TUHAN, siapa yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? … Yaitu diayang berlaku tidak bercela….(Mazmur 15:1a, 2a)
Ronald adalah seorang direktur perusahaan asuransi. Selama tiga puluh tahun, ia berkarya di perusahaan tersebut. Kemajuan perusahaan terasa signifikan sejak ia menjabat sebagai direktur. Ronald dihormati oleh komisaris maupun para bawahannya. Namun, hatinya gelisah. Ia menyadari ada beberapa keputusan yang tidak sesuai dengan standar moral. Ronald pun memutuskan mengubah hidupnya. Ia mulai memperbaiki cara bekerja, menolak keuntungan yang diperoleh dengan cara tidak jujur, dan meminta maaf kepada orang yang dirugikan. Meskipun ia kehilangan beberapa peluang bisnis, hatinya menjadi lebih damai.
Pemazmur dalam bacaan hari ini mengingatkan bahwa ukuran keberhasilan di hadapan TUHAN bukanlah prestasi duniawi, melainkan bagaimana kita menjalani hidup dengan hati yang tulus dan menjaga hubungan yang benar dengan sesama. Pemazmur mengajarkan bahwa mereka yang lakunya tidak bercela, yang berbuat adil, mengatakan kebenaran, serta tidak mencari keuntungan dengan cara yang tidak benar, adalah orang-orang yang dapat menghadap TUHAN dengan leluasa.
Saat ini, dunia sering memandang jabatan, popularitas, dan kekayaan sebagai ukuran kesuksesan. Pandangan ini sangat materialistis. Namun, kita diingatkan bahwa kehidupan tidak hanya soal materi yang fana, tetapi juga nilai spiritual yang kekal. Allah menghendaki hidup yang tidak bercela dan penuh kejujuran. [Pdt. Natanael Setiadi]
REFLEKSI:
Penilaian manusia membuat kita bangga, penilaian Allah membuat kita bahagia.
Ayat Pendukung: Kej. 13:1-18; Mzm. 15; Ef. 3:14-21
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.