Ketika Hingar – Bingar Reda

Ketika Hingar – Bingar Reda

Belum ada komentar 7 Views

Sri Chinmoi, seorang penulis India, mengatakan dalam bukunya ‘Perfection and Transendence’: “Peace begins when expectation ends.” (“Perdamaian dimulai bila harapan-harapan diakhiri”). Dengan itu Chinmoi hendak mengingatkan pembacanya bahwa ekspektasi adalah sesuatu yang memang wajar, namun kerap berbahaya. Sebab olehnya kita sering gagal melihat orang lain sebagaimana adanya. Sebaliknya kita memandang mereka melalui kacamata ekspektasi atau harapan kita. Entah itu sahabat kita, kekasih kita, pasangan kita, saudara kita, bahkan orang tua dan anak kita, setiap orang yang dekat dengan kita. Karena justru dari merekalah kita biasanya memiliki harapan setinggi gunung: “Tidakkah mestinya sebagai sahabat, kekasih, pasangan, orang yang dekat denganku, ia tahu apa yang aku harapkan…?”

Itulah persoalan orang Yahudi pada saat menyambut Yesus yang memasuki kota Yerusalem. Alih-alih memerhatikan Yesus yang bersahaja, dengan jubah putih bersih, menunggang keledai muda, mereka melihat Yesus sang panglima, pembebas dari cengkeraman penjajah Romawi, berbaju zirah, menunggang kuda perang. Barangkali cukup banyak penduduk Yerusalem yang sungguh-sungguh menyambutnya sebagai sang Guru yang welas-asih dan selalu siap menolong orang kecil. Namun sebagian besar tenggelam dalam euforia yang dilandaskan pada harapan atas Yesus sebagai mesias yang akan memulihkan kedaulatan dan kejayaan Israel sebagai bangsa dan negara.

Ketika Yesus turun dari bukit Zaitun menuju ke Yerusalem, Ia memandang kota itu dan menangisinya. Ia tahu bahwa di balik antusiasme dan hingar-bingar itu, terdapat harapan yang meleset dari makna karya-Nya bagi umat-Nya. Ia tahu bahwa ketika hingar-bingar itu reda, yang tertinggal hanyalah kekecewaan bahkan cerca dan pengkhianatan. Ia tahu bahwa itu semua akan berujung pada kehancuran Yerusalem, termasuk Bait Allah di dalamnya. Air mata Yesus adalah air mata Tuhan yang bersedih melihat penderitaan anak-anak-Nya, yang sebenarnya terhindarkan.

Mari, Paskah ini, jangan biarkan Tuhan meneteskan air mata karena kita.

PWS

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • DIA ADA saat kita merespon
    Lukas 3:1-6
    Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (Lukas 3:6) Akhir-akhir ini orang semakin suka melihat tayangan singkat di...
  • DIA ADA Saat Kita Menanti
    Lukas 21:25-36
    Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu (Luk 21:36a). Akhir-akhir...
  • Rayakan Yesus
    Yohanes 18:33-37
    Hari raya Kristus Raja adalah perayaan yang ditetapkan oleh gereja Katolik Roma pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI....