Salah satu mitos yang paling bandel bertahan di dalam benak banyak orang Kristen adalah bahwa seseorang haruslah kaya untuk dapat memberi dan berbagi. Mitos ini sangat keliru, sebab hidup yang bersedia berbagi tidak berbanding lurus dengan seberapa besar dan banyak kita memiliki sesuatu. Dalam kenyataannya, begitu banyak orang yang dalam ukuran sosial tidaklah berkelimpahan, namun mampu dan mau memberi di dalam kekurangannya. Sebaliknya, tidak sedikit orang yang melimpah-limpah dalam ukuran sosial ternyata tak pernah merasa cukup, dan karenanya tak pernah mampu dan mau memberi dan berbagi.
Ibu Teresa pernah berkata, “Yang penting bukanlah berapa banyak kita memberi, namun berapa banyak cinta yang kita bubuhkan lewat pemberian kita.” Atau juga, kita perlu diingatkan oleh ucapan Amy Carmichael, “Engkau dapat memberi tanpa mencintai, namun engkau tidak dapat mencintai tanpa memberi.”
Sapaan Paulus kepada jemaat di Korintus setepatnya ingin mengikatkan pemberian pada cinta kasih. Ia memperhadapkan kepada jemaat Korintus yang relatif kaya apa artinya konsep “kaya” secara Kristiani. Kaya bukan diukur dari berapa banyak mereka dapat dan peroleh, namun dari berapa mau dan mampu mereka memberi. Untuk itu, Paulus memakai ungkapan yang sangat khusus: “kaya dalam pelayanan kasih” (ay. 7). Inilah konsep “kaya” di dalam kekristenan.
Anda ingin kaya? Simak baik-baik bacaan kita minggu ini. Dan mulailah belajar menjadi “kaya dalam pelayanan kasih” … mulai hari ini.
ja
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.