Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. (2Kor. 1:9)
Di mana-mana ujian selalu ada. Di sekolah, setelah mengikuti pelajaran siswa diuji pengetahuannya. Di jalan raya, para pengendara diuji kepatuhannya dalam berlalu lintas. Di rumah, seorang ibu sering mendapat ujian kesabaran dalam mengatur rumah tangga, mengurus anak-anak dan keluarga. Di kantor, pegawai mendapat ujian saat menghadapi bawahan atau atasan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan yang ditugaskan. Setiap ujian jika dapat dilalui dengan baik akan menolong kita untuk lebih maju dan bertumbuh ke arah yang lebih baik.
Demikian juga dalam iman kepada Tuhan, ada ujian yang harus ditempuh. Ujian iman biasanya memang lebih berat, sebab menyangkut hubungan umat dengan Tuhan. Paulus pun mendapat ujian terhadap imannya. Kepada jemaat Korintus, Paulus menceritakan bagaimana penganiayaan dan penderitaan yang dialaminya membuat ia begitu sengsara, seolah dijatuhi hukuman mati. Tetapi, dalam segala penderitaan Paulus justru menyatakan syukurnya, “Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan kepada diri kami sendiri ….” Bagi Paulus, semua ujian tersebut menyadarkannya bahwa yang membuat ia kuat dalam penderitaan bukan dirinya sendiri, tetapi Tuhan; hanya Tuhan yang dapat diandalkan. Jika Tuhan yang kita andalkan dan kepada-Nya kita percaya, maka tidak ada ujian yang terlalu berat di dunia ini.
Sebab, Dia yang menopang dan menguatkan kita. (Pdt. Henni Herlina)
DOA:
Engkau kekuatan kami Tuhan. Kepada-Mu kami percaya. Amin.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.