… belum ada semak apa pun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apa pun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu …. (Kej. 2:5)
Pada bulan Oktober 2019, presiden terpilih Indonesia, Jokowi mengumumkan dan memperkenalkan susunan menteri Kabinet Indonesia Maju. Setelah menyebut nama dan jabatan masing- masing, Presiden Jokowi menjelaskan tugas dan tanggung jawab mereka. Penyebutan tugas itu adalah penegasan mengenai apa yang harus mereka kerjakan dengan sungguh-sungguh.
Dalam kisah penciptaan di Kitab Kejadian, diceritakan bagaimana Allah menciptakan bumi dan segala isinya. Menurut kisah penciptaan itu, manusia diciptakan dalam urutan terakhir. Nas kita mengisyaratkan sebuah kondisi, yakni Allah menciptakan manusia dengan sebuah maksud. Manusia diharapkan mampu mengusahakan tanah dan mengolahnya dengan baik. Deskripsi tugasnya jelas, manusia mengusahakan tanah, mengolah, merawatnya.
Berbicara tentang deskripsi tugas, jelas, tugas manusia adalah merawat bumi. Tugas yang sudah semestinya dilakukan, namun sering kali terlupa. Lihat saja, misalnya, selokan mampet, sungai kotor, atau hutan terbakar. Kerusakan alam adalah bukti kegagalan manusia menjalankan tugas dan peran yang diberikan Allah. Perbuatan sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menyediakan daerah resapan di sekitar rumah haruslah kita upayakan. Jangan sampai kita pandai berbicara tentang kasih, namun kita lupa atau gagal merawat dan mencintai bumi. [Pdt. Firmanda Tri Permana]
REFLEKSI:
Manusia diciptakan Tuhan bukan hanya untuk diam di atas bumi, namun untuk merawat dan memeliharanya dengan baik.
Ayat Pendukung: Mzm. 33:12-22; Kej. 2:4b-7; 1Kor. 15:42b-49
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.