Bumi Baru

Bumi Baru dan Langit Baru

Belum ada komentar 988 Views

Bapak Pendeta yang baik, Hampir semua orang memahami bahwa Zaman Akhir adalah suatu masa yang menunjuk kepada kesudahan zaman, yakni hari di mana Tuhan akan mengakhiri kehidupan dan keberadaan ciptaan-Nya, kiamat, atau end of the day. Pada waktu itu seluruh isi bumi (bahkan alam semesta) akan dihancurkan, diluluhlantakkan, dan dilenyapkan. Orang-orang terpilih akan dimuliakan Tuhan dan dibawa ke Surga sedangkan mereka yang tidak dikehendaki akan dicampakkan ke kematian abadi di neraka.

Di sisi lain saya juga mendengar pengajaran bahwa zaman akhir adalah suatu masa yang menunjuk kepada hadirnya bumi dan langit baru, yang akan ditinggali oleh orang-orang terpilih agar mereka merasakan damai sejahtera dalam kehidupan bersama Tuhan seperti di Taman Eden dulu. Segala kejahatan sudah tidak akan ada, orang-orang jahat dilenyapkan, hanya kedamaian dan sejahtera saja yang ada, bahkan singa akan merumput bersama domba.

Kedua hal itu benar-benar sangat berbeda dan membuat saya bingung mau mengimani yang mana? Sebagai orang yang beribadah di GKI (dan merasa sebagai orang GKI) saya ingin mendapatkan penegasan pengajaran dari Bapak yang merepresentasikan pandangan dan iman rata-rata Pendeta GKI mengenai Zaman Akhir itu, untuk menjadi pegangan dan tuntunan bagi saya. Terima kasih atas kebaikan Bapak merespons kebingungan saya. (M.Gunawan – simpatisan militan)

Jawab:

Saudara Gunawan yang baik, Dalam kitab Wahyu, jelas dikatakan bahwa Allah akan membaharui segala sesuatu (Wahyu 21:5), bukan menggantikan dengan yang lain. Dari kata ‘membaharui’ jelas yang baru ini adalah kelanjutan dari yang lama. Bahwa proses pembaharuan itu melalui penghancuran terlebih dahulu bisa saja (Yes. 34:4, 51:6). Begitu juga disebutkan bahwa Yerusalem baru itu turun dari Surga. Jadi jelas Yerusalem baru itu tidak sama dengan Surga.

Apa pun itu, yang mau ditekankan adalah terjadinya sebuah pembaharuan. Tidak penting proses pembaharuan itu seperti apa. Sejujurnya Alkitab juga tidak bicara dengan jelas apakah yang baru itu merupakan kelanjutan dari yang lama atau sama sekali baru dan tidak ada hubungannya dengan yang lama. Namun justru karena Alkitab tidak berbicara jelas mengenai langit dan bumi yang baru ini, maka terbuka pilihan buat kita untuk menafsirkannya:

1). Yang baru tidak ada hubungannya dengan yang lama. Penafsiran seperti ini akan mendorong umat untuk tidak menjaga dan merawat bumi ini, karena toh nanti semuanya akan diganti.

2). Yang baru itu merupakan kelanjutan dari yang lama. Secara etis penafsiran ini lebih punya manfaat, yaitu mendorong umat untuk menjaga dan merawat bumi ini karena nanti yang baru masih merupakan kelanjutan dari yang lama.

Berangkat dari pertimbangan etis ini, maka saya lebih memilih bahwa langit dan bumi yang baru itu adalah kelanjutan dari langit dan bumi yang lama (yang tentu telah diperbaharui). Jika demikian, lalu apa arti ungkapan: ‘langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu’? (Wahyu 21:1). Bagi saya ungkapan ini mau menunjukkan bahwa pembaharuan Allah terjadi secara sempurna, sehingga jejak yang lama tidak tampak lagi…itu saja.•

»PDT. RUDIANTO DJAJAKARTIKA

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Pastoralia
  • KAMI BERTANYA
    KAKAK PENDETA MENJAWAB
    Kak, kenapa kalau saya disuruh ikut doa sama papa mama kok ngantuk terus nggak konsentrasi, apalagi kalau doanya lama?...
  • Yesus yang Sulung
    Bapak Pendeta yang baik, Mohon pencerahan dari Bapak perihal kebangkitan orang mati. Dalam Kolose 1:18 dikatakan bahwa: Ialah kepala...
  • Kerajaan Surga vs Kerajaan Allah?
    Bapak Pendeta yang baik, 1. Apakah sebenarnya yang disebut dengan Kerajaan Allah itu? Samakah ia dengan Kerajaan Surga? Saya...
  • Tentang Hari Sabat
    Bapak Pendeta yang baik, Mohon pencerahan dari Bapak Pendeta atas kebingungan serta ketidakmengertian saya supaya iman dan ibadah saya...