Berdamai dengan Allah dan Sesama

Luk. 15:1-3, 11-32

Belum ada komentar 1080 Views

Apakah yang melegakan seseorang untuk dapat menikmati hidupnya? Dibebaskan dari rasa bersalah dan merasakan bahwa Allah memperkenankan dirinya. Rasa bersalah dapat mengrogoti kegembiraan dan keyakinan kita sebagai mahluk yang diperkenankan Allah. Rasa bersalah mendesak kita untuk menjauhi Allah dan juga sesama. Rasa bersalah justru dapat menyeret kita dalam tindakan jahat lainnya.

Allah tahu bahwa pengampunan adalah kebutuhan hidup manusia. Yesus pun mengajarkan kita berdoa, “ampunilah dosa kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami.” Pengampunan memberikan kita kemerdekaan untuk membuat keputusan terbaik di dalam hidup ini. Betapa rusaknya hidup yang tidak dapat membagikan pengampunan dengan kemurahan hati.

Kisah pengampunan dalam perumpamaan Yesus mengingatkan kita untuk menjadi si bungsu yang dengan rendah hati mengaku dosa di hadapan Allah maka Allah akan mengampuni dengan limpahan kasih-Nya. Namun jadilah pihak yang juga mau membagi pengampunan kepada orang lain. Jadilah anak sulung yang bersedia memaafkan bungsu dan ikut bergembira dalam kegembiraan Bapa. Marilah kita bagikan pengampunan Allah di dalam kehidupan yang sarat dengan kemarahan, kebencian, dan dendam ini.

dva

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • DIA ADA saat kita merespon
    Lukas 3:1-6
    Semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan (Lukas 3:6) Akhir-akhir ini orang semakin suka melihat tayangan singkat di...
  • DIA ADA Saat Kita Menanti
    Lukas 21:25-36
    Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu (Luk 21:36a). Akhir-akhir...
  • Rayakan Yesus
    Yohanes 18:33-37
    Hari raya Kristus Raja adalah perayaan yang ditetapkan oleh gereja Katolik Roma pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI....