Sebab itu, lakukanlah perkataan perjanjian ini dengan setia, supaya kamu berhasil dalam segala yang kamu lakukan. (Ulangan 29:9)
Sebagai petani, Andika tekun menggarap ladangnya. la mencangkul tanah, menabur benih, menyiram tanaman, dan memberi pupuk secara teratur. Meskipun cuaca tidak menentu, hama mengancam, dan hasil panen belum pasti, ia tetap setia merawat ladangnya. Ia percaya bahwa ketekunan dan kesetiaan dalam pekerjaannya akan menghasilkan panen yang baik. Kesetiaan Andika ini mencerminkan pesan penting dalam Ulangan 29:2-20, yaitu kesetiaan yang berujung pada kesejahteraan.
Musa mengingatkan Bangsa Israel akan karya Allah yang luar biasa. Allah telah membebaskan mereka dari perbudakan di Mesir, memelihara mereka di padang gurun, dan memberi mereka tanah Kanaan. Semua ini menunjukkan kasih setia Allah yang tak terbatas. Namun, Allah juga menegaskan pentingnya kesetiaan umat-Nya. Ketaatan dan kesetiaan kepada Allah adalah kunci untuk mengalami berkat dan kesejahteraan dalam hidup.
Seperti petani yang setia menggarap ladangnya, kita dipanggil untuk setia bekerja setiap hari sambil tetap tinggal dalam kasih Allah. Kesetiaan kita bukan hanya sebatas ritual keagamaan, tetapi juga tecermin dalam setiap aspek kehidupan: pekerjaan, keluarga, pergaulan, penggunaan waktu, serta talenta. Ketika kita setia, kita menunjukkan kepercayaan kepada janji Allah yang membuka pintu bagi berkat-Nya yang melimpah. Mari belajar dari kesetiaan Bangsa Israel dan berkomitmen untuk hidup dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Allah, Sang Sumber segala berkat. [Pdt. Essy Eisen]
REFLEKSI:
Apa saja wujud kesetiaanku kepada Allah selama ini?
Ayat Pendukung: Ul. 29:2-20; Mzm. 1; Mat. 10:34-42
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.