“Wah, bener-bener Beyond banget emang nih!” Demikian kalimat yang bisa dikatakan menjadi canda, tetapi juga kenyataan sehari hari dalam kepanitiaan Natal 2021, bahkan sejak pertama kali dibentuk, sebelum tema “Beyond” itu sendiri diputuskan untuk dipakai. Betapa tidak, rapat perdana pembentukan panitia saja dilakukan pada tanggal 1 Juli. Yang menjadi anggota panitia— meskipun kebanyakan sering terlibat aktif di berbagai komisi di gereja— belum pernah menjadi panitia untuk “gereja besar”. Kemudian dalam perjalanannya, panitia pun berulang kali diajak untuk menghayati terlebih dahulu tema yang kami pilih bersama ini, melalui pengalaman dan persiapan-persiapan kami. Refleksi pribadi dan bersama memang merupakan hal yang dikedepankan dalam kepanitiaan ini. Setiap rapat selalu diawali dengan momen perenungan dan sharing, sehingga anggota panitia pun dapat mengambil waktu untuk merasakan bagaimana Tuhan bekerja dalam hidup kami masing-masing, khususnya dalam kerangka keterlibatan kami dalam kepanitiaan ini.
Dalam rapat sie Acara yang pertama, di tengah kebingungan tim kecil personil yang semuanya belum pernah merancang acara untuk jemaat secara keseluruhan, muncul sebuah pertanyaan yang dilemparkan oleh Pnt. Narendrata, “Sebetulnya, apa yang kita harapkan dapat dirasakan jemaat melalui rangkaian acara yang akan kita rancang ini? Goal akhirnya apa?” Jawaban yang akhirnya kami sepakati sangat sederhana, yaitu ingin agar jemaat merasakan kasih Tuhan yang begitu besar hingga Ia datang ke dunia, dan jemaat kemudian bergerak membagikan kasih tersebut kepada sesama. Sederhana, karena merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Namun, dalam percakapan tersebut kami membahas bagaimana secara sadar maupun tidak, ada banyak batasan-batasan yang kita ciptakan dalam kehidupan kita, membentuk kelompok-kelompok “kita” dan “mereka”, meskipun terkadang yang kita sebut sebagai kelompok “kita” pun memiliki berbagai perbedaan, baik dari segi usia, latar belakang budaya, ekonomi, pendidikan, pekerjaan, pengalaman, dan seterusnya.
Berangkat dari diskusi di atas, tema “Beyond” pun diusulkan. Kata “Beyond” dipilih karena dalam bahasa Inggris, beyond berarti at or to the further side of atau happening or continuing after (a specified time or event). Dengan kata lain, Beyond (melampaui) bermakna beranjak dari satu tempat yang spesifik atau batasan tertentu, menuju tempat yang lebih jauh atau melebihi batasan tersebut. Beyond adalah besarnya kasih Allah yang melampaui segala akal, beyond adalah ketika Ia memilih untuk datang ke dunia ini, dan ketika kedatangan Nya di dunia melampaui batasan batasan yang ada di masyarakat. Beyond adalah ketika kedatangan bayi Kristus masih terus memiliki makna yang mendalam bagi kita dan banyak orang di seluruh dunia, saat ini, di tahun 2021. Beyond adalah ketika kita di tahun 2021 ini merayakan Natal virtual yang kedua kalinya, tetapi tetap merasakan kasih dan sukacita bersama. Beyond adalah ketika kita membuka diri untuk pengalaman pengalaman baru, pemikiran pemikiran yang belum pernah kita dengarkan sebelumnya, pertemuan dan persahabatan dengan “mereka” yang tadinya kita anggap berbeda dengan “kita”.
Dengan semangat itulah, panitia kemudian bergerak merancang kegiatan-kegiatan yang penuh dengan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu hal paling terlihat dalam rangkaian acara Natal tentunya merupakan kehadiran dan keterlibatan sahabat-sahabat Tuli, baik dalam ibadah di minggu ke-2 Adven, maupun sebagai lektor setiap minggunya dan juga dalam rangkaian kisah drama yang ditampilkan selama Adven. Perjalanan bersama sahabat sahabat Tuli merupakan pengalaman “melampaui” yang sangat berkesan bagi tim panitia. Awalnya, panitia bermaksud mengajak teman Tuli untuk melayani bersama pada ibadah Minggu ke-2, setelah memutuskan untuk meminta kelompok-kelompok “berbeda” untuk melayani dalam ibadah. Namun, dalam percakapan, kami diingatkan bahwa semestinya jika memang ingin bersikap inklusif, maka teman Tuli bukan sekadar diajak untuk “mengisi acara”, melainkan dilibatkan sejak awal untuk merancang ibadah bersama.
Prinsip ini yang kemudian kami hayati dalam setiap rangkaian acara yang ada, bahwa setiap pihak yang mengambil bagian diajak urun rembuk bersama, bukan diberikan pakem acara untuk diikuti. Kelompok petugas setiap Minggu pun bukan hanya bertugas melayani, melainkan liturgi yang dirancang juga disesuaikan dengan gaya yang khas, yang dinikmati, atau yang disepakati oleh kelompok yang bertugas. Melalui ibadah-ibadah dengan nuansa yang berbeda-beda ini, panitia ingin mengajak jemaat untuk dapat “melampaui” konsep yang selama ini kita miliki mengenai ibadah umum, yang sering kali justru tidak merangkul jemaat secara keseluruhan.
Kegiatan-kegiatan lain dalam rangkaian acara yang digarap oleh panitia Natal pun diarahkan untuk hal yang sama: mari melakukan sesuatu yang berbeda yang selama ini tidak pernah kita lakukan sebelumnya. Mari berdiskusi bersama-sama dengan seluruh keluarga atau dengan teman teman kita. Mari melakukan aksi penuh kasih baik kepada anggota keluarga, teman, atau orang lain, sesama kita, khususnya yang selama ini kita anggap “berbeda”. Mari berkumpul membahas topik-topik yang unik dan menarik setiap minggunya. Mari ambil waktu untuk mendoakan pokok doa bersama yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Mari, duduk diam, menikmati napas yang Tuhan berikan kepada kita, dan merenungkan kasih-Nya.
Sungguh tak pernah terbayangkan bahwa respons yang akan kami dapatkan pun “melampaui” dugaan. Salah satu hal besar yang mungkin tidak terlihat di jemaat umum adalah kerjasama antara Komisi Anak dengan Komisi Senior yang akan merayakan Natal bersama pada tanggal 29 Desember nanti. Selain itu, ada begitu banyak orang dan kelompok kelompok pelayanan yang terlibat dan diminta untuk bekerja sama dalam rangkaian acara “Beyond” ini, bahkan yang sebelumnya sangat jarang terlibat bersama-sama mengerjakan sesuatu.
Dalam semuanya, panitia meyakini bahwa kami berusaha melakukan apa yang dapat kami lakukan, tetapi Tuhan sendiri yang melakukan yang terbaik, dan yang memungkinkan semuanya terjadi sedemikian rupa. Tuhan yang bergerak dan hadir “melampaui” hari kelahiran bayi Yesus, sehingga masih terus bergerak dan hadir dalam perjalanan kita saat ini. Berulang kali kami, panitia, dibuat tercengang karena ada hal-hal yang tidak kami sangka dan bahkan sempat membuat kami kecewa atau putus asa, tetapi ternyata di sana Tuhan menunjukkan kuasa-Nya yang sungguh “beyond”. Kami berharap bahwa setiap orang yang terlibat, yang mengikuti dan menikmati rangkaian acara di masa raya Natal ini, juga dapat sungguh merasakan kasih dan sentuhan Tuhan yang sedemikian “beyond” itu, dan kiranya kita pun terus bergerak “melampaui” dalam membagikan kasih Tuhan di sekitar kita.•
|AIKO SUMICHAN
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.