti yang didengar oleh Yohanes. Suatu alunan nyanyian surgawi yang sedemikian indah, menakjubkan, penuh sukacita, damai dan bahagia seperti yang belum pernah didengar oleh manusia. Kemenangan Anak Domba tidak diterima dengan cuma-cuma tetapi dengan perjuangan yang berat dan penuh pengorbanan untuk satu tujuan yakni KESELAMATAN UMAT MANUSIA yang percaya kepada-Nya, melalui karya Salib.

Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian! Amin. (Wahyu 22:21). Haleluya!

(ELK)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Bible Talks
  • Pelayanan yang Panjang
    Kisah Para Rasul 19:1-41
    Kisah Para Rasul merupakan buku kedua yang dituliskan oleh Lukas kepada Teofilus, dengan tujuan mencatat apa yang dilakukan oleh...
  • KASIH PERSAHABATAN
    Kasih adalah salah satu tema terpenling di da/am kekristenan. Di dalam 1 Korinlus 13:13, Paulus menegaskan bahwa dari seluruh...
  • WHAT WENT WRONG?
    Yosua 7-8
    Seandainya Anda mengalami kegagalan, akankah Anda berdiam diri dan bertanya, “Apa yang salah?” Setelah kemenangan di Yerikho dengan sangat...
  • Menghidupkan Semangat Dan Hati
    Yesaya 57:15
    Seseorang gadis berusia 18 tahun dan berpenampilan menarik berjalan masuk ke dalam ruang konseling. Dia sering menjuarai berbagai kompetisi...