Sumber Cahaya dan Berkat
Misteri kehidupan dimulai dari kitab Wahyu (The Book of Revelation). Mengapa demikian? Karena orang yang (i) membaca, (ii) mendengar dan (iii) menuruti kitab ini akan berbahagia dan mendapat berkat dan tidak akan dapat dipengaruhi atau digoncangkan oleh ajaran nabi-nabi palsu.
Ini disebabkan karena kitab Wahyu benar-benar merupakan wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya Yohanes (Wahyu 1:1).
Bukti kebenaran bahwa ini adalah Wahyu Yesus Kristus terdapat di dalam Ibrani 1: 1-3, di mana Allah berfirman dengan perantaraan Anak-Nya bahwa, setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali, dalam pelbagai cara, berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi (ayat 1),
- Maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta (ayat 2).
- Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi (ayat 3).
- Yesus juga adalah kebenaran Allah, karena Ia, Firman Allah itu, telah menjadi manusia seperti yang tertulis di dalam Yohanes 1:14, “Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.”
Kesaksian Yohannes
Yohannes telah bersaksi tentang firman Allah dan tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu segala sesuatu yang telah dilihatnya (Wahyu 1:2-3). Ia mengatakan bahwa orang-orang yang membaca dan yang mendengar kata-kata nubuat ini, dan menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, adalah orang-orang yang berbahagia, sebab waktunya sudah dekat.
Dengan membaca Kitab Wahyu–yang merupakan nubuat Yesus Kristus yang disampaikan pada malaikat dan kemudian diteruskan oleh malaikat kepada Yohannes untuk ditulis–(perkataan “tulislah” tercantum sebanyak 9 kali, yaitu di dalam Wahyu 1:11, 19, Wahyu 2:1, 8, 12 dan 18, Wahyu 3:1,7, dan 14) dan didengarkan oleh umat, terdapat pesan indah. “Siapa bertelinga hendaklah mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat” (perkataan ini tercantum sebanyak 7 kali yakni dalam Wahyu 2:7,11,17 dan 29, Wahyu 3:6,13 dan 22)
Kitab Wahyu adalah Buku yang Luar Biasa
Kebenaran di atas dengan tajam membuka mata dan hati kita (Wahyu 3:18, “Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku…. dan lagi minyak untuk melumaskan matamu, supaya engkau dapat melihat”). Juga di Amsal 6:4 dikatakan, “Janganlah membiarkan matamu tidur, dan kelopak matamu mengantuk”, karena kitab Wahyu adalah sebuah buku yang luar biasa, Wahyu Yesus Kristus sendiri.
Melihat dan Mendengar
Umat manusia harus selalu menghayati, merenungkan dan ingat untuk melihat dan mendengar dengan seksama.
Dalam Ulangan 29:3 dikisahkan bahwa setelah bangsa Israel diluputkan Tuhan dari kekejaman Firaun dan kesengsaraan di tanah Mesir, Musa mengingatkan mereka tentang, “…cobaan-cobaan yang besar yang telah dilihat oleh matamu sendiri dan mukjizat-mukjizat yang besar itu.”
Melalui Yesaya, Tuhan memperingatkan umat-Nya untuk bertobat. “Engkau melihat banyak tetapi tidak memperhatikan, engkau memasang telinga tetapi tidak mendengar” (Yesaya 42:20).
Demikian juga Yeremia mengatakan, “Dengarkanlah ini … yang mempunyai mata tetapi tidak melihat, yang mempunyai telinga tetapi tidak mendengar” (Yeremia 5:21). Tuhan juga memberi peringatan di dalam Yehezkiel 12:2 agar berhati-hati, “Hai anak manusia, engkau tinggal di tengah-tengah kaum pemberontak yang mempunyai mata untuk melihat, tetapi tidak melihat dan mempunyai telinga untuk mendengar, tetapi tidak mendengar, sebab mereka adalah kaum pemberontak.”
Di dalam keterbatasannya sebagai manusia, Ayub mengakui, “Apabila Ia melewati aku, aku tidak melihat-Nya, dan bila Ia lalu, aku tidak mengetahuinya” (Ayub 9:11).
Namun Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada setiap anak-anak-Nya, Di dalam Wahyu 3:19 Ia berkata, “Barang siapa Kukasihi, ia Kutegur dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah,” dan Ia menawarkan kasih itu kepada setiap orang yang bersedia menerima-Nya, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku akan makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku” (Wahyu 3: 20).
Tujuh Berkat dalam Kitab Wahyu
Ada tujuh berkat yang dijanjikan dalam Kitab Wahyu:
- Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan (Wahyu 1:3);
- Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini (Wahyu 14:13);
- Berbahagialah dia yang berjaga-jaga (Wahyu 16:15);
- Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan Anak Domba (Wahyu 19:9);
- Berbahagialah dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. (Wahyu 20:6);
- Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini! (Wahyu 22:7);
- Berbahagialah mereka yang membasuh jubahnya (who do His commandments). Mereka akan memperoleh hak atas pohon-pohon kehidupan dan masuk melalui pintu-pintu gerbang ke dalam kota itu (Wahyu 22:14).
Pegangan yang menguatkan Jemaat
Dengan bersungguh-sungguh membaca Kitab Wahyu, jemaat akan mendapat pegangan yang menguatkan, yang memberi kuasa dan pengertian mendalam akan kasih Allah. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yohanes 3:16).
Pengorbanan Putra Tunggal-Nya, Tuhan Yesus Kristus, melalui salib telah menghancurkan semua musuh di bawah kaki-Nya (kuasa maut), dan kini ia menjadi Pemenang (Victor) dan sekarang ini duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa. Ia akan kembali untuk menjemput orang-orang yang percaya kepada-Nya.
Dalam kitab Wahyu inilah disebutkan bahwa Yesus adalah Pemenang. Yesus bahkan disebut sebagai Penakluk (Conqueror) karena telah menaklukkan maut, bangkit dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa Yang Mahakuasa dan pasti akan kembali (Sesungguhnya Aku datang segera–Wahyu 22:7a). Dalam buku A.W.Toser “Jesus is Victor” halaman 25 tertulis:
- Yesus adalah Pemenang–karya-Nya sempurna. Menghancurkan semua musuh di bawah kaki-Nya;
- Yesus adalah Pemenang–Ia tidak mati sia-sia. Bangkit dan dimuliakan; Yesus berkuasa!
- Yesus adalah Pemenang – di luar dan di dalam. Menyelamatkan dan memelihara dan menyucikan dari dosa;
- Yesus adalah Pemenang–Burung Merpati sorgawi. Datang untuk tinggal dan menyempurnakan dalam kasih;
- Yesus adalah Pemenang–surga akan bergema. Raja besar teror, di manakah sengatmu?
- Yesus adalah Pemenang–kami bersorak menang atas kubur. Kemuliaan bagi Allah, Ia berkuasa menyelamatkan!
Terdapat pesan khusus yang tersirat di dalamnya, yaitu, “jangan meremehkan dan mengabaikan pesan Allah kepada kita, seperti yang disampaikan oleh kitab Wahyu Yesus Kristus ini.”
Di dalam Malaekhi 3:16 dikatakan, “Beginilah berbicara satu sama lain orang-orang yang takut akan TUHAN: “TUHAN memperhatikan dan mendengarnya; sebuah kitab peringatan ditulis di hadapan-Nya bagi orang-orang yang takut akan TUHAN dan bagi orang-orang yang menghormati nama-Nya.”
Kemuliaan dan kebesaran Yesus dapat pula kita baca dari tujuh pernyataan Yesus tentang diri-Nya sendiri, yang terkenal dengan sebutan SEVEN “ I AM ” yaitu:
- Yohanes 6 :35–Akulah Roti Hidup (The Bread of Life)
- Yohanes 8:12–Akulah Terang Dunia (The Light of the World)
- Yohanes 10:7–Akulah Pintu (The Door)
- Yohanes 10:14–Akulah Gembala yang baik (The Good Shepherd)
- Yohanes 11:25–Akulah Kebangkitan (The Resurrection)
- Yohanes 14:6–Akulah Jalan dan Kebenaran dan Hidup (I am the Way, the Truth, and the Life)
- Yohanes 15:1–Akulah Pokok Anggur Yang Benar (The True Vine)
Tujuh Jemaat Mula-mula
Dalam kitab Wahyu 1:11 disebutkan tujuh jemaat yang mula-mula, yaitu:
- Jemaat Efesus (gereja tanpa kasih/ the Loveless Church);
- Jemaat Smirna (gereja yang teraniaya/the Persecuted Church);
- Jemaat Pergamus (gereja yang berkompromi/the Compromising Church);
- Jemaat Tiatira (gereja yang berkorupsi/the Corrupt Church);
- Jemaat Sardis (gereja yang mati/the Dead Church);
- Jemaat Filadelfia (gereja yang setia/ the Faithful Church);
- Jemaat Laodikia (gereja yang suam-suam kuku/the Lukewarm Church).
Ketujuh jemaat ini, yang dalam Wahyu 1:20 disebut juga sebagai “the seven churches,” melambangkan kehidupan kita sebagai umat manusia. Mereka merupakan jemaat mula-mula yang dibina oleh Rasul Paulus.
Pada awalnya mereka penuh kekudusan (holiness), namun lama-kelamaan mereka dipengaruhi oleh ide-ide Yahudi (dalam Wahyu 3:9 dengan jelas disebutkan “Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis (the synagogue of Satan) yaitu mereka yang menyatakan dirinya orang Yahudi, tetapi sebenarnya tidak demikian…) telah membuat Allah kecewa karena mereka tidak lagi kudus tetapi penuh dengan kelemahan dan dosa.
Kepada ketujuh jemaat ini, Tuhan selalu memberi peringatan, “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat.”
Ketujuh jemaat tersebut di atas mempunyai makna dan implikasi dalam hidup setiap orang percaya masa kini maupun masa mendatang, agar selalu memperhatikan dan mengutamakan,
- Setia sampai mati (Wahyu 2:10);
- Hidup kudus (Imamat 10:10 dan Wahyu 22:11);
- Selalu mengundang Jesus di dalam hati (Wahyu 3:20), dan terus mendalami dan menghayati Kitab Wahyu, nubuat Tuhan Jesus Kristus.
Kita tidak perlu bimbang dan ragu karena dalam kitab Wahyu, kita dinyatakan sebagai pemenang/conqueror dan bukan pecundang/loser. Dengan membaca dan mendengar kitab Wahyu, kita pasti akan mendapat berkat! Dalam Wahyu 22:7 kita dipesan agar menantikan kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya, karena Ia berjanji bahwa, “Sesungguhnya Aku datang segera Berbahagialah orang yang menuruti perkataan-perkataan nubuat kitab ini!” dan di dalam ayat 12 tertulis, “Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.”
Kiranya kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kita sekalian! Amin. (Wahyu 22:21). Haleluya.
ELK.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.