Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat. (Mzm. 80:4)
Mike Tyson adalah seorang petinju profesional yang sukses pada zamannya. Namun kemudian, ia dipenjara karena tuduhan perkosaan dan mempunyai masalah dengan kecanduan obat- obatan terlarang. Pada 2003, ia menyatakan diri telah bangkrut secara finansial dan harus membayar utang sangat besar. Dalam sebuah wawancara pada 2005, ia berkata, “Keseluruhan hidupku telah menjadi sampah—aku telah gagal. Aku hanya ingin melarikan diri, aku sungguh-sungguh malu dengan diriku sendiri dan dengan hidupku.”
Keberhasilan dan kegagalan hidup memang silih berganti. Namun, sering kali kita sendirilah penyebab kegagalan hidup kita itu. Pemazmur pun menggambarkan keadaan umat yang sangat menyedihkan: umat yang telah kenyang menangis dan seolah-olah ditinggalkan Tuhan. Padahal, mereka dulu ibarat pohon anggur yang sangat dipelihara dan disayangi; pohon anggur yang berakar dalam dan bertumbuh lebat. Kini, pohon anggur itu rusak dan tidak dipedulikan lagi. Namun, semua itu terjadi karena memang Israel tidak taat kepada Tuhan dan membuat-Nya murka. Dalam situasi ini, pemazmur memohon agar Tuhan datang dan melihat. Pemazmur berharap Tuhan berbelas kasihan dan memberi Israel kesempatan kembali.
Saat kita berada di titik terendah kehidupan, kita cenderung menyalahkan banyak hal, kecuali diri sendiri. Padahal, bisa jadi diri kita sendirilah penyebabnya. Karena itu, kita pun perlu berani terbuka dan mengevaluasi diri sendiri. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Jalan keluar terbaik dari kegagalan adalah melihat ke dalam diri.
Ayat Pendukung: Mazmur 80:2-8, 18-20; Za. 13:1-9; Why. 14:6-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.