Sebagai ganti keadaanmu dahulu, ketika engkau ditinggalkan, dibenci, dan tidak dilalui seorang pun, sekarang Aku akan membuat engkau menjadi kebanggaan abadi, menjadi kegirangan turun-temurun. (Yesaya 60:15)
Dalam perjalanan kehidupan, kita tidak akan berhenti pada satu titik atau kondisi yang sama. Hidup akan terus berubah dan berjalan. Akan ada saat di mana banyak orang peduli dan mengagumi kita, tetapi kita juga harus siap menghadapi saat di mana kita merasa sendiri, bahkan kesepian.
Bangsa Israel pernah menjadi bangsa yang besar dan mampu mengalahkan banyak musuh. Mereka juga berhasil membebaskan diri dari tanah penindasan. Namun, mereka juga pernah menjadi bangsa yang kalah akibat meragukan TUHAN serta melakukan banyak pelanggaran. Bangsa Israel pernah berada pada satu titik di mana mereka ditinggalkan, dibenci, dan tidak dipedulikan oleh orang lain. Namun, Nabi Yesaya mengatakan bahwa Allah akan mengubah keadaan itu. Mereka akan berubah menjadi kebanggaan dan kegirangan turun-temurun.
Dalam berbagai fase kehidupan yang terus berubah, ada satu hal yang tidak berubah, yaitu penyertaan Tuhan. Tuhan ada saat kita dipuji dan dikagumi, tetapi Tuhan juga ada saat kita ditertawakan dan ditinggalkan. Tuhan ada saat kita meraih keberhasilan, tetapi Tuhan juga ada saat kita terpuruk dalam kegagalan. Tuhan ada di setiap titik kehidupan kita. Kita mungkin tidak akan selamanya berada di satu titik, tetapi Tuhan akan selalu ada dalam setiap titik kehidupan kita. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Tidak ada yang abadi dalam hidup, tetapi Tuhan selalu ada.
Ayat Pendukung: Yes. 60:8-16; Mzm. 24; Luk. 1:1-4
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.



Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.