Kamulah saksi-saksi dari semuanya ini. (Luk. 24:48)
Suatu ketika seorang penjual apel buta mengalami kebaikan Tuhan. Ia ditabrak oleh sekumpulan anak-anak yang sedang berlari kencang dan seluruh apel yang ia bawah jatuh berserakan ke mana-mana. Ia mengumpulkan apel-apel yang jatuh itu dengan susah payah, lalu ia merasakan ada sosok yang membantu ia mengumpulkan apel-apel yang berserakan itu. Ia bahkan menerima sejumlah uang di keranjang apelnya. Dalam kebingungannya, penjual apel itu mengatakan saya berjumpa dengan Yesus.
Lukas 24:48 menegaskan status murid-murid Tuhan sebagai saksi. Murid-murid itu adalah saksi Kristus yang harus mempersaksikan tentang pertobatan pengampunan dosa. Hidup murid-murid harusnya berisi tentang pertobatan dan bagaimana mereka sungguh-sungguh telah diampuni. Penjual apel buta merasakan kebaikan Tuhan melalui seorang yang telah hidup sebagai saksi Tuhan. Orang yang telah menolong si penjual apel telah melakukan kebaikan dan menghadirkan kasih Kristus, sekalipun si penjual apel tidak dapat melihatnya.
Kita telah diampuni harusnya kita hidup dalam pertobatan sebagai ungkapan syukur. Marilah kita menampilkan Tuhan dalam keseharian kita, sehingga tanpa perlu kita mengatakan saya anak Tuhan, orang sudah melihat Tuhan dalam hidup kita. Mari hidup sebagai saksi Kristus yang tanpa perlu mengatakan dengan lantang saya saksi Kristus, orang sudah melihat Kristus dalam hidup kita. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Mari hidup sebagai saksi Kristus, sehingga orang melihat Kristus dalam hidup kita.
Ayat Pendukung: Mzm. 93; Ef. 1:15-23, Kis. 1:1-11; Luk. 24:44-53
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.