WAHYU 14:1-20
Wahyu 14 memperkenalkan pemandangan tentang kemenangan Anak Domba beserta 144.000 orang kudus-Nya di Bukit Sion. Pasal ini diawali dengan 144.000 orang kudus dan dilanjutkan dengan empat buah pengumuman penting: (i) INJIL yang kekal (ayat 6); (ii) jatuhnya Babel (ayat 8); (iii) hukuman bagi yang sesat (ayat 9-10); (iv) rahmat umat yang diselamatkan (ayat 12,13); dan membawa kita sampai ke Armagedon (ayat 19-20) serta hukuman yang menyusulnya (ayat 11).
Simon J. Kistemaker menulis: Kontras antara Allah dan iblis adalah tema yang terus-menerus muncul di Kitab Wahyu dan jika dibandingkan dengan pasal sebelumnya, kontras ini amat tajam.
Yohanes mengontraskan penampakan dan pengaruh binatang yang keluar dari dalam bumi (Wahyu 13:11-18) dengan Anak Domba dan 144.000 orang kudus di Bukit Sion (Wahyu 14:1-5).
PASAL 13:
|
PASAL 14:
|
A. ANAK DOMBA DAN 144.000 ORANG YANG TELAH DITEBUS
1. Penglihatan Yohanes berikutnya dimulai dengan Anak Domba yang berdiri dengan penuh kemenangan di Gunung Sion bersama seratus empat puluh empat ribu orang. Dahi mereka ditandai dengan nama-Nya dan nama Bapa-Nya. Kumpulan yang bersama-sama dengan Anak Domba itu adalah orang-orang yang telah ditebus dan dimeteraikan di dalam Yesus Kristus. Hal ini jelas menunjukkan: (i)kemenangan/kejayaan/keberhasilan Anak Domba dan 144.000 penginjil/evangelis pada akhir masa malapetaka; (ii) Bukit Sion adalah tempat untuk penyembahan (Ibrani 12:22); (iii) Tuhan memisahkan 144.000 orang itu menjadi milik-Nya sendiri?; (iv) mereka tidak mencemarkan diri, tidak bernoda; (v) mereka mewakili panen orang-orang pilihan Israel pada kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kali.
Ray C. Stedman menulis mengenai 144.000orang kudus ini. Pertama, mereka mempelajari sebuah lagu baru yang mereka dengar dari surga;mereka mendengar paduan suara besar yang menyampaikan lagu penebusan. Kedua, mereka menyediakan diri mereka hanya bagi Tuhan saja; mereka dipisahkan untuk Yesus. Ketiga, mereka adalah orang-orang yang setia sampai mati terhadap Anak Domba; kemanapun Ia akan menuntun mereka dan di mana saja di dunia. Keempat, mereka disebut buah-buah sulung yang dituai selama Masa Pencobaan. Kelima, mereka adalah orang-orang yang sudah dilahirkan kembali oleh kasih karunia Allah.
Ed Hindson menulis: Pada dasarnya mereka digambarkan sebagai (i) ditebus dan dimeteraikan bagi Allah; (ii) para perjaka yang masih murni dan berakhlak bersih; (iii) pengikut Anak Domba; (iv) pembicara kebenaran. 144.000 orang itu adalah umat Yahudi yang diselamatkan pada masa kesusahan besar. Jati diri mereka jelas Yahudi dalam hubungan mereka dengan 12 suku Israel dan dengan Bukit Sion.
Gleason L. Archer menulis: Siapakah 144.000 orang yang disebut dalam Wahyu 7:3-8 dan Wahyu 14:1?
a.) Dalam Wahyu 7:3 terdapat (i) perintah Ilahi kepada empat malaikat agar jangan menimpakan malapetaka sebelum “hamba-hamba Allah” dimeteraikan sebagai milik Allah sendiri; (ii) keistimewaan menarik bahwa suku Lewi disebut sebagai salah satu dari duabelas suku, bukan sebagai suku yang bersatus keimaman menurut Hukum Musa; (iii) adanya hubungan khusus dari umat Allah pada Zaman Perjanjian Lama yang terdiri atas duabelas suku, dengan umat Allah dari Zaman Perjanjian Baru di bawah kepemimpinan dua belas rasul.Dua kelompok itu diwakili oleh duapuluh empat tua-tua (Wahyu 4:4; 5:8,11:16; 19:4).
b.) Dalam Wahyu 14:1-5 terdapat (i) jumlah 144.000 orang kudus yang mewakili gereja yang diangkat ke surga untuk bersukacita dalam hubungan pribadi mereka dengan Kristus disana; (ii) penekanan khusus diberikan pada kesetiaan serta kemurnian pribadi dari ke-144.000 orang kudus ini; (iii) nama Allah tertulis pada dahi mereka; (iv) mereka disebut murni sama seperti “perawan-perawan”(parthenoi), sebab mereka tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan (Ibrani 13:4); (v) istilah parthenos artinya luas, melampaui hidup berpantang seksual, karena merupakan sikap setia serta pengabdian suci kepada Pengantin Surgawi (Wahyu 19:19).
Robert Thomas mencatat: Meterai yang mereka terima hanya melindungi mereka dari murka Allah, dan bukan dari murka sang naga dan binatang. Mereka tidak mengalami dampak murka Allah, pembukaan enam meterai, tujuh sangkakala, dan tujuh cawan.
2. Wahyu 14:2-3 mengenai gambaran indah tentang suatu suara dan nyanyian baru:
a.) SUARA DARI LANGIT, SUARA ALLAH
(i) Bunyinya seperti suara air yang banyak. Di sini kita diingatkan akan kekuatan suara Allah yang tidak ada tandingannya. (ii) Seperti suara guruh yang dahsyat. Di sini kita diingatkan bahwa suara Allah tidak mungkin salah didengar. Tak seorang pun yang tak dapat mendengar gemuruh guruh.(iii) Suara itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapi mereka. Di sini kita diingatkan pada MELODI SUARA ALLAH. Ada Ke-Agungan dan Kemuliaan Allah dan suara musik sangat indah yang melegakan mereka yang letih, lesu dan berbeban berat sehigga jiwa memperoleh ketenangan.
b.) NYANYIAN BARU
Kumpulan orang yang ada bersama Anak Domba menyanyikan nyanyian yang hanya dapat didengarkan oleh mereka.Adakebenaran yang berlaku di semua bidang kehidupan: Untuk mempelajari hal tertentu seseorang harus memiliki kepribadian tertentu.
Kumpulan orang yang bersama Anak Domba itu mampu mempelajari nyanyian baru, karena mereka telah melewati pengalaman-pengalaman tertentu:(i) mereka telah menderita. Ada hal-hal tertentu yang hanya dapat dipelajari melalui penderitaan; (ii) mereka hidup dengan setia; Yesus Kristus dapat menyingkapkan lebih banyak lagi hikmat kebijaksanaan bagi mereka yang hari demi hari bertumbuh ke arah Dia.
Sepanjang masa, orang-orang kudus (saints) selalu ditautkan dengan suara doa, pujian dan penyembahan (pray, praise and worship) mereka kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. 144.000 orang menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta Allah dan sang Pencipta sajalah yang menjadi pengubah lagu asli dari “segala sesuatu yang baru (Tidak terbayangkan kalau kita mendengar paduan suara dengan jumlah jemaat 144.000 orang yang ditebus, bersama-sama Tuhan menyanyikan suatu NYANYIAN BARU).
Tak seorang pun dapat mempelajari nyanyian yang dilantunkan oleh 144.000 orang milik-Nya, karena Tuhan hanya mengadakan perjanjian rahasia pribadi dengan mereka yang takut dan menghormati-Nya.
B. KEHADIRAN MALAIKAT–(Wahyu 14:6-20)–Panggilan Menyembah Allah.
1.Malaikat memberitakan: “Injil Kekal” (Wahyu 14:6) dan “Takutlah akan Allah” (Wahyu 14:7).
Yohanes menyampaikan suatu penglihatan baru tentang seorang malaikat yang akan membawa pesan “Injil Kekal” (the everlasting gospel). Malaikat itu akan menyampaikannya kepada “mereka yang diam diatas bumi.” Hal ini nyata dari terbangnya malaikat itu di tengah-tengah langit dengan membawa Injil untuk diberitakan kepada semua bangsa, suku, bahasa dan kaum.Namun perlu diperhatikan bahwa Injil yang disampaikannya adalah INJIL KEKAL (the everlasting gospel) yang berbeda dengan Injil sekarang ini, yang merupakan Kabar Baik (Perjanjian Baru).
a. William Barclay menulis: Salah satu tanda yang mendahului akhir zaman adalah bahwa Injil akan diberitakan di seluruh dunia sebagai kesaksian bagi semua bangsa (Matius 24: 14). Di sini penggenapan nubuat itu berlaku. Malaikat datang dengan membawa pesan Injil bagi semua bangsa, suku, bahasa dan kaum. Malaikat datang dengan Injil yang kekal, berarti bahwa Injil tersebut tidak berkesudahan dan bertahan selama-lamanya. Bahkan dalam dunia yang hancur menuju kebinasaan, kebenarannya tetap berlaku.
b. Witness Lee menulis: Injil kekal akan diberitakan pada masa Kesusahan Besar (Matius 24:21). Injil kekal berbeda dengan Injil anugerah (Kisah Rasul 20:24) yang diberitakan pada zaman gereja. Isi dasar Injil anugerah adalah bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus (Kisah Rasul 20:21), supaya manusia beroleh pengampunan dosa dan dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah (Lukas 24:47, Yohanes 1:12); sedangkan isi dasar Injil kekal menyuruh manusia takut kepada Allah dan menyembah Allah, supaya mereka tidak terperdaya dan mengikuti Antikristus tetapi dibawa kembali kepada penyembahan yang sejati terhadap Allah yang menciptakan langit dan bumi.
c. Morris Cerullo menulis: Malaikat pertama memberitakan Injil kepada mereka yang tinggal di bumi sebagai kesempatan terakhir untuk bertobat serta menyembah Allah yang benar dan hidup. Tak seorang pun akan berkata “Aku tidak mendengar. Aku tidak pernah diperingatkan. Aku tidak pernah tahu. “Pada saat itu firman Allah akan diberitakan secara universal. Semua bangsa, suku, bahasa dan kaum akan mendengar-Nya.
d. Simon J. Kistemaker menulis: Malaikat ini memberitakan Injil kekal bagi penduduk bumi, yaitu kepada “semua bangsa, suku, bahasa dan kaum” (bandingkan: Matius 24:14). Kekal menyatakan bahwa firman Allah tidak berubah, sehingga siapa saja yang mengabaikannya akan merugikan dirinya sendiri.
e. Dave Hagelberg menulis: Malaikat memberitakan suatu kabar baik, yaitu bahwa Tuhan akan segera datang. Berita malaikat itu bersifat kekal dan merupakan berita bagi umat Allah yang ditindas pada Masa Kesusahan Besar. Berita tersebut ditujukan secara khusus bukan kepada umat Allah tetapi kepada mereka yang diam di atas bumi, dan kita sudah mengerti bahwa sebutan itu tertuju kepada orang yang sudah menolak Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat.
f. Ray C. Stedman menulis: Yohanes mengacu kepada Injil yang dinyatakan malaikat ini sebagai “Injil yang kekal.” Kita mengetahui dari kata-kata malaikat bahwa Injil ini adalah Injil penciptaan, yaitu kesaksian terhadap kuasa kreatif dan kasih Allah yang kita temukan di sekeliling kita, di dalam alam. Malaikat memberi tahu setiap orang di bumi untuk memuja Allah yang membuat langit dan bumi (Mazmur 19:2; Roma 1:20).
g. Mengenai “takutlah akan Allah” (Wahyu 14:7), malaikat pertama yang bersuara nyaring ini berpesan agarkita “Takut akan Allah dan memuliakan-Nya.” Kerasnya suara malaikat ini (seperti juga di dalam Wahyu 18:21)dimaksudkan agar semua orang yang tinggal di bumi dapat mendengar dan merespons beritanya. Setiap orang yang mendengar akan bereaksi, baik atau buruk, bersemangat atau acuh tak acuh, taat atau menentang. Tidak ada jalan tengah (Matius 12:30). Di sini terdengar perintah agar orang takut, memuliakan dan menyembah Allah. Ungkapan “Takutlah akan Allah” menunjukkan bahwa manusia harus menghormati Tuhan sebagaimana keberadaan-Nya. Betapa agung, mulia, kudus dan dahsyat keberadaan-Nya sebagai Allah Tritunggal (Allah Bapa, Putra dan Rohulkudus). Rasa takut akan Allah (fear of God –NKJV– berbeda dengan afraid) selalu mengikutsertakan rasa hormat, kagum, takut, enggan, segan.
2. Malaikat berkata “Babel” runtuh. (Wahyu 14:8) – Kejahatan Babel.
Babel sebenarnya adalah kiasan untuk menerangkan sistim keagamaan yang penuh kenajisan (the harlot religious system) yang membuat bangsa-bangsa minum anggur hawa nafsu cabul mereka dengan memberitakan agama palsu, yang kemudian diikuti oleh banyak orang karena mereka memiliki kekuasaan dan pengaruh besar yang diakui dan ditakuti (afraid) serta diterima seluruh bumi.
3.Malaikat memberi peringatan (Wahyu 14:9) – Kehancuran bagi orang yang menyangkal Tuhannya.
Malaikat ketiga dengan suara nyaring memberikan peringatan yang disertai dengan besarnya hukuman bagi manusia. Ia berkata: “Jikalau seorang (i) menyembah binatang dan patungnya itu; (ii) menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, itu adalah pilihannya sendiri. Sebagai akibatnya ia akan disiksa dengan api dan belerang, serta akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya. Selanjutnya asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka disiksa “Dan mereka akan masuk ke tempat siksaan yang kekal” (Matius 25:46).
C. KILANGAN ANGGUR MURKA ALLAH (TUAIAN PENGHAKIMAN BUAH ANGGUR MURKA) (Wahyu 14:14-20)
1.Malaikat dari Bait Suci – (Wahyu 14:14)
Yohanes melihat suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.
Malaikat yang keluar dari Bait Suci – (Wahyu 14:15)
Seorang malaikat lain keluar dari Bait Suci yang di surga, dan padanya ada sebilah sabit tajam. Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci, dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: “Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba waktu untuk menuai.”
Malaikat yang datang dari mezbah (altar) – (Wahyu 14:18)
Seorang malaikat lain datang dari mezbah. Ia berkuasa atas api dan berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: “Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahya itu sudah masak.” Malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah.
2. a. (Wahyu 14:15,16 dan Wahyu 14:19,20) –Tuaian dan pengilangan.
Ray C. Stedman menulis: (i) Siapakah yang duduk di awan “seperti Anak Manusia” dengan mahkota kemenangan dan memegang sabit di tangan-Nya? Tidak perlu diragukan lagi, itulah Tuhan Yesus. Dalam Matius 13,Ia memberi perumpamaan kepada para murid tentang lalang di antara gandum yang tumbuh dalam satu ladang tunggal. Yesus menerangkan, kata-Nya: “Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat.” Wahyu 14:14-16 adalah masa menuai gandum yang sejati dan gandum palsu. (ii)Wahyu 14:17-20 adalah panen anggur, bukan gandum. Dalam Kitab Suci, pohon anggur menjadi lambang Israel. Dalam Yesaya 5:7 dan Mazmur 80, Israel digambarkan sebagai pokok anggur yang dibawa keluar dari Mesir dan ditanam Allah di negeri baru. “Panen anggur” adalah hukuman bagi bangsa Israel yang murtad, bagian dari bangsa Yahudi yang telah menolak Mesias (berlawanan dengan 144.000 orang Israel yang telah ditebus), sedangkan “Pengilangan anggur” adalah saat perang terhadap Israel, dimulai dengan penyerbuan terhadap negara tersebut oleh pasukan-pasukan besar dari utara. Itulah saat Palestina akan digilas, Israel yang murtad akan dihancurkan dan Yerusalem sendiri akan ditekuk dan sebagian kota itu akan dimusnahkan (Zakaria 14;Yoel 3).
Morris Cerullo menulis: Rasul Yohanes menyaksikan penuaian akhir zaman di bumi. Dalam Wahyu 14:14, Kristus dinyatakan kepada kita sebagai Tuan dari tuaian. Yohanes melihat Yesus duduk di atas awan. Ada sebuah mahkota di kepala-Nya dan Ia bertindak sebagai Penguasa besar. Telah tiba saatnya bagi penuaian di atas bumi dan Kristus telah siap dengan sebilah sabit tajam di tangan-Nya. (Matius 13:30). Dengan dibukanya kisah dalam Wahyu 14, maka hari Allah yang besar itu telah dimulai. Murka Allah yang terakhir akan segera dicurahkan ke atas muka bumi.
John F. MacArthur menulis tentang penghakiman terhadap domba dan kambing. Segala sesuatu dalam khotbah di Bukit Zaitun berkembang menuju suatu penghakiman yang merupakan klimaksnya. Tema penghakiman yang mencakup pemisahan orang-orang percaya dan orang-orang tidak percaya, terasa di seluruh khotbah ini (Matius 25). Kristus Sang Gembala Besar adalah Hakim dan Ia memisahkan domba-Nya (orang-orang percaya yang sejati) dari kambing (orang-orang yang tidak percaya). Kambing mewakili kelas orang yang sama, yang digambarkan sebagai hamba-hamba yang jahat, gadis-gadis yang tidak bijaksana, serta seorang hamba yang tidak setia. Kristus sendiri adalah sang Hakim dalam kejadian-kejadian yang digambarkan disini (Yohanes 5:22-23; Matius 25:31; Yudas 1:14-15).
b. Yesus Kristus, adalah “Tuhan dari Penuaian” (Lord of the Harvest).
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu”(Lukas 10:2).
Yang terjadi pada waktu penuaian adalah mengumpulkan orang-orang yang benar dan memisahkannya dari orang-orang yang jahat.
Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian!Amin. (Wahyu 22:21). Haleluya.
Erna Kusoy
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.